Oleh ROMO B.S. MARDIATMADJA, SJ*
ADVENTUS. Banyak hal dilakukan oleh Panitia, ketika menyongsong KEDATANGAN (‘ADVENTUS’) para tamu untuk Rapat G-20. Betapa sibuk Panitia Ulangtahun Kemerdekaan RI ke-77 ketika menyiapkan KEDATANGAN tamu untuk Perayaan 17 Agustus di Istana Negara. Betapa cermat orang menyongsong KEDATANGAN tamu untuk mengawali peresmian Ibukota Negara di Kalimantan nanti. Oleh sebab itu sama sekali tak mengherankan kalau ADVENTUS (=Kedatangan Sang Penebus) setiap tahun dirayakan seluruh Gereja. Sampai 4 minggu digunakan untuk menyiapkan Pesta Natal, yaitu penyambutan KEDATANGAN TUHAN, yang akan menebus dosa-dosa manusia. Seluruhnya demi Kemuliaan Allah.
NATALIS. Adventus membutuhkan “tanda dan sarana” yang sekaligus inderawi dan Ilahi, karena yang disongsong kedatangan-Nya, bukan sembarang tamu, melainkan sekaligus “Tamu dan Tuan Rumah” bagi seluruh ciptaan, yang telah ‘diusir oleh para ciptaan-Nya sendiri, melalui penolakannya dalam melakukan dosa-dosa’. Sementara itu, si ciptaan selama berabad-abad semakin lama semakin menjauhi Allah, dengan ‘pemberontakannya kepada Dia, yang menciptakan dan menyelenggarakan dunia serta mendampingi hidup manusia maupun alam semesta’. Padahal selama berabad-abad itu Allah sering kali mengirimkan utusan-utusan-Nya dalam diri para Sesepuh, Leluhur, Nabi, Raja dan Wanita-wanita yang penuh bakti.
SETARA. Sementara itu, sejak awal Penciptaan Allah menciptakan manusia dan alam semesta, dengan saling mengasihi. “Pria dan Wanita” diciptakan-Nya: sedemikian, sehingga manusia bisa saling mencintai dan mengembangbiakkan seluruh wangsa-Nya. Perjalanan sejarah ciptaan itu semakin lama semakin saling memahami dan saling mengasihi sampai dapat bersatupadu berbakti kepada Sang Pencipta. “Jalan Bersama” sejak awal itu membangun persaudaraan dan persahabatan, lintas keluarga, lintas suku, lintas bangsa, dan lintas jenis ciptaan. Dampaknya adalah betapa seluruh ciptaan bersama-sama menyerukan sukacita, memuja Yang Mahaagung. Dalam seruan ciptaan itulah, Mazmur terbentuk sehingga Allah tidak henti-hentinya melimpahkan berkah.
KESETIAAN. Anak cucu Abraham-Ishak-Yakub saling membantu untuk setia kepada iman terhadap Yang Mahakasih. Namun tak henti-hentinya juga mereka terjatuh dalam dosa. Allah sendiri, yang penuh “chesed” (kasih setia) sehingga Penyelenggaraan Ilahi memenuhi seluruh alam semesta. Kasih-setia itu melingkupi seluruhnya, sehingga akhirnya tibalah waktunya, bahwa cintakasih Allah melimpahi segala ciptaan.
PERJANJIAN. Sejak Kitab Kejadian awal, jelas-jelas diwartakan, bahwa dosa manusia akan disucikan kembali melalui pelayanan Sang Perempuan, yang Anaknya akan menghancurkan ‘musuh umat manusia’ (Ignatius dari Loyola). Perjanjian itu diulang-ulang kembali menjawab bakti Nuh, Abraham, Musa dan Daud sampai ke anak-cucunya. Itulah sebabnya, dijanjikan pula, bahwa “Anak Daud” akan diberikan kepada manusia, guna menyelamatkan seluruh umat manusia.
PUTERA. Setelah dibuang ke Babylon, anak cucu Abraham-Ishak dan Yakub ‘mewariskan Sisa-sisa Israel’, yang masih setia menantikan terpenuhinya Perjanjian Allah, untuk mewujudkan Kasih-Setia Allah sampai tuntas. Untuk itu, dilimpahkanlah rahmat kepada Perawan Nasaret, yang dipertunangkan kepada Yusup, keturunan Daud. Syukur, bahwa Gadis Nasaret itu menjawab “ya” kepada pengutusan Allah, sehingga Sang Putera dapat “mengosongkan Diri menjadi manusia, untuk diutus menyelamatkan manusia” (Fil 2:1-11). Perlahan-lahan Keluarga Nasaret meng-GEMBALA-kan Sang Putera, sehingga siap untuk mewartakan Kerahiman Allah dan menuntaskan Kasih-Nya menebus dosa manusia. Oleh sebab itu, Ia dibangkitkan dan melahirkan hidup baru melalui kebangkitan. Sebagai langkah berikutnya, Sang Putera memberikan Sang Spiritus (Yoh 20:22) agar murid-murid-Nya dapat mewartakan Kerahiman Ilahi menantikan kedatangan-Nya Yang kedua, berkat karunia itu, siaplah para murid menyambut Pentakosta secara gembira dengan “semua bangsa”.
Bagi kita, bila sekarang kita merefleksikan “Jalan Bersama Umat Beriman” itu, maka pantaslah, kalau ADVENTUS SANG PUTERA sungguh kita sambut dengan penuh bakti. Marilah kita mempersembahkan bakti ADVENTUS secara rendah hati, supaya NATALIS menjadi “PERJUMPAAN LAHIR BATIN” seluruh ciptaan dengan Allah Bapa yang mengutus Sang Putera melalui Sang Spiritus. “Kemuliaan kepada Bapa dan Putera dan Roh Kudus. Seperti pada permulaan, sekarang dan selalu serta sepanjang segala masa.”
*Penulis adalah Pengajar di STFT Driyarkara