Mgr Seno Inno Ngutra sudah tak asing dengan dunia maya. Bahkan, ia orang yang dicap ‘gila’ dalam jagat maya. Ia memakai dunia maya untuk menyampaikan katekese tentang Gereja Katolik maupun renungan harian. Banyak orang yang kerap bertanya atau mempertanyakan iman Katolik. Melalui dunia maya itulah, Mgr Inno memberikan jawaban. “Saya biasanya mempunyai tiga jawaban, tiga tingkatan jawaban. Jawaban pertama adalah jawaban halus dan logis. Jawaban kedua, adalah teologis dan ilmiah. Tapi jawaban ketiga adalah to the poin dan terkesan keras dan bahkan kasar,” katanya dalam sambutan usai misa tahbisan episkopalnya sebagai Uskup Keuskupan Amboina di Katedral Santo Fransiskus Xaverius Ambon, Sabtu (23/4/2022).
Uskup ke-4 di Keuskupan Amboina itu pun bercerita kalau aktivitas dunia mayanya sudah dilakoni selama 13 tahun terakhir. “Selama 13 tahun terakhir ini pasti diketahui oleh umat keuskupan dunia maya, karena saya biasanya bangun jam 4.30 untuk membuat renungan pagi berdasarkan bacaan hari itu, lalu mengirimkan kepada ribuan penerima baik di dunia facebook, grup room, maupun group WA,” kata Uskup kelahiran Waur – Kei Besar, Kabupaten Maluku Tenggara, 7 November 1970 itu.
Dalam merespon kondisi tertentu, cara berkatekese Mgr Inno terkesan keras. “Bahkan saking tegasnya saya di dunia maya, untuk ajaran Gereja Katolik, sehingga pada masa penantian pengumuman uskup baru untuk keuskupan Amboina, ada pastor yang meragukan kapasitas saya sebagai seorang calon uskup. Karena nantinya dianggap tidak mampu atau kaku berkomunikasi atau berdialog dengan para pemimpin agama lain,” kata Uskup yang melanjutkan penggembalaan Mgr Canisius Mandagi, MSC itu. Padahal, bicara tentang dialog agama, Mgr Inno sudah lama menjalin relasi dengan tokoh-tokoh lintas gereja maupun agama. Ia biasa bergaul dengan para pendeta dan pemuka agama-agama lain dalam berbagai kesempatan dan kegiatan.
Mgr Inno pun berkisah tentang pengalamannya 21 tahun lalu. Ia adalah salah satu dari lima pemuda yang atas desakan sejumlah umat dan pastor tidak boleh ditahbiskan. Namun, Mgr Canisius Mandagi MSC waktu itu mengambil keputusan tegas. “Mgr Mandagi dengan tegas menjawabnya, saya bukan dipilih oleh umat, saya dipillih dan diangkat oleh Paus. Maka, apapun yang terjadi, besok saya akan menahbiskan mereka kendatipun kalau nyawa menjadi taruhannya,” kata Mgr Inno menirukan Mgr Mandagi.