Harmoni dalam Tubuh Jasmani dan Rohani

Oleh BAVO BENEDICTUS SAMOSIR, OCSO*

 

Tubuh jasmaninya yang sudah tidak berdaya, akhirnya membuat dirinya pasrah untuk diistirahatkan di rumah sakit. Sebenarnya sudah satu minggu lalu ia sudah merasakan tubuh jasmaninya memerlukan istirahat. Ia merasakan kurang enak badan, namun semangat rohaninya mengabaikan tubuh jasmaninya yang melemah. Hampir tidak ada waktu santai di rumah. Ia selalu sibuk dengan banyak kegiatan sosial dan pelayanan di luar rutinitasnya melayani pasien di rumah sakit sebagai seorang fisioterapis.

Biasanya setiap hari ia melayani pasien, namun kali ini ia menjadi pasien yang harus dilayani. Ia terbatuk-batuk tanpa henti, badan terasa lemas dan sulit untuk menelan makanan. Ia menyadari kebodohan dirinya yang tidak mau menghiraukan sinyal yang disampaikan oleh tubuh jasmaninya di awal minggu lalu. Kalau saja dia mau menanggapi sinyal itu, pasti dia tidak akan tergeletak di kasur berseprei putih ini. Namun nasi sudah menjadi bubur. Ia hanya menatap ke langit-langit putih di ruang persegi empat itu. Akhirnya dalam lemah tak berdaya, ia sadar betapa berharganya kesehatan itu.

Manusia adalah mahluk yang memiliki berbagai aspek antara lain aspek material-jasmani dan immaterial-rohani. Dalam Kitab Kejadian 2:7 dikatakan, “Tuhan  Allah membentuk manusia dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya, sehingga manusia itu menjadi makhluk yang hidup”. Kita harus bisa menghidupi keduanya dalam harmoni agar hidup kita sehat secara jasmani dan rohani. Melalui tubuh jasmani dan rohani dalam kesatuannya, kita menjalani kehidupan di dunia ini setiap hari.

Tubuh jasmani kita akan memberikan signal yang membutuhkan perhatian dari diri kita, jika kita mengabaikannya. Kita harus peka terhadap sinyal yang disampaikan kepada kita untuk kita tindak lanjuti. Jika kita mengabaikannya meskipun sinyal sudah disampaikan maka tubuh jasmani kita akan jatuh sakit. Tubuh jasmani yang sakit bisa memengaruhi keadaan tubuh rohani kita. Untuk itu kita perlu memberi perhatian kepada tubuh jasmani kita sebelum sakit, misalnya dengan beristirahat jika memang kita lelah.

Kita mengimani bahwa tubuh jasmani kita adalah bait Roh Allah (1 Korintus 6:19-20). Tuhan menghuni tubuh kita dan menjadikan tempat di mana kita dapat bertemu dan mengenal-Nya. Jadi betapa kita harus memelihara tubuh jasmani kita. Memelihara tubuh jasmani antara lain dengan olah raga, jalan kaki, bersepeda, makan makanan yang sehat, minum air putih yang banyak dan istirahat yang cukup setiap harinya. Kesehatan jasmani yang baik berkaitan dengan kesehatan rohani. Ungkapan Latin klasik yang populer mens sana in corpore sano, yang berarti “dalam tubuh yang sehat terdapat pikiran yang sehat,”

Tubuh rohani kita juga merupakan dimensi yang penting dalam diri kita. Kita perlu memelihara tubuh rohani kita. Memelihara tubuh rohani dapat kita usahakan dengan berdoa yang membuat kita terjalin secara lebih mendalam dengan Tuhan Allah Sang Pencipta kita. Kita merayakan Ekaristi minimal seminggu sekali di gereja sebagai umat Allah yang bersama-sama menyembah Dia dalam perayaan Ekaristi suci. Kita terlibat dengan pelayanan untuk membantu sesama kita yang membutuhkan bantuan baik material ataupun non material dan yang tidak kalah pentingnya adalah mengusahakan rasa syukur kepada Tuhan atas segala sesuatu yang telah kita terima dari-Nya. Kita menjalin relasi yang baik dengan sesama di sekitar hidup kita, khususnya keluarga, teman, dan tetangga dekat kita.

Tubuh rohani dan tubuh jasmani secara harmoni menentukan keberadaan kita sebagai manusia. Mereka berbeda bagian dan perannya, namun keduanya saling terhubung dan berpengaruh satu sama lain. Keterhubungan mereka diungkapkan dalam kitab Amsal 17: 22, “Hati yang gembira adalah obat yang manjur, tetapi semangat yang patah mengeringkan tulang.”  Jadi ada hubungan yang kuat antara kesehatan jasmani dan rohani. Kondisi rohani kita memengaruhi kesehatan tubuh jasmani kita.

Sudah dua hari ia berada di ruangan tidur pasien rumah sakit. Berangsur-asur ia merasakan tubuh fisiknya membaik. Keyakinan bahwa Tuhan ada di sisinya membuat ia semangat untuk sembuh. Ia menaati apa yang dikatakan dokter dan perawat kepadanya. Pengalaman ini menjadi pelajaran baginya agar memerhatikan tidak hanya tubuh rohaninya tetapi juga tubuh jasmaninya. Tuhan sendiri sangat menghargai tubuh manusia dengan menjelma di dalam tubuh jasmani yang sama dengan manusia. “Sabda menjadi daging dan tinggal di antara kita”. (Yohanes 1:14). Mengusahakan kesehatan tubuh jasmani dan juga tubuh rohani adalah sebuah ungkapan cinta kita terhadap diri kita sendiri dalam arti positif. Ia berjanji akan mengusahakan ada harmoni antara tubuh jasmani dan rohaninya hingga kedatangan Tuhan Yesus Kristus.

*Penulis adalah Rahib dan Imam – Mount St. Yoseph Abbey –Roscrea Co. Tipperary- Irlandia.

Saat ini sedang berada di Rawaseneng

 

 

Bagikan:

Recommended For You

About the Author: redinspirasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *