
Aloys Budi Purnomo Pr
Salah satu upacara penting dalam ritual liturgis Malam Paskah adalah upacara cahaya. Upacara ini membuka seluruh rangkaian tirakatan Malam Paskah, menyambut Kebangkitan Tuhan Yesus Kristus dari alam maut. Imam mengawali seluruh rangkaian upacara dengan menyalakan api baru untuk menyalakan Lilin Paskah, sebagai Sang Terang yang menghalau kegelapan. Kegelapan melambangkan maut. Sang Terang melambangkan Kristus yang bangkit dari alam maut.
Maka, Paskah terjadi dengan pancaran Sang Terang sesudah gelap. Umat yang hadir dalam perayaan Ekaristi Malam Paskah sudah siap dengan lilin masing-masing di tangan. Lilin itu akan dinyalakan dengan cahaya yang diambil dari Lilin Paskah.
Di awal liturgi Malam Paskah, semua lampu dimatikan. Semua terhampar oleh kegelapan. Perlahan namun pasti, hamparan kegelapan dihalau oleh cahaya Paskah melalui lilin yang menyala. Sambil berarakan maju menuju altar, Imam mengarak Lilin Paskah dengan tiga kali seruan, “Kristus Cahaya Dunia!” dan umat menyahut gembira penuh syukur, “Syukur kepada Allah!” Nada lagu dalam crescendo, makin bergerak naik dari tangga nada yang satu ke tangga nada lainnya. Seluruh ruangan gereja dihampari terang sesudah gelap. Begitulah liturgi Paskah dimulai, Apa maknanya?
Pertama, jelas, Kristus yang bangkit dari alam maut telah mengalahkan kegelapan maut dan memancarkan cahaya terang. Paskah adalah kemenangan dalam Terang sesudah gelap. Gelap tak hanya maut namun juga kegelapan yang menyertai hidup manusia karena dosa. Kegelapan juga berwajah kecemasan, kekhawatiran, ketakutan, dan kegelisahan atas berbagai persoalan yang menimpa kita. Semua itu dihalau oleh Sang Terang, Yesus Kristus yang bangkit dari alam maut.
Kedua, terjadi pergerakan berarakan maju menuju altar. Altar adalah pusat setiap liturgi dalam tradisi Gereja Katolik. Di sanalah dihadirkan dan dikenang peristiwa teragung sengsara, wafat, dan kebangkitan Kristus. Prosesi cahaya Paskah menuju pada yang dikenangkan yakni Yesus Kristus yang sengsara, wafat, dan bangkit untuk menebus dosa-dosa seluruh umat manusia
Ketiga, nada lagu “Kristus Cahaya Dunia!” dinyanyikan dengan crescendo, kian meninggi. Maknanya, seruan sukacita harus kian digemakan kuat-kuat bersama tarian dan nyanyian para malaikat menuju surga dari bumi. Perjalanan naik menuju kemuliaan disediakan kepada kita semua yang percaya dan mengakui Yesus Kristus yang wafat dan bangkit mulia.
Keempat, kita semua, setidaknya, yang ikut dalam perayaan malam Paskah diundang untuk bersukacita karena Sang Terang menghalau kegelapan, karena maut dikalahkan, karena dosa diampuni, karena kematian tiada lagi bagi siapa saja yang percaya kepada Yesus Kristus, Sang Terang!
Selamat mempersiapkan diri menyambut Paskah, Terang sesudah gelap! Semoga dengan pemaknaan sederhana ini, kita pun siap menyambut Paskah dengan sukacita! Horeluya!
Salam peradaban kasih ekologis!
Salam INSPIRASI, Lentera yang Membebaskan!