Menemukan Tuhan di Panti Asuhan Cacat Ganda Bhakti Asih Semarang

Oleh IKA WARDHANI*

 

“Teman-teman, tugas kalian setelah ujian sekolah ini mencari informasi tentang cacat ganda!” perintah guru kelas 6 kepada 88 siswa kelas 6 yang selesai mengerjakan ujian sekolah di hari akhir.

Mungkin ada yang bertanya apa hubungannya dengan cacat ganda? Iya, sebagai bentuk aksi Preferensi Kerasulan Universal atau Universal Apostolic Preferences (UAP) ke-2, siswa kelas 6 memiliki rencana akan berbagi kebahagiaan setelah menyelesaikan studinya selama 6 tahun di SD Kanisius Kurmosari. Ungkapan syukur dilakukan dengan mengunjungi teman-teman yang tinggal di Panti Asuhan Cacat Ganda (PACG) Bhakti Asih Yayasan Sosial Soegijapranata (YSS) Semarang sekaligus berbagi berkat kepada mereka.

Kamis, 28 April 2022 pukul 08.00 WIB, perwakilan teman-teman kelas 6 berangkat dari SD Kanisius Kurmosari menuju ke PACG Bhakti Asih Semarang. Mereka bertemu untuk pertama kali. Perasaan campur aduk pun muncul, iba sekaligus bersyukur.

“Suster, apakah mereka bisa sembuh?” tanya Glenn pada Suster Magda selaku pimpinan di sana. “Tidak, mereka tidak bisa sembuh. Ini bukan penyakit. Mereka ini cacat sejak lahir dan butuh terapi,” jawab Suster pimpinan. “Suster, di mana orangtua mereka?” tanya Sandy. “Ada di antara mereka yang orangtuanya masih ada dan kadang berkunjung ke sini, tetapi banyak juga yang entah ke mana,” jelas Suster pimpinan.

Makin tergeraklah hati para siswa, makin banyak pula pertanyaan yang mereka lontarkan.  Kemudian mereka meminta izin untuk berdoa dan bernyanyi bersama meskipun harus tetap menjaga jarak dan tidak boleh ada kontak fisik seperti menyentuh teman-teman yang ada di sana karena mereka sangat rentan dengan masuknya virus.

Setelah itu kami merefleksikan kegiatan yang kami lakukan hari itu. Banyak hal yang terjadi di luar pemikiran manusia. Mengapa Tuhan tetap izinkan mereka hidup dengan kondisi seperti ini? Ternyata bukan hanya bantuan kebutuhan barang harian yang mereka perlukan, tetapi juga kehadiran dan hiburan batin sangat mereka perlukan. Di sinilah kami menemukan Tuhan.

*Penulis adalah Kepala SD Kanisius Kurmosari, Semarang

Bagikan:

Recommended For You

About the Author: redinspirasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *