Ayo Daftar Ramai-ramai, Paroki Bongsari Akan Adakan Pelatihan Membuat Eco Enzyme

Bumi dalam keadaan terluka. Diam apalagi mengutuki kerusakan, tidak akan mengubah apa-apa. Setiap orang diajak untuk memulai dan menghidupi upaya merawat bumi secara konsisten meski tidak mudah.

Komisi Keadilan, Perdamaian, dan Keutuhan Ciptaan (KKPKC) Kevikepan Semarang, bersama Vikaris Episkopalis Kevikepan Semarang Romo FX Sugiyana, Pr, Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi, para Animator Laudato Si (ALS) Semarang, Romo Paroki Kebondalem, Umat Paroki Kebondalem, warga Kebondalem, WKRI, penyandang disabilitas dan pegiat Eco Enzym telah memulai penuangan Eco Enzyme di Kali Semarang, depan Gereja St Fransiscus Xaverius Kebondalem, 29 Mei 2022. Eco Enzym yang berhasil dituang waktu itu sejumlah 100 liter.

Awalan yang baik tersebut, menurut Koordinator Timja Keutuhan Ciptaan dan Lingkungan Hidup Paroki Santa Theresia Bongsari, Maria Imelda Prawesti, perlu dilanjutkan dengan melibatkan semakin banyak pihak.

“Kegiatan ini akan semakin baik jika dilakukan secara berkesinambungan dan dilakukan oleh semakin banyak orang. Maka dari itu, kami, Timja Keutuhan Ciptaan dan Lingkungan Hidup Paroki Santa Theresia Bongsari, akan mengadakan Pelatihan Membuat Eco Enzyme,” kata perempuan yang biasa disapa Esti itu.

Menurutnya, pelatihan tersebut akan dilakukan pada Minggu, 26 Juni 2022, pukul 10.00-13.00 WIB di
Aula SD Kanisius Kurmosari, Jl. Puspowarno no. 45, Salaman Mloyo, Semarang Barat. “Mari bergabung dalam gerakan merawat kehidupan ini,” ajaknya.

Panitia akan menghadirkan 3 narasumber yaitu Suster Nurwaningsih SDP (Kepala SMP Kebon Delem, Suster Agatha Titi Prawati BKK (Pegiat Eco Enzyme kota Semarang), dan Rinanita Hardjadinata (Ketua Eco Enzyme Nusantara Semarang).

Bagi masyarakat yang tertarik untuk mengikuti kegiatan tersebut bisa mendaftar melalui tautan https://tinyurl.com/PelatihanEcoEnzyme atau menghubungi Revi (089619598955) dan Esti (085100501676). Peserta tidak dipungut biaya.

Eco Enzym

Membuat Eco Enzyme merupakan salah satu upaya untuk merawat lingkungan hidup. Di samping Eco Enzyme dibuat dari sisa-sisa sampah dapur, Eco Enzyme juga bisa dipakai untuk berbagai keperluan yang ramah lingkungan.

Vikaris Episkopal Semarang, Romo F.X. Sugiyana, Pr berharap supaya kita mewariskan kehidupan yang baik untuk generasi selanjutnya. “Kita mendapatkan warisan dari sebelumnya, dan kita juga mewariskan kepada generasi selanjutnya. Maka, sangatlah berdosa kalau kita sendiri yang saat ini mendapat warisan dari generasi sebelumnya yang amat baik, kok kita mewariskanya kepada orang lain sebagai generasi selanjutnya sudah dalam keadaan kurang baik,” katanya dalam homili Misa Penutupan Pekan Laudato Si’, 29 Mei 2022 lalu.

Terkait dengan aksi tuang Eco Enzyme di Kali Semarang, Walikota Semarang Hendrar Prihadi pun  mendukung upaya untuk melestarikan lingkungan tersebut. “Maka, kegiatan-kegiatan ini saya rasa perlu didukung dan menjadi sebuah gerakan, tidak hanya di depan Gereja Kebon Dalem, tapi mungkin setelah ini juga bisa di tempat-tempat lain di wilayah kota Semarang, yang Kali Semarang atau kali yang manapun yang ada di kota Semarang bisa dilakukan hal seperti itu,” katanya.

Dikutip dari menlhk.go.id, Eco Enzyme merupakan produk ramah lingkungan yang mudah dibuat oleh siapapun. Pembuatannya hanya membutuhkan air, gula sebagai sumber karbon, serta sampah organik sayur dan buah.

Eco Enzyme mempercepat reaksi biokimia di alam untuk menghasilkan enzym yang berguna dalam pemanfaatan sampah buah atau sayuran. Enzyme dari sampah ini adalah salah satu cara manajeman sampah yang memanfaatkan sisa-sisa dapur untuk menghasilkan cairan yang bermanfaat.

Eco Enzyme dapat digunakan untuk berbagai keperluan. Beberapa di antaranya untuk mengurangi polusi  sungai, pupuk cair organik, campuran deterjen, pembersih lantai, pembersih sisa pestisida, dan pembersih kerak.

Bagikan:

Recommended For You

About the Author: redinspirasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *