Renungan Harian 3 Juni 2024

Hari ini kita memperingati para martir dari Uganda. Mereka adalah St. Karolus Lwanga dkk.

Dalam 2Mak 7: 1-2 dikisahkan: “Pada waktu itu, 7 orang bersaudara serta ibu mereka ditangkap. Lalu dengan siksaan cambuk dan rotan mau dipaksa oleh sang raja untuk makan daging babi yang haram. Maka seorang dari antara mereka, yakni yang menjadi juru bicara, berkata begini: “Apakah yang hendak baginda tanyakan kepada kami dan apakah yang hendak baginda ketahui? Kami lebih bersedia mati daripada melanggar hukum nenek moyang.”

Ketika sudah hampir putus nyawanya berkatalah ia: “Memang benar kau, bangsat, dapat menghapus kami dari hidup di dunia ini, tetapi Raja alam semesta akan membangkitkan kami untuk kehidupan kekal, karena kami mati demi hukum-hukum-Nya!”

Sesudah itu yang ketiga disengsarakan. Ketika diminta segera dikeluarkannya lidahnya dan dengan berani dikedangkannya tangannya juga. Dengan berani berkatalah ia: “Dari Sorga aku telah menerima anggota-anggota ini dan demi hukum-hukum Tuhan kupandang semuanya itu bukan apa-apa. Tetapi aku berharap akan mendapat kembali semuanya dari-Nya!”

Sampai-sampai sang raja sendiri dan pengiringnya pun tercengang-cengang atas semangat pemuda itu yang memandang kesengsaraan itu bukan apa-apa. Sesudah yang ketiga berpulang, maka yang keempat disiksa dan dipuntungkan secara demikian pula.

Ketika sudah dekat pada akhir hidupnya berkatalah ia: “Sungguh baiklah berpulang oleh tangan manusia dengan harapan yang dianugerahkan Allah sendiri, bahwa kami akan dibangkitkan kembali oleh-Nya. Sedangkan bagi baginda tidak ada kebangkitan untuk kehidupan.”

Matius dalam injilnya (Mat 5: 1-12a) mewartakan: “Ketika melihat orang banyak itu, naiklah Yesus ke atas bukit dan setelah Ia duduk, datanglah para murid-Nya kepadaNya. Maka Yesus pun mulai berbicara dan mengajar mereka. Ia berkata: “Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga. Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur. Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi. Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan.

Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan. Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah. Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah.

Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga. Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat. Bersukacita dan bergembiralah, karena upahmu besar di sorga.

Hikmah yang dapat kita petik:

Satu, ibu dan 7 anaknya percaya akan kebangkitan orang mati dan kehidupan kekal. Maka mereka dengan berani melawan kaisar yang memaksa mereka untuk menyembah baal dan melakukan tindakan yang bertentangan dengan suara hati mereka.

Mereka memberikan teladan tentang keteguhan iman dan nilai-nilai luhur warisan para leluhur.

Dua, Yesus dengan jelas mengajarkan jalan yang sudah pasti membahagiakan dan menuntun orang untuk masuk ke surga. Guru yang mengajar semua itu berasal dari surga. Itu berarti kalau kita ikut Dia, hidup dan masa depan kita pasti terjamin.

Kalau demikian, hendaknya kita tidak ragu-ragu untuk ikut dan mengimani Dia. Amin.

Mgr Nico Adi MSC

Bagikan:

Recommended For You

About the Author: redinspirasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *