Syukur kepada Allah, kita masih diperjumpakan bersama di tahun yang baru, yakni tahun 2024. Maka, tiada ucapan yang terindah dalam memasuki tahun yang baru ini selain menyatakan dengan bahagia: Selamat Tahun Baru 2024. Harapan dan doa kita, di tahun yang baru ini, kita dapat dengan penuh syukur dan bahagia, dengan semangat tanpa sambat, selalu berserah kepada Allah yang menyertai dan mengasihi kita dengan segala dan seluruh jatuh bangun kita sebagai makhluk-Nya.
Kesadaran bahwa kita adalah makhluk-Nya, akan menumbuhkan rasa syukur dan sikap sembah bakti dalam diri kita kepada Sang Khalik, yakni Allah Bapa, Pencipta langit dan bumi beserta seluruh isinya. Dalam semangat itulah, kita boleh senantiasa bersyukur, bersujud, dan berkarya seturut dengan kehendak-Nya, bukan seturut kehendak, keinginan, dan kemauan kita sendiri.
Persis di situlah, dibutuhkan kerendahan hati dan ketaatan. Kerendahan hati dan ketaatan melulu tertuju kepada kehendak Sang Khalik, Allah Bapa, Pencipta langit dan bumi beserta seluruh isinya. Kehendak Sang Khalik kerap kali di luar nalar dan pikiran kita sebagaimana disabdakan Nabi Yesaya, “Sebab rencana-Ku bukanlah rencanamu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN. Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rencana-Ku dari rencanamu!” (Yesaya 55:8-9).
Sabda ini yang seringkali kita lupakan di realitas kehidupan kita. Kerap kali kita memikirkan diri sendiri, kepentingan sendiri, kemauan sendiri, dan bertindak semau gue lu peduli ape. Padahal, panggilan kita sebagai makhluk-Nya adalah taat kepada Sang Khalik atas semua kehendak-Nya. Kehendak-Nya yang terjadi dalam setiap peristiwa sehari-hari, bahkan dalam pengalaman-pengalaman yang buruk sekalipun, Allah hadir untuk menjadikannya baik, meluruskan, dan menyucikan setiap peristiwa yang kita alami.
Justru sikap ketidaktaatan dan pemberontakan kita terhadap kehendak-Nya itulah yang kerap kali membuat suasana batin kita sendiri menjadi keruh dan hancur. Akibatnya, kehidupan bersama pun ternoda dalam kekeruhan dan kehancuran. Satu terhadap yang lain dijerat oleh pikirannya sendiri dan lebih buruk saat kemudian mempersalahkan semua pihak lain yang berbeda dari kita. Energi kita habis hanya untuk menanggapi kekeruhan ini lantas lupa bahwa kehendak Allah yang terbaik disediakan di dalam hidup kita, dan kita dipanggil untuk ambil bagian di dalam kehendak baik tersebut.
Dibutuhkan akal budi yang waras untuk menangkap dan memahami kehendak Sang Khalik dalam kehidupan kita. Kewarasan akal budi itulah yang disebut dengan akhlak. Akhlak menyangkut itikad dan kehendak baik yang selalu diutamakan demi kebaikan bersama bukan demi kemauan sendiri.
Menyambut tahun yang baru dengan ketaataan kepada kehendak Sang Khalik dari pihak kita sebagai makhluk-Nya dengan akhlak yang merupakan anugerah-Nya adalah sebuah keniscayaan yang tak bisa diabaikan. Itulah sebabnya, marilah kita memasuki tahun yang baru ini dengan segala kerendahan hati kita, tidak dengan memaksakan kehendak kita sendiri kepada siapa pun. Semoga damai sejahtera hadir dalam kehidupan kita bersama dan dengan demikian nama Tuhan selalu dimuliakan sepanjang masa. Amin.
Selamat Tahun Baru 2024.
Salam Peradaban Kasih Ekologis.
Salam INSPIRASI, Lentera yang Membebaskan!
Aloys Budi Purnomo Pr