
Salah satu even gerakan merawat bumi secara mondial ekumenis adalah Musim Penciptaan. Berdasar panduan yang dikeluarkan panitia pengarah Musim Penciptaan tahun 2021 dan dirilis di www.seasonofcreation.org, Musim Penciptaan adalah waktu ketika 2,2 milyar orang Kristen di dunia diundang untuk berdoa dan merawat ciptaan. Musim liturgi ini berlangsung setiap tahun dari 1 September hingga 4 Oktober. Musim Penciptaan menyatukan keluarga Kristen global dengan satu tujuan bersama. Ini juga memberikan keleluasaan dalam merayakan kebaktian doa dan terlibat dalam berbagai tindakan untuk merawat ciptaan.
Sejarah
Pada mulanya, 1 September dinyatakan sebagai hari doa untuk penciptaan Gereja Ortodoks Timur oleh Patriark Ekumenis Dimitrios I pada tahun 1989. Pada perkembangannya, tahun 2001, hari doa itu pun dianut oleh gereja-gereja Kristen besar (mayoritas) di Eropa. Pada gilirannya, Paus Fransiskus pun turut mengadopsi hari doa itu untuk Gereja Katolik Roma pada tahun 2015. Hari doa tersebut memang satu hari saja pada 1 September. Pada perkembangan selanjutnya, atas kerja sama banyak gereja, gereja-gereja Kristen mulai memperpanjang momen itu dengan merayakan “Musim Penciptaan” (juga dikenal sebagai Waktu Penciptaan) antara 1 September dan 4 Oktober, Pesta Santo Fransiskus yang dirayakan oleh beberapa tradisi Barat. Santo Fransiskus adalah penulis Gita Sang Surya dan seorang Santo Katolik yang mempromosikan ekologi. Pernyataan-pernyataan beberapa tahun terakhir telah memanggil umat beriman untuk merayakan musim penciptaan selama satu bulan ini, seperti pernyataan para Uskup Katolik Filipina (the Catholic Bishops of the Philippines) pada tahun 2003, Majelis Ekumenis Eropa Ketiga di Sibiu (the Third European Ecumenical Assembly in Sibiu) pada tahun 2007 dan Dewan Gereja-Gereja Dunia (the World Council of Churches) pada tahun 2008.
Panitia Pengarah
Karena kebutuhan mendesak untuk mengatasi krisis lingkungan yang terus tumbuh, gereja-gereja Kristen terpanggil untuk memperkuat tanggapan mereka bersama-sama. Panitia pengarah ekumenis Musim Penciptaan berkumpul, mempersiapkan dan menyediakan sumber-sumber untuk memberdayakan orang Kristen menanggapi iman kita, masing-masing dengan cara denominasi atau jaringannya sendiri, selama musim refleksi dan tindakan bersama ini.
Panitia pengarah terdiri dari Dewan Gereja-Gereja (the World Council of Churches), Lutheran World Federation, the Vatican Dicastery for Promoting Integral Human Development, World Evangelical Alliance, Global Catholic Climate Movement (sekarang menjadi Laudato Si’ Movement), Anglican Communion Environmental Network, Lausanne Creation Care Network, the World Communion of Reformed Churches, the European Christian Environmental Network, ACT Alliance dan Christian Aid.
Jaringan ekumenis tersebut terinspirasi oleh panggilan mendesak dari Paus Fransiskus seperti tertera dalam ensiklik ‘Laudato Si’, “untuk dialog baru tentang bagaimana kita membentuk masa depan planet kita” dan “Kami membutuhkan solidaritas baru dan universal” di mana yang paling rentan didukung dan memungkinkan mereka untuk bermartabat. Tema Musim Penciptaan tahun 2021 adalah “Rumah untuk Semua? Memperbarui Oikos (rumah tangga) Tuhan”.
Sekretaris Dikasteri untuk Promosi Pembangunan Manusia Integral, Mgr Bruno-Marie Duffe, yang tergabung dalam komite penasihat Musim Penciptaan, tanggal 24 Mei 2021 melayangkan surat undangan pada kita semua supaya bergabung dengan keluarga ekumenis merayakan Musim Penciptaan.
“Bersatu di sekitar tema tahun ini “Rumah untuk Semua? Memperbarui Oikos (Rumah Tangga) Tuhan”, keluarga Kristen global akan berpartisipasi dalam inisiatif doa, aksi keberlanjutan, dan advokasi untuk merawat rumah kita bersama,” tulisnya. Sebelumnya, tahun lalu, Paus Fransiskus secara resmi mengundang umat beriman untuk berpartisipasi dalam Musim tahunan ini untuk: “memperbaharui iman mereka kepada Allah pencipta dan bergabung dalam doa dan bekerja untuk pemeliharaan rumah kita bersama.”
“Tahun ini, saya dengan rendah hati meminta bantuan Anda dalam mempromosikan momen penting ini di paroki dan komunitas lokal Anda,” lanjut Mgr Bruno. Dalam suratnya, Mgr Bruno juga mendorong para uskup dan badan-badan gerejawi untuk membuat pernyataan mengenai peningkatan kesadaran tentang Musim Penciptaan, membantu umat beriman untuk menyadari bahwa “menghayati panggilan untuk melindungi karya Allah adalah bagian penting dari kehidupan yang saleh, dan bukan sesuatu yang opsional atau aspek sekunder dalam pengalaman kristiani” (Laudato Si’ 217).
Dalam suratnya, Mgr Bruno menyampaikan, setelah mengakhiri Tahun Peringatan Istimewa Laudato Si’ yang merupakan tahun rahmat dengan begitu banyak inisiatif yang dilakukan di seluruh dunia untuk merawat rumah kita bersama, umat Katolik diajak untuk mempromosikan Platform Aksi Laudato Si’ multi-tahun.
“Kami sangat senang bahwa Tahun Laudato Si’ akan mengarah ke Platform Aksi Laudato Si’ multi-tahun. Saya mengundang Anda untuk mempromosikan Platform Aksi Laudato Si’ selama Musim Penciptaan dengan mengundang komunitas di tujuh sektor keluarga, paroki dan keuskupan, sekolah dan universitas, rumah sakit dan pusat kesehatan, bisnis dan pertanian, kelompok, gerakan dan organisasi, dan ordo religius, untuk melakukan perjalanan tujuh tahun ekologi integral yang diusulkan, bergabung dalam pendekatan yang sama “ekologi integral”, “kesehatan integral” dan proses perdamaian dan persaudaraan,” ajaknya.
Musim Penciptaan, menurutnya, juga akan menjadi momen kritis bagi umat Katolik untuk mengangkat suara mereka yang paling rentan dan mengadvokasi atas nama mereka menjelang dua KTT penting, KTT PBB tentang Keanekaragaman Hayati (COP 15) pada bulan Oktober dan KTT Iklim PBB pada bulan November (PP 26) tahun ini.“Izinkan saya mengundang Anda untuk bergabung dengan inisiatif advokasi seperti “Petisi Masyarakat Sehat, Planet Sehat” yang mendesak tindakan berani untuk melindungi ciptaan di samping inisiatif lain yang menyerukan jalan baru ke depan bersama,” ajaknya. Tentang petisi ini bisa diakses di https://thecatholicpetition.org. Momentum perayaan Musim Penciptaan, selain menjadi aksi merawat bumi juga menjadi aksi untuk menjalin persaudaraan ekumenis, lintas agama dan kepercayaan lokal, serta masyarakat adat karena acara ini sangat terbuka melibatkan semua pihak dalam satu visi merawat bumi, rumah kita bersama. Selain doa bersama, edukasi, kampanye dan advokasi, aksi konkret merawat bumi pun dapat dilakukan bersama-sama.
3 Comments