
MALAM PASKAH
16 April 2022
Bacaan I : Kej 1: 1 – 2:2
Bacaan II : Rom 6: 2-11
Bacaan Injil : Luk 24: 1-12
Menyukuri pemeliharaan Allah pada kita
Paskah merupakan hari raya terbesar dalam Gereja. Sedemikian besar dan agung, perayaan ini dilakukan dalam tahapan-tahapan penting. Ada Tri Hari Suci, yaitu Kamis Putih, Jumat Agung, dan Minggu Paskah. Tri Hari Suci dimasukkan dalam rangkaian Minggu Suci, yaitu dari Minggu Palma sampai Minggu Paskah. Sebelum itu, Gereja mempersiapkannya dengan masa Prapaskah, yaitu 40 hari sebelum Paskah. Di dalamnya, umat diajak untuk merefleksikan diri dalam kehidupan setahun serta membangun sikap tobat dan pembaruan hidup. Setelah Minggu Paskah pun kita masih merayakannya sampai hari ke lima puluh, artinya hampir dua bulan setelah hari ‘H’ nya.
Paskah menjadi perayaan terpenting karena di situlah sumber iman kita. Gereja merayakan puncak karya penyelamatan Allah dengan sengsara, wafat, dan kebangkitan Yesus. Dan rangkaian upacara ini mengisahkan tentang karya keselamatan Allah yang dimulai dari kisah penciptaan, pemeliharaan Allah pada umat milik-Nya, yang berpuncak pada datangnya Almasih. Itulah yang dikisahkan dalam bacaan hari ini. Sejak alam semesta diciptakan, Allah telah berpihak kepada manusia ciptaan-Nya dibanding dengan ciptaan lain. Ketika semua dikatakan bahwa apa yang diciptakan itu baik, tentang manusia dinyatakan bahwa ciptaan ini ‘sungguh amatlah baik’. “Allah melihat yang dijadikan-Nya itu sunguh amat baik” (Kej 1: 31).
Allah sangat menyayangi ciptaan-Nya. Dan khususnya, manusia milik-Nya. Allah mengirimkan berbagai utusan untuk menjaga supaya umat kesayangan-Nya itu terlindungi dari marabahaya, terhindar dari celaka, dan menjadi umat yang terberkati, yang mengalami damai sejahtera. Kehadiran para hakim, raja, maupun nabi adalah representasi kehadiran Allah sepanjang sejarah umat Allah. Abraham dipanggil untuk menerima tawaran kasih Allah: Berkembangbiak dan bertambahlah keturunannya, dan Abraham menyanggupinya. Dia menjadi bapa orang beriman. (Kej 22: 1-18). Pemeliharaan Allah nyata dalam sejarah. Allah telah membebaskan kaum Israel dari perbudakan Mesir. Peristiwa penyeberangan Laut Merah menjadi bukti nyata kasih Allah itu sendiri (Kej 14: 15-15: 1).
Dengan berbagai cara Allah telah mengajak umat beriman untuk bertobat, dan nyatanya tetap ‘begitu-begitu saja’, Allah tidak rela. Allah tidak tahan untuk tidak menyelamatkan umat kesayangan dari kubangan dosa dari waktu ke waktu. Akhirnya, karena ‘Gusti ora mentala, Gusti ora lila’, Allah Bapa mengutus Putera-Nya sendiri untuk datang ke dunia, menjadi manusia, rela wafat sebagai tebusan bagi dosa-dosa kita. “Karena begitu besar kasih Allah kepada dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal” (Yoh 3: 16). Inilah puncak perayaan Paskah. Rangkaian perayaan Paskah menyatakan syukur kita atas karya penyelamatan Allah yang menganugerahkan Yesus Putera-Nya untuk mengalahkan dunia bagi keselamatan kita.
Romo Agus Suryana Gunadi, Pr