Cantika Salam Kendeng Lestari

Pada tanggal 20 Mei 2023, bersama Vincentius Ho dan Handoko Sabun, Timin mengadakan perjalanan menuju Langgar Yu Patmi di Larangan, Tambakromo, Pati Selatan, Jawa Tengah. Di area kebun milik Yu Patmi yang sekarang ini ditinggali oleh Kang Rosad dan Sri (putri dari Yu Patmi-Kang Rosad) dibangun Langgar Yu Patmi dan Monumen Tugu Kenangan atas perjuangan Yu Patmi yang wafat pada tanggal 21 Maret 2017, sesaat setelah mengikuti aksi “Petani Dibelenggu Semen” menolak pabrik-tambang semen di depan Istana Presiden Jakarta.

Sebelum ke lokasi tersebut, Timin singgah terlebih dahulu di pondokan Kang Gunritno di Sukolilo. Ada peristiwa sangat menarik hati Timin saat berada di pondokan Gunritno. Seorang bocah perempuan, akrab disapa Cantik, bikin Timin geli sekaligus bangga. Bocah itu belum genap berusia dua tahun, atau hampir dua tahunan. Berjalan tegak saja belum mampu, karena itu masih merangkak. Giginya juga baru tumbuh dua di bagian tengah atas.

Namun demikian, Cantik itu sedemikian lincah dan selalu bergerak “bikin ulah”. Timin mengajaknya berkomunikasi. Saat ditanya “Ayune piye Ndhuk? (Cantiknya bagaimana, Nak?)” Cantik pun bereaksi, kedua matanya dikedipkan dan diikuti dengan senyuman. Itu dilakukan sebab memang Cantik belum bisa berbicara. Jawaban dengan gerak mata dan senyuman itu sudah merupakan respons positif yang luar biasa istimewa!

Yang bikin Timin termehek-mehek adalah saat Cantik memberikan reaksi dengan tangannya, setiap kali menjawab seruan, “Salam Kendeng!” Biasanya, bagi yang sudah paham dan bisa berbicara, saat mendengar seruan “Salam Kendeng!” reaksinya adalah mengepalkan tangan terangkat sambil berkata, “Lestari!” Nah, khusus istimewa buat Cantik, oleh sebab ia juga belum bisa berbicara, setiap kali disapa dengan seruan “Salam Kendeng!” bocah itu akan melakukan gerakan mengangkat tangannya!

Nah, itulah yang istimewa bagi Timin! Bahkan, bocah yang masih polos pun, tanggap mengangkat tangannya, setiap kali mendengar seruan “Salam Kendeng!” Bagi Timin, bocah itu, Cantik, sudah menangkap gerakan yang dilakukan para orang dewasa yang peka berjuang menjaga keutuhan ciptaan dan kelestarian lingkungan di kawasan pegunungan Kendeng Utara! Tentu, itu terjadi berkat pendidikan spiritualitas ekologis yang diberikan oleh keluarganya, orang tua dan kakak-kakaknya! Sungguh dahsyat! (Timin).

Bagikan:

Recommended For You

About the Author: redinspirasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *