Udara Kota Semarang terasa panas. Waktu itu jelang makan siang. Dengan semangat, Romo Eduardus Didik Chahyono, SJ bersama aktivis Persaudaraan Lintas Agama Kota Semarang (PELITA), Komunitas Gusdurian dan mahasiswa-mahasiswi Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang melangkah sambil membawa sejumlah paket makan siang, Kamis, 2 September 2021.
Mereka hendak berbagi makan siang gratis untuk pengasuh dan anggota Panti Jompo Rindangasih 2, Panti Asuhan Cacat Ganda Pamularsih, tim medis klinik Soegijopranoto serta masyarakat sekitar Gereja Bongsari.
Acara siang itu merupakan bentuk ungkapan syukur program Piring Kasih Gereja Katolik Paroki Santa Theresia Bongsari Semarang yang telah berjalan selama 2 tahun. Tim Pelayanan Piring Kasih bersyukur atas pendampingan Tuhan selama 2 tahun ini melayani masyarakat dengan berbagi makan siang gratis. Sebelum pandemi Covid-19, masyarakat dan pengguna jalan sekitar gereja diundang untuk makan bersama di halaman gereja yang rindang. Dengan duduk dan makan siang bersama menggunakan piring, tim pelayanan Piring Kasih belajar untuk melayani dan peduli pada sesama. Sejak awal tim pelayanan ini selalu melibatkan rekan-rekan lintas agama di Kota Semarang.
Pada masa pandemi Covid-19, program Piring Kasih tetap berjalan dengan membagikan makan siang gratis berupa nasi kotak dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan. “Kami bersyukur dan gembira tetap dapat melayani makan siang gratis untuk masyarakat di tengah pandemi Covid-19. Meski semua serba terbatas dan harus waspada, kami berupaya agar tetap dapat melayani masyarakat. Kami berharap pelayanan ini dapat membantu masyarakat yang mengalami kesusahan di tengah pandemi. Dengan tindakan sederhana ini, semoga banyak orang bisa merasakan kegembiraan dan selalu sehat,” jelas Romo Didik Chahyono SJ, Pastor Kepala Paroki Santa Theresia Bongsari Semarang.
Program Piring Kasih mendapat dukungan dari umat dan sejumlah dermawan yang setia memberi donasi. Selain itu, banyak relawan yang tergerak untuk menyiapkan masakan dan menyiapkannya untuk dibagikan kepada masyarakat.
“Tak lupa kami berterima kasih kepada para dermawan yang selalu peduli pada kegiatan pelayanan kasih ini. Berkat Tuhan melimpah bagi para dermawan, tim relawan dan masyarakat,” lanjut Romo Didik SJ.
Setyawan Budi, koordinator PELITA mengungkapkan apresiasinya terhadap program Piring Kasih yang sudah berjalan 2 tahun tersebut. “Kegiatan Piring Kasih merupakan wujud Gereja yang inklusif. Kehadiran Gereja membawa dampak positif bagi masyarakat di sekitar gereja. Selamat memperingati 2 tahun perjalanan Piring Kasih,” ungkapnya yang kerap terlibat dalam program tersebut bersama jaringan lintas agama.