
Oleh BAPAK JULIUS KARDINAL DARMAATMADJA, SJ
Belarasa Paskah, belarasa Allah
Belarasa Paskah adalah wujud belarasa Allah Tritunggal Mahakudus terhadap manusia yang jatuh dalam dosa, sehingga kehilangan segalanya karena kesalahan mereka sendiri. (bdk Kej 3:1-7). Dengan berdosa karena tidak taat kepada kehendak Allah, Adam dan Hawa bagaikan memutus tali kasih Allah, memutus tali segala rahmat-Nya dan hukuman nerakalah yang menantinya, seperti nasib para malaikat yang tidak taat kepada Allah. Adam dan Hawa juga kehilangan Taman Eden. Mereka dulu hidup dalam damai dengan Allah, sekarang yang dirasa adalah hidup dalam ketakutan kepada Allah Penciptanya. (bdk Kej 3:10). Dulu di Taman Eden hidup sejahtera, segala kebutuhan hidup ada (bdk Kej 2:8-25). Sekarang dengan susah payah harus mengolah bumi. (Kej 3:17-18). Kedua anaknya tidak rukun, bahkan Kain membunuh Abil adiknya sendiri karena iri dan dengki. (Bdk Kej 4:1-16). Memandang manusia yang sengsara demikian itu, Allah yang Maha Rahim tidak tega, Allah berbela duka dan tak akan membiarkan Adam dan Hawa serta semua keturunannya sengsara. Allah secara total dan maksimal berbelarasa. (bdk. Kej 3:15). Allah Bapa merencanakan penebusan yang akan dilaksanakan oleh Allah Putra yang menjadi Manusia, Putra Maria dengan kuasa Roh Kudus. Dialah wujud belarasa sempurna dari Allah Tritunggal Mahakudus.
Belarasa Allah terwujud dalam sejarah perutusan Yesus
Satu, Putra Allah yang tunggal diutus Allah Bapa menjadi manusia lemah, seperti kita orang yang berdosa. Ini berarti apa? St. Paulus menyebut ini berarti pengosongan diri (bdk Fil 2:7). Suatu tindakan merendahkan diri yang tiada taranya. Setelah menjadi manusia lemah, Ia masih direndahkan sebagai penjahat, dihukum salib di tengah dua penjahat kakap. (bdk Fil 2:8 dan Mt 27:38) Untuk apa? Supaya dapat melayani kebutuhan akan keselamatan umat manusia. Dengan penjelmaan-Nya, martabat manusia yang ternoda dosa diangkatnya dan terarahkan kepada-Nya. Penjelmaan-Nya merupakan bentuk penyerahan Diri bagi kemuliaan kita manusia. Penyerahan Diri yang total sampai sengsara dan wafat di salib karena menanggung dosa-dosa kita. Yang kaya menjadi miskin, supaya manusia menjadi kaya. Yang Mahasuci memikul dosa kita, supaya kita disucikan. Sumber kehidupan wafat, supaya kita hidup kembali dalam rahmat-Nya.
Ia sungguh meninggalkan segala keagungannya sebagai Allah dan menjadi manusia lemah. Ia mulai hidup sebagai manusia dalam kandungan ibunya selama 9 bulan, Ia lahir dalam perjalanan ke Bethlehem, karena Maria dan Yosef harus memenuhi kewajiban sensus penduduk. (bdk Lk 3:1-5). Penginapan tak ada yang mau menerima mereka, karena mereka miskin. Sehingga terpaksa Ia lahir di gua kandang hewan, dibaringkan di palungan beralaskan jerami (bdk Lk 3:6-7). Hanya Allah yang tahu dan hanya para malaikat yang menyambut kelahiran-Nya dengan nyanyian surgawi, dan memberi tahu para gembala supaya menyambut kanak-kanak Yesus yang terbungkus dengan kain lampin dan dibaringkan di palungan beralas jerami. (bdk Lk 3:8-14). Bintang tanda kelahiran-Nya dipasang oleh Allah di langit, sehingga sarjana dari Timur tergerak hatinya untuk menyembah Dia. Mereka dituntun bintang itu dalam perjalanannya. Persembahan mereka penuh makna, yaitu emas, kemenyan dan mur. (bdk Mt 2:1-3.10-12). Makna persembahan diungkapkan dalam lagu “We Three Kings”, karya John Henry Hopkins Jr. Emas, hanya pantas dipersembahkan kepada Raja Agung. Kemenyan melambangkan Yesus sebagai Imam Agung yang pantas didupai. Sedang mur menunjuk pada kematian Yesus, karena mur dipakai untuk mengolesi jenazah, dalam memularasa jenazah sebelum dikuburkan. Akhir lagu ditutup dengan kata-kata: “Glorius now behold him arise / King and God and sacrifice.” Yesus adalah Raja, Tuhan, dan Kurban. Memang Dialah sekaligus Tuhan dan Korban. Sejak kecil Yesus sudah dalam bayang-bayang pembunuhan, karena Raja Herodes mau membunuh-Nya dengan membunuh semua bayi di Bethlehem yang berumur 2 tahun ke bawah (bdk Mt 2:16-18). Dia selamat karena sudah dibawa lari ke Mesir oleh Yusuf dan Maria atas petunjuk Allah dalam mimpi. Dia tinggal di Mesir sebagai pengungsi sampai Herodes meninggal dunia (bdk Mt 2:13-15). Ini wujud belarasa Allah terhadap manusia. Ia mulai masuk dalam sejarah manusia supaya manusia dapat dimuliakan oleh Allah.