Kelola Sampah, Kurangi Emisi, dan Bangun ProKlim

Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) tahun 2022 menjadi bagian dari gerakan masyarakat untuk peduli pengelolaan sampah yang dimulai dari rumah tangga sekaligus mengurangi emisi demi perbaikan iklim dan mencegah kerusakan lingkungan yang ada di tengah-tengah kehidupan masyarakat. Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang FX Bambang Suranggono menyampaikan hal tersebut dalam peringatan puncak Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) di Semarang, 27 Februari 2022.

Peringatan HPSN bertema ‘Kelola Sampah, Kurangi Emisi, dan Bangun ProKlim’ di Kota Semarang dilakukan melalui beberapa kegiatan di antaranya adalah aksi kebersihan di sekitar Pasar Johar dan alun-alun Kauman, edukasi tentang Program Kampung Iklim (ProKlim), penanaman dan penghijauan, merawat mata air, maupun lomba video.

Mengenai kegiatan kebersihan, Bambang mengatakan, aksi tersebut sebagai kampanye pada masyarakat. “Mari kita mulai peduli terhadap sampah karena sampah adalah menjadi bagian dari sisa kegiatan manusia ataupun juga ada proses alam yang bentuknya padat sehingga kalau kita awali dengan peduli, mengambil, membuang dan menempatkan sesuai dengan tempatnya, ini akan sangat membantu terhadap pengelolaan sampah yang ada di sebuah kota,” katanya.

Bambang pun menyampaikan, sampah di Kota Semarang yang dibawa sampai ke TPA Jatibarang bisa tembus 1000 ton per hari. “Kita tahu bersama, di Semarang ini, satu harinya itu jumlah sampah yang dibawa dari TPS sampai dengan TPA lebih dari 1000 ton. Bahkan yang terbanyak kami pernah mencatat itu 1200 ton sehari. Namun, juga pernah paling sedikit sekitar 965 ton. Jadi, ini menjadi bagian yang harus kita betul-betul saat ini mulai peduli karena TPA itu sebetulnya bukan tempat pembuangan akhir sampah, namun tempat pemrosesan akhir sampah,” katanya.

Untuk membangun kepedulian terhadap sampah, menurut Bambang, prosesnya mestinya sudah dilakukan dari rumah tangga. “Ada pilah dan pilih kemudian sampai ke tempat pembuangan sementara sampah (TPS), baru pemerintah kota mengangkut sampai ke TPA untuk diproses akhir sampahnya,” imbuhnya.

Bambang pun melihat pentingnya edukasi masyarakat lewat Program Kampung Iklim (ProKlim). “Bagaimana masyarakat mulai berhati-hati, mulai peduli terhadap hal-hal yang terkait dengan perubahan-perubahan iklim yang tentunya bisa merusak lingkungan,” katanya.

Bagikan:

Recommended For You

About the Author: redinspirasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *