Mengenang Yang Berpulang, Siapa Pahlawanmu?

Dalam tradisi liturgi Gereja Katolik, bulan November erat terhubung dengan arwah yang telah berpulang. Mereka yang meninggal dalam Kristus, khususnya, mendapatkan perhatian dan dukungan dalam Liturgi Pengenangan Semua Arwah Orang Beriman.

Secara historis, mendoakan mereka yang telah berpulang sudah terjadi sejak awal Kekristenan sebagaimana tampak dalam tulisan dan teks-teks liturgis Katakombean. Tertullianus dan St. Cyprianus, dua Bapa Gereja tersebut mewariskan ajaran tentang mendoakan arwah yang telah berpulang.

Secara biblis, mendoakan mereka yang berpulang dapat ditemukan dalam Kitab Makabe (2Makabe 12:41-42). Dalam suratnya kepada Timotius, St. Paulus juga berdoa bagi Onesiforus, kawannya, yang berpulang (2 Tim 1:16-18). Dalam surat itu St. Paulus menulis, “Tuhan kiranya mengaruniakan rahmat-Nya kepada keluarga Onesiforus yang telah berulang-ulang menyegarkan hatiku. Ia tidak malu menjumpai aku di dalam penjara. Ketika di Roma, ia berusaha mencari aku dan sudah juga menemui aku. Kiranya Tuhan menunjukkan rahmat-Nya kepadanya pada hari-Nya. Betapa banyaknya pelayanan yang ia lakukan di Efesus engkau lebih mengetahuinya dari padaku. (TB 2Tim 1:16-18).

Secara liturgis, Gereja Katolik menempatkan doa pengenangan kepada semua arwah orang beriman pada tanggal 2 November. Mengapa tangal 2 November? Tidak ada jawaban yang pasti. Namun, tradisi itu juga dibuat dalam Gereja Anglikan dan beberapa Gereja Lutheran. Tentang tanggal 2 November, praktik ini bisa dilacak jejaknya pada para rahib Benediktin atas inspirasi rahib Odilo dari Cluny yang sudah menetapkan dan mendoakan para arwah yang berpulang setiap tanggal 2 November 998.

Dalam refleksi saya, karena judulnya mengenang dan mendoakan para semua orang beriman, maka, secara personal, pada hari tersebut, saya tidak hanya mendoakan umat Katolik yang sudah berpulang, melainkan siapa pun, apa pun agama dan kepercayaannya. Keyakinan iman ini bertumpu pada iman akan Yesus Kristus yang sengsara, wafat, dan bangkit untuk menyelamatkan semua orang tanpa diskriminasi. Apalagi, Yesus Kristus mengajarkan bahwa Allah adalah Bapa semua orang, “yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar”(Mat 5:45). Bahkan, Allah membalas setiap orang menurut perbuatannya, yaitu hidup kekal kepada mereka yang dengan tekun berbuat baik, mencari kemuliaan, kehormatan, dan ketidakbinasaan (Rm 2:6-7). Seperti dinasihatkan St. Paulus, “Itulah yang baik dan yang berkenan kepada Allah, Juruselamat kita, yang menghendaki supaya semua orang diselamatkan dan memperoleh pengetahuan akan kebenaran. Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus, yang telah menyerahkan diri-Nya sebagai tebusan bagi semua manusia” (1Tim 2:3-6).

Nah, itu November dalam perspektif Katolik. Dalam perspektif kebangsaan di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), November mengingatkan kita pada para pahlawan yang telah berjasa merebut dan mempertahankan kemerdekaan bangsa ini dari belenggu kolonialisme. Tanggal 10 November dikenang sebagai Hari Pahlawan. Secara khusus, pahlawan adalah mereka yang telah berpulang demi negeri kita.

Maka, di hari mengenang arwah kaum beriman yang sudah berpulang, baiklah kita juga mengenang para pahlawan kita. Pahlawan dalam arti seluas-luasnya bisa berarti siapa saja yang telah berjasa dalam kehidupan kita. Bisa jadi orangtua kita, sanak kerabat dan sahabat kita. Bahkan, entah yang sudah berpulang entah yang masih berjuang dalam peziarahan di Bumi ini bersama kita. Dalam arti itulah, kita bisa menjawab pertanyaan yang menjadi judul tulisan pendek ini yang pemaknaannya: Mengenang Yang Berpulang, Siapakah Pahlawanku? Baik yang telah berpulang maupun masih berjuang bersama kita, mari kita kenang dengan penuh syukur jasa-jasa mereka dalam kehidupan kita! Yang berpulang mengalami damai sejahtera di surga. Yang masih berjuang tetap diberi kesehatan dan kekuatan dalam perjuangannya bersama kita, terutama dalam menghadirkan kehidupan yang adil, damai, rukun, dan bersaudara bersama sesama dan semesta!

Salam Peradaban Kasih Ekologis.

Salam INSPIRASI, Lentera yang Membebaskan!

Aloys Budi Purnomo Pr

Bagikan:

Recommended For You

About the Author: redinspirasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *