
Mestinya, judul Inspirasiorial ini selengkapnya adalah “Mengenang Mereka Yang Berpulang Sebagai Pahlawan”. Dalam judul tersebut terpadukan dua momen penting di bulan November. Momentum pertama adalah tanggal 2 November menurut tradisi Gereja Katolik sebagai Hari Pengenangan Arwah Semua Umat Beriman. Pada momentum tersebut, Gereja Katolik mengenang dan mendoakan mereka yang telah berpulang, terutama yang masih berada dalam api penyucian, agar segera dibahagiakan di dalam surga.
Sepanjang sejarah kehidupan manusia, setiap saat selalu silih berganti orang meninggal dunia. Dalam bahasa iman Katolik, mereka yang meninggal dunia disebut telah berpulang ke rumah Bapa di surga, apa pun cara mereka meninggal – kecuali yang meninggal karena bunuh diri, sebab “bunuh diri bertentangan dengan kecondongan kodrati manusia supaya memelihara dan mempertahankan kehidupan. Itu adalah pelanggaran berat terhadap cinta diri yang benar. Bunuh diri juga melanggar cinta kepada sesama, karena merusak ikatan solidaritas dengan keluarga, dengan bangsa, dan dengan umat manusia. Bunuh diri bertentangan dengan cinta kepada Allah yang hidup” (KGK 2281). Namun demikian, Gereja selalu berdoa bagi mereka yang telah mengakhiri kehidupannya agar diselamatkan (KGK 2283) oleh kerahiman Allah!
Setiap tanggal 2 November, Gereja berdoa bagi mereka yang telah berpulang, terutama yang masih berada di api penyucian, yang sangat membutuhkan kerahiman Tuhan. Bahkan, setiap saat kita berdoa Rosario Suci, kita juga berdoa, “Ya Yesus yang baik hati, ampunilah dosa kami, selamatkanlah kami dari api neraka, hantarlah jiwa-jiwa yang sangat membutuhkan kerahiman-Mu!”
Setiap kali kita merayakan Ekaristi pun, Gereja Katolik selalu berdoa bagi mereka yang telah meninggal dunia. Dengan demikian, momentum mengenang dan mendoakan mereka yang berpulang sangatlah berlimpah dalam tradisi Gereja Katolik. Namun, secara khusus, tanggal 2 November diintensikan untuk mengenang arwah semua orang beriman. Secara teologis inklusif, saya menambahkan, arwah semua orang beriman, apa pun agama dan kepercayaannya. Gereja Katolik tidak pernah bersikap eksklusif lagi pasca-Konsili Vatikan II. Maka, Gereja Katolik juga berdoa untuk siapa saja yang membutuhkan perhatian kita.
Momentum kedua adalah momentum kebangsaan. Tiap tanggal 10 November kita mengenang para Pahlawan yang gugur di medan perjuangan demi kemerdekaan bangsa kita. Para pahlawan gugur sebagai pahlawan.
Memadukan dua momentum itu, kita lantas boleh pula memahami bahwa mereka yang telah berpulang menjadi pula pahlawan kita. Setiap pribadi yang kita kenal yang telah berpulang, pasti memiliki jasa kepahlawanannya bagi kita, meski mereka tidak gugur dalam laga peperangan.
Orang-orang yang mengenal kita dan kita kenal dengan segenap cinta, memiliki peran kepahlawanan dalam arti tertentu bagi kehidupan kita. Terutama para leluhur kita, yang telah menjadi akar keberadaan kita seturut kehendak Tuhan. Mereka adalah para pahlawan kita, tanpa mereka, pasti kita tidak ada di dunia ini! Itulah sebabnya, sangat pantas dan layaklah bila kita pun mengenang mereka sebagai pahlawan kita.
Selamat berdoa bersama mereka yang telah berpulang. Kita kenangkan jasa-jasa mereka dalam kehidupan kita. Semoga mereka semua berbahagia di surga dalam istirahat abadi kehidupan surgawi.
Salam Peradaban Kasih Ekologis.
Salam INSPIRASI, Lentera yang Membebaskan!
Aloys Budi Purnomo Pr