Sapaan Pastoral Bapak Ignatius Kardinal Suharyo Selaku Uskup Umat Katolik di Lingkugan TNI-POLRI Pada Peringatan Hari Lahir Pancasila

Berikut adalah transkrip Sapaan Pastoral Bapak Ignatius Kardinal Suharyo Selaku Uskup Umat Katolik di Lingkugan TNI-POLRI Pada Peringatan Hari Lahir Pancasila, 1 Juni 2021 yang disiarkan melalui kanal youtube Keuskupan Agung Jakarta pada tanggal yang sama.

 

Saudara-saudariku Umat Katolik di lingkungan TNI dan POLRI di manapun Anda bertugas yang terkasih,

Salam sejahtera untuk kita semua,

Pada tanggal 1 Juni ini, kita bangsa Indonesia memperingati Hari Lahir Pancasila. Dengan tulus dan penuh syukur, saya ingin menyapa Saudara-saudari sekalian sebagai penjaga sekaligus benteng ideologi negara Pancasila.

Kalau kita melihat sejarahnya, proses penggalian nilai-nilai luhur bangsa sampai tercetusnya rumusan Pancasila secara lisan oleh Ir Soekarno pada tanggal 1 Juni, melewati pergumulan yang panjang lewat masa yang sulit.

Dengan berbagai macam tantangan masa itu, para pemuda dan pemudi Indonesia dengan tabah, tekun, dan setia terus berikhtiar dan berupaya bangkit dalam sebuah pergerakan nasionalisme Indonesia.

Gereja Indonesia di dalam sejarah perjuangan bangsa pun bertekun dan setia menghadapi berbagai macam tantangan. Bersama-sama pergerakan kaum muda bangsa menemukan jatidiri yang menjadi dasar berdirinya bangsa Indonesia yang kita cintai ini.

Setia pada tujuan bangsa ini didirikan yaitu untuk menjadikan semua warga negara Indonesia mengalami damai sejahtera menuju masyarakat adil makmur, hidup rukun bersatu di tengah perbedaan merupakan kunci bagi lestarinya hidup berbangsa dan bernegara di bumi Indonesia tercinta.

Kalau dilihat dari sejarahnya, Pancasila lahir dalam situasi polarisasi arus besar dunia yakni komunisme dan kapitalisme. Pancasila tidak memihak salah satu darinya. Pancasila muncul sebagai alternati. Sebuah entitas baru yakni entitas kontras yang dilandasi oleh sikap takwa berketuhanan, memperjuangkan kemanusiaan yang adil dan beradab, menghargai kemajemukan dalam persatuan dan kesatuan bangsa, mufakat berdasarkan musyawarah dan berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

 

Saudara-saudariku yang terkasih,

Peringatan Hari Lahir Pancasila mengingatkan kita pada panggilan untuk menjadi setia. Setia di dalam mendukung dan menghidupi nilai-nilai luhur bangsa. Bangsa yang lahir dengan penuh percaya diri, bangsa yang berdaulat, mandiri tanpa ikut-ikutan arus besar dunia, tentunya membutuhkan kesetiaan luar biasa untuk mendukungnya.

Mendukung dengan cara apa? Tentunya dengan cara nyata. Yaitu dengan menghayati dan menghidupinya dalam segala aspek hidup kita bersama.

Saya mengajak Saudara-saudari sekalian untuk membangun watak peduli dan cinta pada tanah air sebagai perwujudan dari entitas atau masyarakat kontras itu.

Kita bersyukur bahwa Roh Kudus menerangi jalan kita hingga kita menemukan buah pencarian ini. Dan pada Peringatan Hari Lahir Pancasila, kita seperti diingatkan oleh suatu suara yang menggema, “Hendaklah engkau setia sampai mati, Sabda Tuhan, dan Aku akan mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan” (Why 2:10b). Setia berarti berpegang pada apa yang kita setiai. Kalau setia sampai mati akan berbuah hidup, kita akan setia pada nilai-nilai yang akan membawa kita pada hidup kekal.

Kelima sila Pancasila sudah teruji membawa negara ini selamat hingga kini. Mari, kita bertekun dan setia menghidupinya. Sejarah keselamatan Tuhan yang tertulis dalam seluruh Kitab Suci baik Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru adalah sejarah kesetiaan Allah dan belas kasih-Nya kepada umat.

Oleh karena itu, mari bersama-sama meneguhkan iman kita untuk menanggapi kesetiaan dan belas kasih Tuhan itu dengan menghidupi dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam pergaulan di tengah-tengah masyarakat, dalam hidup berbangsa serta bernegara.

Semoga rahmat Tuhan menyertai kita semua. Semoga perjalanan bangsa kita selalu dilindungi dan diberkati Tuhan.

Salam sehat berlimpah berkat untuk Saudara-saudari sekalian dan seluruh keluarga.

Terima kasih!

Bagikan:

Recommended For You

About the Author: redinspirasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *