Mgr Vitus: Saya Membutuhkan Doa Itu Karena Saya Lemah

Umat Keuskupan Padang bergembira. Mereka akhirnya memiliki seorang gembala, Mgr Vitus Rubianto Solichin, SX yang ditahbiskan pada tanggal 7 Oktober 2021 oleh Nuncio Duta Besar Vatikan untuk Indonesia Mgr Piero Pioppo selaku Uskup Penahbis Utama di Gereja Katedral Santa Theresia Padang. Mgr Piero didampingi Uskup penahbis pendamping 1, Uskup Agung Medan Mgr Cornelius Sipayung, OFMCap, dan Uskup penahbis pendamping 2 Uskup Pangkalpinang Mgr Adrianus Sunarko, OFM

Tentu kegembiraan umat Keuskupan Padang membuncah karena mereka telah merindukan hadirnya seorang gembala selama kurang lebih 2 tahun sejak Mgr Martinus Dogma Situmorang, OFMCap berpulang pada  19 November 2019.

Prosesi tahbisan berlangsung dengan sangat khidmat dan melalui standar protokol kesehatan yang ketat mengingat pandemi Covid-19 belum usai. Menurut Pastor Alexander Irwan Suwandi, upacara tahbisan dihadiri 17 orang uskup, 80-an orang imam, 30-an biarawan-biarawati, dan sekitar 200 orang lebih awam.

Mgr Piero Pioppo dalam sambutannya mengatakan, sesungguhnya, gereja lokal di Padang telah lama berkomitmen dalam melayani Tuhan, mendukung harmoni dan masyarakat dan berkembang dalam jumlah dan kualitas yang dibantu oleh para misionaris yang bersemangat, para imam yang dinamis dan kaum hidup bhakti yang murah hati, serta umat awam yang berkomitmen.

“Dalam cara tertentu, Uskup Vitus pulang ke rumahnya hari ini, karena ia telah menempuh langkah pertama dari karya pelayanannya di Kepulauan Mentawai setelah ditahbiskan sebagai diakon oleh almarhum Uskup Martinus Dogma Situmorang. Kita bersyukur kepadanya, atas semua kebaikan yang telah dicapainya selama 36 tahun, pelayanan episkopalnya di tengah Anda sekalian. Kita yakin bahwa sekarang dari surga, Uskup Martinus memandang penerusnya sambil tersenyum memberkati dan mendorongnya,” katanya.

Kepada Mgr Vitus, Mgr Piero pun menyampaikan nasihat rohani. “Uskup Vitus yang terkasih dan terhormat, jadilah bapa yang penuh kasih bagi mereka semua, pembimbing yang dapat dipercaya, guru dan berakar dalam pengetahuan akan sabda Allah dan doktrin Gereja. Jangan pernah biarkan kerja sama Anda dengan para pejabat sipil, kasih Anda kepada yang menderita dan kesabaran Anda terhadap para pendosa menjadi lemah. Tetaplah selalu bersatu bersama Kristus, Sang Penggembala Baik dan ‘tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan’, selalu menolong Kristus untuk menuntun semua umat beriman dan penduduk keuskupan Padang kepada kepenuhan hidup dan sukacita,” ungkap Mgr Piero kepada uskup yang masa kecilnya pernah menjadi misdinar di Gereja Katedral Semarang itu.

Dalam sambutannya, Mgr Vitus menyampaikan rasa sukacitanya atas anugerah tahbisannya. “Saya langsung teringat pada kata-kata Nabi Yesaya dalam bacaan singkat untuk peringatan wajib hari ini. Aku bersukaria dalam Tuhan dan jiwaku bersorak sorai dalam Allah. Aku dikenakan dandanan keselamatan dan diselubungi dengan pakaian kejujuran bagaikan mempelai berhiaskan ratna mutu manikam. Saya kira begitu rasanya menjadi pengantin Tuhan,” katanya yang kemudian diikuti tawa jemaat yang hadir di katedral.

Berdasarkan tuturan ibunya beberapa saat sebelum tahbisan imam, 6 Juni, 24 tahun lalu, Mgr Vitus bercerita kalau Tuhan sudah memanggil sejak kandungan ibu. ‘Ketika saya sedang mempersiapkan diri untuk tahbisan imamat, saya mendengar pengakuan dari mama saya. Bahwa saya waktu itu masih dalam kandungan dan ibu saya menerima surat dari seminari Mertoyudan,” katanya.

Ternyata surat itu salah alamat. Mestinya untuk tetangganya yang mendaftar ke seminari waktu itu. “Surat yang salah alamat, karena belum punya anak laki-laki sudah dapat surat dari Seminari Mertoyudan,” katanya. Peritistiwa itu pun dimaknai bahwa Tuhan sudah memanggilnya sejak dalam kandungan ibu.

“Maka, saya tidak bisa lari ke mana lagi ketika Bapak Duta Besar bertanya, apakah saya bersedia untuk menerima pengutusan dari Bapa Suci ini. Ya, saya mau lari ke mana lagi. Saya betul pasrah dan bersedia, begitu,” ungkapnya.

Mgr Vitus pun percaya seperti yang pernah diungkapkan Bunda Maria. “Aku mengagungkan Tuhan, hatiku bersorak-sorai karena Allah penyelamatku, sebab Ia memperhatikan daku, hamba-Nya yang hina ini. Memang siapa saya, siapa kami, siapa keluarga kami ini. Saya berterima kasih kepada umat yang sudah berdoa sungguh-sungguh sampai kembang rohani itu bisa dikumpulkan. Saya percaya kekuatan doa itu. Benar, saya membutuhkan doa itu karena saya lemah. Tapi juga saya percaya pada belas kasih Allah yang lebih besar lagi,” katanya.

Keuskupan Padang berdiri pada tanggal 3 Januari 1961 dengan konstitusi apostolik Paus Yohanes XXIII “Quod Christus Adorandus”. Uskup Padang pertama adalah Mgr Raymondo Sesare Bergamin SX, dan Uskup Padang kedua adalah Mgr Martinus Dogma Situmorang, OFMCap yang wafat pada tanggal 19 November 2019 yang lalu, dan Mgr Vitus yang menjadi Uskup Padang adalah Uskup Padang ke-3.

 

 

 

 

Bagikan:

Recommended For You

About the Author: redinspirasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *