Renungan Harian 24 Maret 2022

Dalam Kis 16:22-34 diberitakan, ketika itu banyak orang Filipi bangkit menentang Paulus dan Silas. Lalu para pembesar kota itu menyuruh mengoyakkan pakaian dari tubuh mereka dan mendera mereka. Setelah mereka berkali-kali didera, mereka dilemparkan ke dalam penjara. Kepala penjara diperintahkan untuk menjaga mereka dengan sungguh-sungguh.

Sesuai dengan perintah itu, kepala penjara memasukkan mereka ke ruang penjara yang paling tengah dan membelenggu kaki mereka dalam pasungan yang kuat.
Kira-kira tengah malam Paulus dan Silas berdoa dan menyanyikan puji-pujian kepada Allah dan orang-orang hukuman lain mendengarkan mereka.

Lalu terjadilah gempa bumi yang hebat, sehingga sendi-sendi penjara itu goyah; dan seketika itu juga terbukalah semua pintu dan terlepaslah belenggu mereka semua.

Ketika kepala penjara itu terjaga dari tidurnya dan melihat pintu-pintu penjara terbuka, ia menghunus pedangnya hendak membunuh diri, karena ia menyangka, bahwa orang-orang hukuman itu telah melarikan diri. Tetapi Paulus berseru dengan suara nyaring: “Jangan celakakan dirimu, sebab kami semuanya masih ada di sini!”

Kepala penjara itu menyuruh membawa suluh, lalu berlari masuk dan dengan gemetar tersungkurlah ia di depan Paulus dan Silas. Ia mengantar mereka ke luar, sambil berkata: “Tuan-tuan, apakah yang harus aku perbuat, supaya aku selamat?” Jawab mereka: “Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan selamat, engkau dan seisi rumahmu.”

Lalu Paulus dan Silas memberitakan firman Tuhan kepadanya dan kepada semua orang yang ada di rumahnya.

Pada jam itu juga kepala penjara itu membawa mereka dan membasuh bilur mereka. Lalu ia dan keluarganya memberi diri dibaptis. Kemudian ia membawa mereka ke rumahnya dan menghidangkan makanan kepada mereka. Dan ia sangat bergembira, bahwa ia dan seisi rumahnya telah menjadi percaya kepada Allah.

Yohanes dalam injilnya (Yoh 16:5-11) mewartakan: “Sekarang Aku pergi kepada Dia yang telah mengutus Aku, dan tiada seorang pun di antara kamu yang bertanya kepada-Ku: Ke mana Engkau pergi? Karena Aku mengatakan hal itu kepadamu, sebab itu hatimu berdukacita.

Benarlah apa yang Kukatakan ini kepadamu: Adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi, Penghibur itu tidak akan datang kepadamu. Jikalau Aku pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu.

Dan kalau Ia datang, Ia akan menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman; akan dosa, karena mereka tetap tidak percaya kepada-Ku; akan kebenaran, karena Aku pergi kepada Bapa dan kamu tidak melihat Aku lagi; akan penghakiman, karena penguasa dunia ini telah dihukum.

Hikmah yang dapat kita petik:

Satu, dikisahkan bahwa para pembesar kota itu menyuruh mengoyakkan pakaian dari tubuh Paulus dan Silas dan mendera mereka, lalu melemparkan ke dalam penjara. Dan terjadilah gempa bumi yang hebat, sehingga sendi-sendi penjara itu goyah; dan terbukalah semua pintu dan terlepaslah belenggu mereka.

Meski para pembesar umat Yahudi telah mengambil untuk memenjarakan para rasul, ternyata Sabda Allah tidak terbelenggu dan utusan-Nya pun bebas dari penjara. Memang kalau Tuhan menghendaki apa yang tidak mungkin menjadi mungkin.

2. Yesus bersabda kepada orang banyak: “Kalau Roh Kudus datang, Ia akan menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman; akan dosa, karena mereka tetap tidak percaya kepada-Ku; akan kebenaran, karena Aku pergi kepada Bapa dan kamu tidak melihat Aku lagi; akan penghakiman, karena penguasa dunia ini telah dihukum”.

Hendaknya kita berterima kasih kepada Roh Penghibur, yang telah mengingatkan kita akan dosa, kebenaran dan penghakiman. Semoga kita terbantu untuk menyiapkan diri agar hidup abadi bersama Allah – Sang Kehidupan. Amin.

Mgr Nico Adi MSC

Bagikan:

Recommended For You

About the Author: redinspirasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *