Suatu ketika uang Rp.15.000.000,00 ditemukan di tumpukan pakaian bekas. Lalu, pengurus Gereja Santa Teresia Bongsari memutuskan menggunakan uang tersebut untuk membantu masyarakat sekitar gereja. Sejumlah pengurus Gereja pun mewujudkan bantuan bagi masyarakat dengan bentuk makan siang gratis setiap hari Kamis. Pelayanan makan siang gratis itu diberi nama “Piring Kasih” dan dimulai pada bulan September 2019. Bulan September dikenal dengan istilah “September Ceria”. Maka bulan September menjadi saat yang tepat untuk membagikan keceriaan kepada masyarakat melalui program Piring Kasih.
Pada 21 September 2023 di halaman Gereja Santa Theresia, semua relawan yang pernah terlibat dalam pelayanan Piring Kasih berkumpul untuk bersyukur bersama atas kemurahan hati Tuhan yang hadir dalam diri relawan dan para dermawan. Suasana tampak lebih meriah karena para relawan bersedia mempersembahkan lagu-lagu yang menyemarakkan suasana siang di halaman Gereja. Berkat Tuhan terus mengalir bagi masyarakat yang terwujud dalam bentuk makan siang gratis. Ibu Sudiyono, wakil dari donatur, mengungkapkan rasa syukur atas penyelenggaraan Program Piring Kasih yang berjalan baik.
”Kita bersyukur dan berterima kasih kepada banyak pribadi yang bersedia menjadi relawan, pelayan dan para donatur. Kita dapat bekerja sama menyalurkan berkat bagi masyarakat. Kita juga terharu atas kesediaan masyarakat yang berkenan hadir dan menikmati sajian makan siang di halaman Gereja Santa Theresia. Meski menu dan tempatnya sederhana, masyarakat berkenan makan bersama sambil melepas lelah,” katanya.
Romo Paroki Santa Theresia Bongsari, Eduardus Didik Chahyono SJ, mengungkapkan rasa syukur yang tak terkira atas kebaikan Tuhan. “Kami tidak menyangka bahwa kegiatan yang sebenarnya dilakukan untuk menghabiskan dana yang ditemukan ditumpukan baju tak terpakai, ternyata dana tersebut dapat digunakan untuk melayani masyarakat hingga saat ini. Kami bersyukur Tuhan mengutus para relawan pelayan Piring kasih dan donatur yang terus menyalurkan berkat Tuhan. Luar biasanya lagi, donatur itu berasal dari berbagai tempat baik dalam kota Semarang maupun luar kota bahkan ada dari luar negeri,” katanya.
Romo Didik bahkan sangat bersyukur karena donatur tersebut juga ada yang Muslim. “Pelayanan ini sungguh membuat kami bahagia karena dapat berjalan bersama dengan semua pihak khususnya bersama masyarakat yang membutuhkan. Di tengah situasi pandemi pun, kami tetap berupaya bisa memperhatikan masyarakat agar tercukupi kebutuhan pangannya. Meski pelayanan ini sederhana, kami berharap dapat membantu kesejahteraan keluarga bagi masyarakat sekitar gereja. Selanjutkan, pengalaman kasih Tuhan ini dapat menggerakkan banyak pihak untuk memperluas semangat berbagi kebaikan bagi sesama yang lain,” pungkasnya.