Kanisius dan Kolese Loyola Ber-PPI

“Kenapa ikan lele itu bisa bertahan hidup di air yang keruh dan bahkan berlumpur, Bu?” pertanyaan salah satu siswi kelas IV SD Kanisius Tlogosari Kulon yang muncul saat mereka sedang melaksanakan rangkaian kegiatan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) tentang budidaya lele. Pertanyaan sederhana dan mudah saja jika guru segera menunjukkan jawabannya melalui google kemudian ditayangkan lewat proyektor yang tersedia di kelas. Tapi kami sadar bahwa cara demikian hanya akan diketahui saat itu saja, selebihnya akan cepat menguap.

Projek P5 yang diputuskan oleh para guru kelas IV SD Kanisius Tlogosari Kulon, Semarang mengacu pada capaian pembelajaran dari kurikulum dengan melihat isu yang ada, yaitu perekonomian keluarga yang belum pulih sebagai akibat dari pandemi tahun lalu serta ancaman resesi ekonomi. Kedua hal ini menjadi latar belakang para guru untuk mengajak peserta didik menentukan langkah menghadapi tantangan tersebut. Menghemat pengeluaran dan menambah penghasilan merupakan solusi dari permasalah tersebut. Maka langkah yang bisa diambil adalah dengan mengusahakan pangan mandiri. Ditentukanlah rencana untuk budidaya lele.

Langkah yang para guru lakukan tidak langsung menyediakan kolam dan lele kemudian para siswa diminta memberi makan, memanennya jika sudah besar lalu memasaknya dan makan beramai-ramai. Para guru ingin anak-anak paham sehingga bisa menentukan jenis ikan yang bisa dibudidayakan sesuai dengan kondisi lingkungan di sekolah. Mulai dari menyiapkan tong bekas, mengendapkan air hujan sebagai medianya, membeli bibit ikan, merawat dan mengamatinya, para siswa diminta untuk membandingkan ikan lele dengan ikan nila dari sisi bentuk tubuh hingga anatomi organ dalam yang membedakannya.

Kembali lagi dengan pertanyaan siswi tadi, bagaimana menjawabnya? Kami mengajak kakak-kakak SMA Kolese Loyola supaya dapat membantu adik-adik ini menemukan jawabannya. Akhirnya pada hari Kamis, 11 Mei 2023, 79 siswa-siswi kelas IV SD Kanisius Tlogosari Kulon belajar bersama kakak-kakak kelas XII SMA Kolese Loyola di laboratorium biologi.

Siswa-siswi SD Kanisius Tlogosari melakukan pengamatan didampingi kakak-kakak dari SMA Kolese Loyola

SMA Kolese Loyola tidak menganggap ini remeh. Mereka menyeleksi kakak-kakak yang layak menjadi pendamping adik-adiknya. Mulai dari seleksi keberanian melihat darah dan memegang ikan hingga seleksi membuat modul untuk materi yang dapat ditayangkan dan dibukukan sehingga dapat dibaca adik-adik. Dan pastilah di balik persiapan ini melewati proses yang terpikirkan dengan matang.

Dinamika yang penuh kemendalaman, layaknya kakak-kakak yang dengan sabar mengajari adik-adiknya belajar, mendampingi, dan bercanda.

Kami yakin ini pengalaman yang berharga dan tak terlupakan. Menjawab satu pertanyaan tetapi mendapatkan lebih hal baru yang belum diketahui.

Setelah berkegiatan memahami anatomi ikan, hari berikutnya kami mengundang ahli gizi dari Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang yang juga membahas tentang memilih ikan dan cara pengolahan ikan yang berkualitas sebagai salah satu usaha mendapatkan gizi seimbang. Keterkaitan materi ini membuat para siswa mendapat pemahaman lebih dalam.

Inilah pendidikan ber-Paradigma Pedagogi Ignatian (PPI) yang berpusat pada siswa dalam pembelajarannya. Dimulai dari konteks, pengalaman, refleksi, aksi dan evaluasi. Gaya berpikir siswa, cara mereka memahami suatu persoalan, model belajar yang mereka sukai menjadi konteks yang harus dipahami oleh para guru.

PPI adalah roh yang dihidupi untuk bisa menciptakan merdeka belajar. Ad Maiorem Dei Gloriam

Katharina Ika Wardhani

Kepala Sekolah SD Kanisius Tlogosari Kulon, Semarang

 

Bagikan:

Recommended For You

About the Author: redinspirasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *