Uskup Keuskupan Agung Semarang Mgr Robertus Rubiyatmoko, melalui akun instagram @mgr.robertus.rubiyatmoko, mengingatkan umat bahwa mulai 1 September hingga 4 Oktober umat kristiani merayakan Season of Creation atau Musim Penciptaan.
“Saudara-saudariku, selama bulan September hingga 4 Oktober kita juga merayakan #SeasonOfCreation. Di mana kita bersama mendoakan dan menjaga kelestarian alam dan ciptaan untuk generasi berikutnya. Mari kita senantiasa menjalankan Laudato Si dalam keseharian kita dari hal yang sederhana seperti memilah dan mengurangi sampah,” tulisnya di akunnya pada 3 September 2021.
Berdasar panduan yang dikeluarkan panitia pengarah Musim Penciptaan tahun 2021 dan dirilis di www.seasonofcreation.org, Musim Penciptaan adalah waktu ketika 2,2 milyar orang Kristen di dunia diundang untuk berdoa dan merawat ciptaan. Musim liturgi ini berlangsung setiap tahun dari 1 September hingga 4 Oktober. Musim Penciptaan menyatukan keluarga Kristen global dengan satu tujuan bersama. Ini juga memberikan keleluasaan dalam merayakan kebaktian doa dan terlibat dalam berbagai tindakan untuk merawat ciptaan.
Pada mulanya, 1 September dinyatakan sebagai hari doa untuk penciptaan bagi Gereja Ortodoks Timur oleh Patriark Ekumenis Dimitrios I pada tahun 1989. Pada perkembangannya, tahun 2001, hari doa itu pun dianut oleh gereja-gereja Kristen besar (mayoritas) di Eropa. Pada gilirannya, Paus Fransiskus turut mengadopsi hari doa itu untuk Gereja Katolik Roma pada tahun 2015. Hari doa tersebut memang satu hari saja pada 1 September.
Beberapa waktu kemudian, atas kerja sama banyak gereja, gereja-gereja Kristen mulai memperpanjang momen itu dengan merayakan “Musim Penciptaan” (juga dikenal sebagai Waktu Penciptaan) antara 1 September dan 4 Oktober, Pesta Santo Fransiskus yang dirayakan oleh beberapa tradisi Barat. Santo Fransiskus adalah penulis Gita Sang Surya dan seorang Santo Katolik yang mempromosikan ekologi.
Sekarang Musim Penciptaan dirayakan setiap tahun oleh gereja-gereja di seluruh dunia dengan acara doa dan merawat ciptaan.
Terkait dengan hal tersebut, Mgr Rubi melontarkan pertanyaan reflektif di instagramnya. “Apa yang sudah saudara-saudari lakukan untuk melindungi bumi kita?” tulisnya.
Pertanyaan itu pun mendapat tanggapan dari pemilik akun @indariutami. “Puji Tuhan..suwun sudah mengingatkan kami Bp. Uskup ..kami terus gerakkan anti plastik belanjaan ..Salam Kasih..berkah Dalem,” tulis akun @indariutami.
Pemilik akun @elsi_camp turut menanggapi. “Laudato Si Camp BedoNo hadir, Mgr. Terus mengupayakan agar beberapa jenis pangan lokal terutama jali dan aneka tumbuhan edible tidak punah agar bisa terus diwariskan. Nyuwun berkah,” tulisnya.
Demikian juga pemilik akun @wulandari.paulina. “Hemat menggunakan air jg menanam pohon di rmh,” tulisnya.