Renungan Harian 6 Februari 2023

Hari ini kita memperingati para martir dari Jepang: St Paulus Miki dan kawan-kawan. Paulus adalah imam asli dari Jepang lahir tahun 1565. Pelayanannya dan kotbah-kotbahnya memikat hati umat beriman. Tahun 1597 ketika muncul penganiayaan terhadap orang-orang Katolik, dia ditangkap dan disiksa bersama dengan 20 orang awam dan 6 misionaris Fransiskan.

Mereka disuruh berjalan keliling dan dipertontonkan kepada masyarakat. Telinga mereka disayat. Mereka dipukul dan diseret-seret. Mereka disalib di atas bukit di dekat kota Nagasaki. Dari salib, Paulus tetap menyemangati umatnya untuk bertahan. Mereka semua mati sebagai martir.

Melalui Gal 2: 19-20 Paulus menyapa umatnya: “Saudara-saudara, aku telah mati oleh hukum Taurat untuk hukum Taurat, supaya aku hidup untuk Allah. Aku telah disalibkan dengan Kristus. Kini aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku.

Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku.

Matius dalam injilnya (Mat 28: 16-20) mewartakan: “Sekali peristiwa, 11 murid itu berangkat ke Galilea, ke bukit yang telah ditunjukkan Yesus kepada mereka. Ketika melihat Dia mereka menyembah-Nya, tetapi beberapa orang ragu-ragu.

Yesus mendekati mereka dan berkata: “Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.”

Hikmah yang dapat kita petik:

Satu, Paulus Miki, meski dirinya sedang dalam penganiayaan/penyaliban, tetap menyemangati umatnya.

Dia memberikan teladan bahwa dia tidak memikirkan dirinya, kepentingannya, nasibnya sendiri. Iman, harapan dan kasihnya kepada Tuhan dan sesamanya, menjadi kekuatannya untuk menanggung derita itu. Bersama Kristus, dia bisa, tentu kita pun bisa.

Dua, Yesus bersabda: “Kepada-Ku diserahkan segala kuasa di surga dan di bumi”. Sabda itu telah dilakukan-Nya melalui hidup, karya, wafat dan kebangkitan serta kenaikan-Nya ke surga. Dia juga yang menjamin kebenaran sabda itu. Maka, hendaknya kita tidak ragu-ragu, tidak meragukan janji-janji yang Dia sampaikan kepada banyak orang”. Amin.

Mgr Nico Adi MSC

Bagikan:

Recommended For You

About the Author: redinspirasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *