Kelola Sampah Mulai dari Sumbernya

R.B. Sutarno melihat pentingnya gerakan olah sampah mulai dari pengurangan, pengelolaan, dan pemanfaatan sampah. Terkait dengan itu, bahkan sekolah, menurutnya, bisa menjadi sumber perubahan gaya hidup anak didik atau seseorang terkait dengan kebiasaan mengelola sampah. “Sekolah-sekolah ini menjadi sumber perubahan gaya hidup modern dengan bukan lagi pertobatan ekologi, tetapi membangun kebiasaan, membentuk karakter,” katanya dalam sebuah webinar beberapa waktu lalu.

Menurut lelaki peraih penghargaan Kalpataru 2020 kategori Pembina Lingkungan itu, ada dua hal berbeda antara orang tua dan orang muda terkait edukasi gaya hidup ramah lingkungan. Untuk orang tua, menurutnya, adalah mengubah kebiasaan seseorang, misalnya kebiasaan membuang sampah menjadi kebiasaan mengurangi, mengelola dan memanfaatkan. Sedangkan untuk orang-orang muda di sekolah yang patut diperhatikan, menurutnya, adalah membangun kebiasaan, membentuk karakter atau gaya hidup ramah lingkungan sesuai dengan semangat ensiklik Laudato Si’.

Sutarno yang tinggal di Jakarta ini melihat, Jakarta mempunyai kekuatan yang memadai dalam hal pengelolaan sampah. Salah satunya adalah dengan pemberdayaan masayarakat. Berbeda dengan Singapura, menurutnya, yang membangun lingkungan bersih dengan teknologi yang mahal. “Jadi, kita di masyarakat ini diikutsertakan ambil bagian untuk Jakarta Sadar Sampah, itu bisa turun menjadi Kampung Sadar Sampah atau skala RW. Maka, Jakarta mengkondisikan sampah itu mandek di RW masing-masing,” kata pensiunan guru yang kerap memakai blankon itu.

Maka, ia pun mengimbau siapapun yang ada di lingkungan supaya bergabung dengan rekan-rekannya yang aktif di RT maupun RW untuk turut memberi sumbangsih dalam aksi nyata pengelolaan sampah.

Menerima kunjungan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI

Tarno pun melihat perlunya pertobatan ekologis dalam merawat lingkungan khususnya dalam membangun semangat peduli sampah. Yang sudah terlanjur berdosa karena kebiasaan membuang sampah sembarangan berubah menjadi peduli sampah. Dengan demikian, hidupnya akan semakin berkualitas dan beriman. “Sehingga bisa dikatakan juga bahwa dengan peduli sampah, dengan peduli lingkungan, hidup kita semakin berkualitas, hidup kita semakin beriman,” katanya.

Bagikan:

Recommended For You

About the Author: redinspirasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *