Hari ini kita merayakan pesta 1 orang kudus, yaitu St. Laurensius – diakon dan martir. Ketika Paus Sixtus II (257-258) mengangkat dia sebagai pengurus harta kekayaan gereja, dia membagikan derma kepada kaum miskin. Atas perintah Kaisar Paus dibunuh, dan Laurensius dipaksa untuk menyerahkan harta benda itu. Laurensius mengumpulkan orang-orang miskin dan menyerahkan mereka kepada kaisar dengan mengatakan: “Inilah harta kekayaan gereja”. Maka, kaisar marah dan membunuh dia dengan cara memanggang/membakar dia hidup-hidup. Dia mati sebagai martir.
Melalui 2Kor 9: 6-10 Paulus menyapa umatnya: “Saudara-saudara, orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit juga, dan orang yang menabur banyak, akan menuai banyak juga. Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita.
Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kamu, supaya kamu senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu dan malah berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan. Seperti ada tertulis: “Ia membagi-bagikan, Ia memberikan kepada orang miskin, kebenaran-Nya tetap untuk selamanya.”
Ia yang menyediakan benih bagi penabur, dan roti untuk dimakan, Ia juga yang akan menyediakan benih bagi kamu dan melipatgandakannya dan menumbuhkan buah-buah kebenaranmu.
Yohanes dalam injilnya (Yoh 12: 24-26) mewartakan sabda Yesus: “Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah.
Barangsiapa mencintai nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, tetapi barangsiapa tidak mencintai nyawanya di dunia ini, ia akan memeliharanya untuk hidup yang kekal. Barangsiapa melayani Aku, ia harus mengikuti Aku dan di mana Aku berada, di situ pun pelayan-Ku akan berada. Barangsiapa melayani Aku, ia akan dihormati Bapa.
Hikmah yang dapat kita petik:
Satu, Laurensius menyatakan dengan jelas bahwa harta kekayaan Gereja pertama-tama adalah kaum miskin (umat Allah), dan bukan harta duniawi yang bisa dengan mudah dirampas/diambil alih secara paksa. Semoga kita pun menempatkan mereka sebagai anugerah Allah yang hidup, dan bukan kaum penghalang yang layak untuk disingkirkan.
Dua, sebagaimana telah diteladankan Yesus, Laurensius pun telah menabur banyak bagi umat Allah, lebih-lebih dengan memberikan hidupnya sendiri, karena membela kaum papa dan miskin.
Semoga akan makin banyak orang yang terispirasi oleh keteladanan yang telah diwariskannya. Amin.
Mgr Nico Adi MSC