Renungan Harian 26 Mei 2024

HARI RAYA TRITUNGGAL MAHAKUDUS

26 Mei 2024

Bacaan I               : Ul 4: 32-34. 39-40

Bacaan II              : Rom 8: 14-17

Bacaan Injil         : Mat 28: 16-20

Allah Tritunggal menyatakan kedekatan-Nya dengan hidup kita

Pemahaman saya tentang Allah Tritunggal adalah sederhana. Mungkin cerita tentang relasi saya dengan ayah saya berikut ini bisa menjadi jembatan untuk pemahaman dan iman akan Allah Tritunggal Mahakudus. Saya mengalami kehadiran bapak saya selama 39 tahun. Mengingat kembali perjalanan ayah dan saya adalah menyenangkan. Kami anak-anak dididik dengan sangat disiplin. Kadang-kadang kami mendapat ‘hajaran’ yang meninggalkan bilur di badan. Ketika bapak gajian, beliau pulang kantor membawa belanjaan yang lebih istimewa dari biasanya untuk dimakan bersama. Bapak juga sangat mendesak supaya kami mempraktikkan iman kami dengan doa dan datang ke gereja. Ketika ada tamasya rombongan sekolah di mana bapak mengajar, kami diikutsertakan. Itu semua dan banyak hal lain menyatakan cinta dan kedekatan bapak pada kami. Ketika saya mengalami masalah, apapun itu, paling nyaman adalah cerita pada bapak. Pada momen-momen seperti itu, bapak saya alami sebagai sahabat yang hangat. Beliau sekarang sudah tidak bersama kami secara fisik. Namun senyumnya, pesannya, kerinduannya pada anak-anak, tetap kami hidupi dalam keseharian. Kami ingin bapak selalu hadir.

Kisah di atas mungkin bisa mengantarkan kita pada pemahaman umat Israel akan Allah sebagai bapak, Yesus sebagai sahabat, dan Roh Kudus sebagai penghibur dan terang. Pengalaman Allah Tritunggal ini bukanlah berhenti pada rumusan dan definisi. Bahkan itu tidak dinyatakan dalam Kitab Suci secara eksplisit. Namun jelas bahwa umat Israel mengalami Allah sebagai seorang bapa yang dekat. “Atau pernahkah suatu allah mencoba datang untuk mengambil baginya suatu bangsa dari tengah-tengah bangsa lain, dengan cobaan-cobaan, tanda-tanda, serta mukjizat-mukjizat dan peperangan, dengan tangan yang kuat dan lengan yang teracung dan dengan kedahsyatan-kedahsyatan yang besar, seperti yang dilakukan Tuhan, Allahmu, bagimu di Mesir, di depan matamu?” (Ul 4: 34).

Bagi para murid, Yesus adalah Tuhan, Guru, dan sahabat mereka. Demikianlah kita masing-masing mengalami. Bahkan ketika kita berdoa dengan pengantaraan Yesus Kristus, dalam benak kita membayangkan sosok sahabat yang baik. Dan bahkan tanpa sadar, kita memanggil Dia tanpa embel-embel predikat: sebut ‘Yesus’ begitu saja. Itulah Putera Allah dalam rumusan Allah Tritunggal. Dia adalah Allah Esa yang menjelma menjadi manusia. Dan Roma 8 menyatakan: “Semua orang, yang dipimpin Roh Allah adalah anak Allah. Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu menjadi takut lagi, tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru: ‘ya Abba ya Bapa’. Dinyatakan bahwa Roh Kudus memimpin kita dalam kehidupan. Roh Kudus itulah Roh Allah sendiri.

Sekarang mudah untuk ditarik kesimpulan tentang iman kepada Allah Tritunggal. Pengalaman umat beriman akan Allah yang Esa yang dialami sebagai bapa, sahabat, dan roh, melahirkan keyakinan akan Allah Tritunggal. Nah, marilah kita rayakan pengenalan akan Allah Esa dalam banyak warna dan peran. Allah Bapa, Allah Putera, Allah Roh Kudus.

 Romo F.X. Agus Suryana Gunadi, Pr

Bagikan:

Recommended For You

About the Author: redinspirasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *