Renungan Harian 5 Februari 2023

MINGGU BIASA V

05 Februari 2023

Bacaan I               : Yes 58: 7-10

Bacaan II              : 1 Kor 2: 1-5

Bacaan Injil         : Mat 5: 13-16

Ringan hati membantu dalam berbagi

Ketika terjadi bencana gempa bumi di Yogyakarta, 27 Mei 2006 lalu, gereja paroki kami di Bintaran Yogyakarta, dan keluarga kami di Bantul adalah korban. Dan saya sendiri sebagai pastor paroki mesti bergerak untuk  menolong korban. Sedemikian banyak hal harus kami lakukan untuk  recovery masyarakat korban gempa, saya menghimpun para relawan dan donatur untuk ikut membantu penanganan. Sejak saat itu kami membentuk tim relawan bencana dan kemanusiaan yang kami namakan BIPEKA, singkatan ‘Berbagi Peduli Kasih’. Sampai hari ini, setelah 17 tahun dibentuk, tim ini terus mengabdi penanganan bencana dan kemanusiaan. Pengalaman kami sepanjang waktu adalah kemurahan hati para dermawan, terutama para ‘pendherek Dalem Gusti’ yang dengan sukarela terlibat. Bagi saya poinnya adalah bahwa umat beriman sangat menyadari akan perutusannya sebagai berkat yang menyelamatkan bagi sesama. Mereka rela memberikan diri, tenaga, pikiran, dan bahkan sebagian miliknya supaya menjadi berkat keselamatan bagi mereka yang membutuhkan.

Sangat jelaslah pesan Firman dalam seluruh Alkitab, ajakan untuk mewujudkannya secara kontekstual dan konkret. “Aku menghendaki supaya engkau membagi-bagikan rotimu kepada orang yang lapar, dan membawa ke rumahmu orang-orang miskin yang tak punya rumah; dan apabila engkau melihat orang telanjang, supaya engkau memberi dia pakaian dan tidak menyembunyikan diri terhadap saudaramu sendiri!” (Yes 58: 7). Bagi kaum beriman, pesan Firman itu begitu menggema dan menggerakkan hati. Itulah mengapa para pengikut Jalan Tuhan itu selalu ‘enthengan’ dalam membantu mereka yang berkekurangan dan membutuhkan. Coba perhatikan, program atau situasi dadakan yang seperti apa yang mampu menggerakkan umat untuk terlibat dan berbagi. Itu di antaranya adalah program sosial kemanusiaan: bedah rumah, Jumat Berkat, Food Day Care, RAGISUCI (Gerakan Berbagi Suka Cita), pengobatan mereka yang sakit, dan sebagainya.

Dengan aktivitas sosial dan kemanusiaan di tengah masyarakat yang beragam itulah Injil diwartakan, kehendak Allah dinyatakan dan diperkenalkan. Sebab Yesus sendiri bersabda, “Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada gunanya lagi selain dibuang dan diinjak-injak orang” (Mat 5: 13). Firman itu tidak mengandaikan, tetapi mewajibkan! Pesannya sangat tajam: Kamu adalah garam, dan garam itu asin, dan konkret garam mengasini masakan; jika tidak asin, bukanlah garam lagi.

Romo Agus Suryana Gunadi, Pr

Bagikan:

Recommended For You

About the Author: redinspirasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *