Hari pertama sesudah libur Nataru 2021-2022, sebagai pastor Campus Ministry Unika Soegijapranata Semarang, Timin melanjutkan kebiasaan menyapa para Tendik (Tenaga Kependidikan) dan Dosen yang hadir di kampus. Timin kagum dengan semangat para Tendik dan Dosen yang penuh antusiasme melaksanakan tugas perutusan mereka melayani sebagai bagian dari Unika Soegijapranata.
Pagi itu, Timin memang sengaja memarkir kendaraannya di salah satu tempat di area FEB Unika Soegijapranata untuk kemudian berjalan berkeliling menyapa siapa saja yang dijumpai, mulai dari petugas cleaning service, petugas security, Tendik dan Dosen. Timin berjalan, naik turun tangga menunggu lantai satu ke lantai lainnya, dari gedung yang satu ke gedung lainnya, mulai dari yang disebut Gedung Yustinus tempat warga FEB beraktivitas. Dari FEB di Yustinus, Timin meluncur ke Albertus, tempat warga Teknik Elektro dan Teknologi Pertanian beraktivitas untuk sementara waktu ini. Prof Budi Widianarko menjadi teladan profesional seorang Guru Besar yang dengan disiplin, kerendahan hati, dan komitmennya sudah melakukan aktivitas mengajar di salah satu ruangan. Tentu saja, Timin tidak hendak menginterupsi aktivitas itu dengan sapaannya, cukup dengan doa dan apresiasi, sebab pada saatnya, pasti ada kesempatan berjumpa. Begitulah, hari itu, dari Yustinus ke Albertus, lalu ke Thomas Aquinas, Mikael, Antonius, dan Henricus Constant. Semua disambangi Timin, dengan sapaan.
Tim Fakultas Kedokteran sedang sibuk mempersiapkan akreditasi. Timin berjalan kaki saja hingga lantai lima sekalian berolahraga. Di Mikael agak ringan, sebab mereka berkumpul di halaman depan sambil “pesta kebun”, sehingga sapaan bisa diberikan tanpa harus naik turun tangga hahaha. Semua sudah berkumpul dalam sukacita. Di lantai 8 HC juga ringan karena bisa dicapai melalui Skyway dari Gedung Antonius. Dari lantai 8 turun sampai FAD (Arsitektur dan Desain) dengan berjalan kaki lebih ringan, daripada berjalan naik. Tinggal satu yang belum disapa karena berada di tempat lain, yakni yang di Rikardus Jl. Menteri Supeno.
Nah, ini yang kemudian membuat Timin terkesima, yakni komentar dari salah satu rekan dari FK. “Loh, Romo kok cukur? Begitu cukur, sekarang kayak Pilatus! Padahal waktu rambut panjang, Romo kayak Yesus!” Hahaha, Timin hanya terbahak mendengar komentar tersebut. Tampaknya, rekan tersebut merupakan salah satu dari sekian banyak lainnya yang masih tidak ikhlas ketika rambut Timin yang panjang itu dipotong pendek. Yaaah…, ternyata rambut membuat Timin terbelah antara Yesus dan Pilatus. Tentu saja, entah rambut panjang entah rambut pendek, cita-cita kian serupa dengan Yesus menjadi pilihan (Timin).