Kisah Cura Personalis di Sekolah

Buku berjudul Amare et Servire: Praktik Cura Personalis di Sekolah diluncurkan di kompleks Gereja Paroki Santa Theresia, Bongsari, 11 Juli 2024. Dua penulis buku Romo A. Mintara Sufianta SJ dan Agnes Evi Diasristanti (guru SD Kanisius Girisonta) hadir dalam peluncuran buku yang dilanjutkan dengan bedah buku bersama Annastasia Ediati, seorang dosen dan pemerhati pendidikan.

Buku yang diterbitkan oleh Penerbit OBOR pada April 2024 lalu ini berisi empat bagian utama. Bagian pertama berisi 15 kisah pengalaman Agnes Evi Diasristanti dalam mendampingi para murid di SD Kanisius Girisonta. Kisah tersebut sangat kental dengan nuansa Cura personalis yang berarti perhatian pada setiap pribadi. Cura personalis dan cura animarum yang berarti merawat jiwa-jiwa, menjadi nilai dasar untuk merawat kerasulan pendidikan Kristiani (cura apolostica).

Agnes Evi Diasristanti

Kisah-kisahnya ditulis secara ringan dan sederhana, dilengkapi dengan temuan keutamaan-keutamaan, kutipan Kitab Suci, dan pertanyaan-pertanyaan reflektif bagi pembacanya yang diharapkan bisa menjadi sarana refleksi pribadi.

Bagian kedua terdiri dari lima belas kutipan singkat. Dibuat singkat supaya kutipan tersebut menjadi kata-kata motivasi dan pokok renungan atau doa pribadi.

Bagian ketiga  berisi empat tulisan pendek yang bisa menjadi bacaan rileks untuk dicecap-cecap pada waktu luang atau hening.

Bagian keempat memuat sepuluh doa singkat. Selain empat bagian utama tersebut, buku tersebut memuat Kata Pembuka (Cura Personalis), Pendahuluan (Experencia Magistra Vitae), dan Kata Penutup (Amare et Servire).

Annastasia Ediati

Terkait dengan proses kreatifnya, Evi mengatakan, buku tersebut lahir karena kebiasaannya menulis pengalaman sehari-harinya di sekolah sebagai guru bersama para muridnya. “Saya bersama anak-anak itu selalu membagi cerita-cerita pengalaman sehari-hari, kegiatan hari ini ngapain saja itu saya share di media sosial. Ada di Facebook. Ada di Instagram. Ada di Story WA. Setiap hari saya sharing lewat media sosial. Saya sharing kepada teman-teman. Hari ini kejadiannya menyenangkan, saya sharing kepada teman-teman. Hari ini saya capek banget, saya sharing kepada teman-teman,” katanya.

Romo Mintara menyampaikan dirinya tertarik ketika membaca tulisan-tulisan Evi di media sosial terkait kisah dan pengalamannya mendampingi para murid yang beragam karakter dan cara menangani setiap tantangannya. Dari kisah-kisah yang ditulis Evi, Romo Mintara mengajak Evi untuk menulis buku bersama. “Saya itu selalu tertarik pada pengalaman-pengalaman yang menarik saja, yang kira-kira kalau dibagikan kepada orang lain, itu bisa membuat mereka minimal gembira, syukur-syukur termotivasi, terinspirasi,” katanya.

Romo A. Mintara Sufianta SJ

Psikolog dan dosen Annastasia terkesan dengan buku tersebut. “Kesan pertama saya, buku ini sangat sederhana. Bahasanya sederhana. Peristiwanya keseharian. Siapapun bisa bercermin melalui tulisan ini. Tidak hanya guru, orang tua juga bisa bercermin,” katanya. Menurutnya, orang tua yang peduli pada anak mesti mempunyai jiwa pendidik.

Menurut penyelenggara, buku tersebut diharapkan dapat menyapa, mengiringi perjalanan panggilan hidup dan tugas perutusan para guru, serta dapat menjadi semacam surat cura personalis untuk para guru. Buku ini tidak berisi teori pendidikan atau panduan administratif, tetapi lebih merupakan sharing pengalaman, refleksi dan permaknaan menjalani panggilan hidup dan tugas perutusan sebagai guru.

Selain itu, terbitnya buku Amare et Servire yang berarti Mencintai dan Melayani itu diharapkan juga dapat mengobarkan nyala api semangat teman-teman guru di Indonesia (khususnya para guru Kristiani) di dalam melanjutkan langkah-langkah hatinya mengiringi perjalanan hidup para murid yang dipercayakan Tuhan dalam pengasuhan mereka.

Bagikan:

Recommended For You

About the Author: redinspirasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *