Hari ini kita msmperingati 1 orang kudus: St. Dominikus, pendiri Ordo Pewarta (OP). Dia lahir di Castile, Spanyol tahun 1170 dan sejak kecil sudah tampak kesucian dan kegigihannya dalam belajar. Pada usia 24 tahun dia masuk seminari dan beberapa tahun kemudian ditahbiskan sebagai imam.
Tahun 1203, dia berjuang melawan bidaah Albigensianisme yang menyangkal ajaran tentang Tritunggal Mahakudus. Agar dapat menjaga ajaran Gereja yang benar dan melawan ajaran sesat (= bidaah) dia bertekad untuk mendirikan tarekat yang berfokus pada pewartaan sabda.
Tahun 1214 dia bersama rekan-rekannya mendirikan Ordo Pewarta. Pendidikan imam amat diperhatikan supaya mereka menjadi pewarta yang ulung. Dia diangkat sebagai pemimpin pertama Ordo itu. Dia wafat tahun 1221, dan digelari santo tahun 1234 oleh Paus Gregorius IX.
Paulus dalam 1Kor 2: 1-10a menyapa umatnya: “Saudara-saudara, ketika datang kepadamu, aku tidak datang dengan kata-kata yang indah atau dengan hikmat untuk menyampaikan kesaksian Allah kepada kamu. Aku telah memutuskan untuk tidak mengetahui apa-apa di antara kamu selain Yesus Kristus, yaitu Dia yang disalibkan.
Aku juga telah datang kepadamu dalam kelemahan dan dengan sangat takut dan gentar. Baik perkataanku maupun pemberitaanku tidak kusampaikan dengan kata-kata hikmat yang meyakinkan, tetapi dengan keyakinan akan kekuatan Roh, supaya iman kamu jangan bergantung pada hikmat manusia, tetapi pada kekuatan Allah.
Sungguhpun demikian kami memberitakan hikmat di kalangan mereka yang telah matang, yaitu hikmat yang bukan dari dunia ini, dan yang bukan dari para penguasa dunia ini, yaitu para penguasa yang akan ditiadakan.
Yang kami beritakan ialah hikmat Allah yang tersembunyi dan rahasia, yang sebelum dunia dijadikan, telah disediakan Allah bagi kemuliaan kita. Tidak ada dari penguasa dunia ini yang mengenalnya, sebab kalau sekiranya mereka mengenalnya, mereka tidak menyalibkan Tuhan yang mulia.
Memang ada tertulis: “Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia.” Kepada kita Allah telah menyatakannya melalui Roh-Nya.
Lukas dalam injilnya (Luk 9: 57-62) mewartakan: “Ketika Yesus dan para murid-Nya melanjutkan perjalanan mereka, berkatalah seorang di tengah jalan kepada Yesus: “Aku akan mengikut Engkau, ke mana saja Engkau pergi.” Yesus menjawab: “Serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya.”
Lalu Yesus berkata kepada seorang lain: “Ikutlah Aku!” Tetapi orang itu menjawab: “Izinkanlah aku pergi dahulu menguburkan bapaku.” Kata Yesus: “Biarlah orang mati menguburkan orang mati; tetapi engkau, pergilah dan beritakanlah Kerajaan Allah di mana-mana.”
Lalu, seorang lain lagi berkata: “Aku akan mengikut Engkau, Tuhan, tetapi izinkanlah aku pamitan dahulu dengan keluargaku.” Jawab Yesus: “Setiap orang yang siap untuk membajak tetapi menoleh ke belakang, tidak layak untuk Kerajaan Allah.”
Hikmah yang dapat kita petik:
Satu, Tritunggal Mahakudus, meski disangkal atau diingkari oleh orang atau kelompok tertentu, tetap ada, karena Dia adalah Allah yang mahakuasa dan mahamulia. Allah sesungguhnya tidak butuh pembelaan dari pihak mana pun.
St. Dominikus dan para pengajar iman, menyuarakan dan menunjukkan ajaran iman yang benar agar umat tidak salah jalan dalam beriman. Umat beriman inilah yang perlu pembelaan agar mereka tetap berpegang pada iman yang benar dan mengabdi kepada Allah yang Esa yang serentak adalah Allah Tritunggal.
Dua, Yesus menghendaki para pengikut-Nya tidak setengah-setengah dalam hal kasih, perhatian, kesetiaan dan semangat serta pengabdiannya. Allah harus dinomorsatukan.
Ketika dinomorsatukan, Allah juga akan menomorsatukan mereka dan orang-orang yang mereka kasihi. Maka hendaknya kita yakin akan janji dan kesetiaan Allah itu, karena Dia adalah Allah yang selalu setia pada janji-Nya. Amin.
Mgr Nico Adi MSC