
MINGGU PRAPASKAH V
03 April 2022
Bacaan I : Yes 43: 16-21
Bacaan II : Flp 3: 8-14
Bacaan Injil : Yoh 8: 1-11
Penuh sukacita merayakan belaskasih Allah
Salah satu perayaan yang enggan dilakukan oleh sementara orang Katolik adalah perayaan Sakramen Tobat. Kalau mungkin, orang berusaha untuk menjalani perintah Gereja dan perintah Allah, tetapi minus Sakramen Tobat. Sementara itu, sekelompok orang baris berjajar di depan pintu pengakuan, sebab mereka itu diutus untuk menjadi panitia suatu retret. Kumpulan ibu-ibu sepuh membuat janji kepada seorang imam untuk bersedia melayani Sakramen Tobat kepada mereka setidaknya tiga bulan sekali. Sedangkan seorang mahasiswi meminta romo parokinya supaya tidak berkeberatan jika ia merayakan Sakramen Tobat setiap bulan.
Banyak orang gagal paham tentang arti Sakramen Tobat atau pengakuan dosa. Ada yang dipengaruhi oleh paham non Katolik bahwa yang bisa mengampuni hanyalah Tuhan sehingga tidak perlu perantara seorang imam; ada pula yang menghayati Sakramen Tobat sebagai pengadilan yang akan menghukum, membuat dia enggan untuk merayakannya. Pertobatan sesungguhnya wujud tawaran belaskasih Allah. Allah sangat mengasihi milik-Nya sehingga menawarkan kesucian hidup. Dan itu dilakukan dalam instalasi belaskasih Allah yang adalah Sakramen Tobat. Maka, sakramen ini bukanlah sebuah pengadilan tetapi kemurahan hati Allah yang mengundang setiap orang untuk merayakannya dengan hati gembira dan bersukacita.
Umat Israel mengalami kasih Allah itu. Mereka terus mengenangkannya dalam perayaan-perayaan iman. “Tuhan telah membuat jalan melalui laut dan melalui air yang hebat; Ia telah menyuruh kereta dan kuda keluar untuk berperang, dan membawa tentara dan pasukan yang gagah…” (Yes 43: 16). Inilah refren pujian harian bangsa Israel terutama dalam ibadah-ibadah mereka. Lagi, “Lihat, aku hendak membuat sesuatu yang baru, yang sekarang sudah tumbuh; belumkah kamu mengetahuinya? Aku hendak membuat jalan di padang gurun dan sungai-sungai di padang belantara…” (Yes 43: 19). Nyata bahwa Allah selalu menolong dan mengampuni. Dan Injil mengisahkan tentang perempuan berdosa yang diseret dan dihadapkan kepada Yesus untuk diadili dan dilempari batu. Dan perempuan itu tidak memiliki pilihan sikap kecuali pasrah. Ketika ada di hadapan-Nya, Yesus bersabda: “Aku pun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang”. Ayo memanfaatkan instalasi pertobatan supaya hidup kita disucikan.
Romo Agus Suryana Gunadi, Pr