Renungan Harian 17 Januari 2025

Hari ini kita memperingati 1 orang kudus: St. Antonius – Abas. Dia lahir tahun 250, dari keluarga yang kaya raya. Semua itu dia tinggalkan karena terpikat akan sabda Yesus: “Jika engkau ingin menjadi sempurna, juallah dan tinggalkan semuanya itu dan ikutlah Aku” (Mat 19:21). Dia kemudian menjadi pendoa yang ulung. Banyak orang datang kepadanya untuk meminta nasihat. Mereka ini bersama dengan dia, merintis berdirinya pertapaan. Antonius meninggal tahun 356.

Melalui Ef 6: 10-13.18 Paulus menyapa umatnya: “Saudara-saudara, hendaklah kamu kuat di dalam Tuhan, di dalam kekuatan kuasa-Nya. Kenakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat bertahan melawan tipu muslihat Iblis; karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan para pemerintah, melawan para penguasa, melawan para penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara.

Sebab itu ambillah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat mengadakan perlawanan pada hari yang jahat itu dan tetap berdiri, sesudah kamu menyelesaikan segala sesuatu, dalam segala doa dan permohonan. Berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan berjaga-jagalah di dalam doamu itu dengan permohonan yang tak putus-putusnya untuk segala orang Kudus.

Matius dalam injilnya (Mat 19: 16-26) mewartakan: “Pada waktu itu, ada seorang datang kepada Yesus, dan bertanya: “Guru, perbuatan baik apakah yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?” Jawab Yesus: “Apakah sebabnya engkau bertanya kepada-Ku tentang apa yang baik? Hanya satu yang baik. Jikalau engkau ingin masuk ke dalam hidup, turutilah segala perintah Allah.”

Tanya orang itu: “Perintah yang mana?” Kata Yesus: “Jangan membunuh, jangan berzinah, jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta, hormatilah ayahmu dan ibumu dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.” Kata orang muda itu: “Semuanya itu telah kuturuti, apa lagi yang masih kurang?”

Kata Yesus: “Jikalau engkau hendak sempurna, pergilah, juallah segala milikmu dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku.” Ketika orang muda itu mendengar perkataan itu, pergilah ia dengan sedih, sebab banyak hartanya.

Yesus berkata kepada para murid-Nya: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sukar sekali bagi seorang kaya untuk masuk ke dalam Kerajaan Sorga. Sekali lagi Aku berkata kepadamu, lebih mudah seekor unta masuk melalui lobang jarum daripada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah.”

Ketika para murid mendengar itu, sangat gemparlah mereka dan berkata: “Jika demikian, siapakah yang dapat diselamatkan?”
Yesus memandang mereka dan berkata: “Bagi manusia hal ini tidak mungkin, tetapi bagi Allah segala sesuatu mungkin.”

Hikmah yang dapat kita petik:

Satu, kehidupan yang dijalani Antonius sesungguhnya berat dan melawan arus. Harta dan miliknya dia tinggalkan dengan kerelaan, padahal banyak sekali orang yang berlomba-lomba mengejarnya. Kekuatan yang menjalani semua itu dia peroleh dari Tuhan lewat doa dan tapanya. Dia memberi teladan bahwa meski berat dan melawan arus, semua itu bisa diatasi dan menyempurnakan hidupnya karena Allah menyertai dan menguatkan mereka.

Dua, orang muda yang datang kepada Yesus dan ingin mendapat kesempurnaan hidup, betul-betul kaget dan pulang dengan kecewa karena harus meninggalkan harta milik dan kenyamanannya. Dia tidak sunggup untuk hidup secara baru yang ditunjukkan Yesus. Bagi Yesus, kehidupan yang sempurna tidak ditentukan oleh harta, tetapi oleh terutama relasi kasih dengan Allah dan sesama. Harta adalah sarana dan bukan tuan besar yang mendikte hidup manusia. Allah akan menjamin kehidupan mereka yang mengikuti Dia, dan tiap-tiap kali mereka berani keluar dari kenyamanan. Amin.

Mgr Nico Adi MSC

Bagikan:

Recommended For You

About the Author: redinspirasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *