Roti Hidup vs Roti Njamur

Pada suatu siang Timin menyapa sejumlah umat Banjardowo Semarang yang sedang merawat dan mengelola area kebun yang menjadi “demplot” untuk Eko-pastoral dì Paroki Administratif Banjardowo Semarang; ia melihat sejumlah ikan lele yang masih segar terkumpul di suatu tempat.

“Loh, masih belum besar kok sudah di panen?” tanya Timin kepada mereka. Salah seorang dari mereka menjawab, “Iya, Mo. Ikan lele tersebut terpaksa di panen karena tampaknya mereka keracunan roti yang sudah njamur. Roti yang njamur itu dikasihkan ke ikan lele dan seketika ikan-ikan lele tersebut menggelepar mau mati. Beberapa bahkan tewas.”

Timin mencoba memahami kenyataannya. Sambil memahami kenyataan itu, Timin ingat akan Sabda Yesus Kristus dalam Yohanes 6:51-58. Dalam Injil tersebut Tuhan Yesus Kristus bersabda, “Akulah roti hidup yang turun dari surga. Barangsiapa makan roti ini akan beroleh hidup yang kekal!” Begitulah pokok gagasan dalam Injil tersebut.

Teringat akan sabda tersebut Timin bersyukur. Roti Hidup itulah yang setiap kali boleh disambut dalam Perayaan Ekaristi. Kalau ikan lele itu pada menggelepar dan mati gegara diberi makan roti njamur; syukur pada Allah Roti Hidup dari Yesus, yakni Tubuh dan Darah-Nya yang menjadi Santapan Rohani kita justru memberi hidup abadi. (Timin).

 

Bagikan:

Recommended For You

About the Author: redinspirasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *