Hari ini adalah hari peringatan 3 orang kudus: St. Marta, Maria dan Lazarus. Mereka adalah para sahabat Yesus dan sering dapat kunjungan karena Yesus memang amat menyayangi mereka. Dalam Injil diceritakan bahwa Marta sibuk melayani sedangkan Maria dengan setia mendengarkan ajaran Yesus. Martalah yang menyatakan kepercayaannya bahwa Yesus adalah Mesias, Anak Allah.
Ketika mendengar bahwa Lazarus meninggal, Yesus masih berada di seberang Sungai Yordan dan baru beberapa hari kemudian ke rumah mereka di Betania. Lalu, Dia dan para murid-Nya pergi ke makam dan membangkitkan Lazarus.
Melalui 1Yoh 4: 7-16, Yohanes menyapa umatnya: “Saudara-saudaraku yang terkasih, marilah kita saling mengasihi, sebab kasih itu berasal dari Allah; dan setiap orang yang mengasihi, lahir dari Allah dan mengenal Allah. Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih.
Dalam hal inilah kasih Allah dinyatakan di tengah-tengah kita, yaitu bahwa Allah telah mengutus Anak-Nya yang tunggal ke dalam dunia, supaya kita hidup oleh-Nya. Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita.
Saudara-saudaraku yang kekasih, jikalau Allah sedemikian mengasihi kita, haruslah kita juga saling mengasihi. Tidak ada seorang pun yang pernah melihat Allah. Jika kita saling mengasihi, Allah tetap di dalam kita, dan kasih-Nya sempurna di dalam kita.
Demikianlah kita ketahui, bahwa kita tetap berada di dalam Allah dan Dia di dalam kita: Ia telah mengaruniakan kita mendapat bagian dalam Roh-Nya. Dan kami telah melihat dan bersaksi, bahwa Bapa telah mengutus Anak-Nya menjadi Juruselamat dunia.
Barangsiapa mengaku, bahwa Yesus adalah Anak Allah, Allah tetap berada di dalam dia dan dia di dalam Allah. Kita telah mengenal dan telah percaya akan kasih Allah kepada kita. Allah adalah kasih, dan barangsiapa tetap berada di dalam kasih, ia tetap berada di dalam Allah dan Allah di dalam dia.
Yohanes dalam injilnya (Yoh 11: 19-27) mewartakan: “Menjelang hari raya Paska, banyak orang Yahudi telah datang kepada Marta dan Maria untuk menghibur mereka berhubung dengan kematian Lazarus, saudaranya. Ketika mendengar, bahwa Yesus datang, Marta pergi mendapatkan-Nya, tetapi Maria tinggal di rumah.
Lalu kata Marta kepada Yesus: “Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini, saudaraku pasti tidak mati. Sekarang pun aku tahu, bahwa Allah akan memberikan kepada-Mu segala sesuatu yang Engkau minta kepada-Nya.” Kata Yesus: “Saudaramu akan bangkit.” Kata Marta: “Aku tahu bahwa ia akan bangkit pada waktu orang-orang bangkit pada akhir zaman.”
Jawab Yesus: “Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati, dan setiap orang yang hidup dan yang percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya. Percayakah engkau akan hal ini?” Jawab Marta: “Ya, Tuhan, aku percaya, bahwa Engkaulah Mesias, Anak Allah, Dia yang akan datang ke dalam dunia.”
Hikmah yang dapat kita petik:
Satu, Yohanes menegaskan bahwa kasih itu berasal dari Allah, dan siapa saja yang mengasihi, Allah ada di dalam dia. Artinya tindakan kasih itu merupakan wujud nyata tindakan Allah sendiri. Manusia (kita) adalah saluran-Nya.
Maka, hendaknya kita melakukan tindakan kasih itu dengan rela dan sukacita, agar makin banyak orang percaya bahwa Allah sungguh hadir di tengah-tengah kita, umat-Nya.
Dua, kedekatan relasi antara Marta dan saudara-saudaranya dengan Yesus, membuat Marta berani mengatakan dengan terus terang perasaan dan harapannya kepada Yesus. Yaitu bahwa bila Yesus ada di rumah mereka, Lazarus yang sedang sakit itu tidak akan mati. Di sisi lain, kedekatan itu memudahkan Yesus untuk mendorong Marta agar percaya bahwa Dia adalah Mesias, Anak Allah.
Tanpa kedekatan relasi, orang sulit untuk percaya. Maka, hendaknya kita makin menguatkan relasi kita dengan Allah dan sesama, agar kepercayaan kita makin mendalam. Amin.
Mgr Nico Adi MSC