
Dalam Mal 3: 1-4, 4:5-6 dikisahkan beginilah firman Tuhan: “Lihat, Aku menyuruh utusanKu, supaya ia mempersiapkan jalan di hadapan-Ku! Dengan mendadak Tuhan yang kamu cari itu akan masuk ke bait-Nya! Malaikat Perjanjian yang kamu kehendaki itu, sesungguhnya, Ia datang, firman TUHAN semesta alam.
Siapakah yang dapat tahan akan hari kedatangan-Nya? Dan siapakah yang dapat tetap berdiri, apabila Ia menampakkan diri? Sebab Ia seperti api tukang pemurni logam dan seperti sabun tukang penatu.
Ia akan duduk seperti orang yang memurnikan dan mentahirkan perak; dan Ia mentahirkan orang Lewi, menyucikan mereka seperti emas dan seperti perak, supaya mereka menjadi orang-orang yang mempersembahkan korban yang benar kepada TUHAN.
Maka persembahan Yehuda dan Yerusalem akan menyenangkan hati TUHAN seperti pada hari-hari dahulu kala dan seperti tahun-tahun yang sudah-sudah.
Sesungguhnya Aku akan mengutus nabi Elia kepadamu menjelang datangnya hari TUHAN yang besar dan dahsyat itu. Maka ia akan membuat hati bapa-bapa berbalik kepada anak-anaknya dan hati anak-anak kepada bapa-bapanya supaya jangan Aku datang memukul bumi sehingga musnah.
Lukas dalam injilnya ( Luk 1: 57-66) mewartakan: “Pada waktu itu, genaplah bulannya bagi Elisabet untuk bersalin dan ia pun melahirkan seorang anak laki-laki. Ketika tetangga-tetangganya serta sanak saudaranya mendengar, bahwa Tuhan telah menunjukkan rahmat-Nya yang begitu besar kepadanya, bersukacitalah mereka bersama-sama dengan dia.
Lalu, datanglah mereka pada hari yang kedelapan untuk menyunatkan anak itu dan mereka hendak menamai dia Zakharia menurut nama bapanya, tetapi ibunya berkata: “Jangan, ia harus dinamai Yohanes.” Kata mereka kepadanya: “Tidak ada di antara sanak saudaramu yang bernama demikian.”
Maka, mereka memberi isyarat kepada bapanya untuk bertanya nama apa yang hendak diberikannya kepada anaknya itu. Ia meminta batu tulis, lalu menuliskan kata-kata ini: “Namanya adalah Yohanes.” Dan mereka pun heran semuanya.
Seketika itu juga terbukalah mulutnya dan terlepaslah lidahnya, lalu ia berkata-kata dan memuji Allah. Maka ketakutanlah semua orang yang tinggal di sekitarnya, dan segala peristiwa itu menjadi buah tutur di seluruh pegunungan Yudea.
Maka, semua orang, yang mendengarnya, merenungkannya, berkata: “Menjadi apakah anak ini nanti?” Sebab tangan Tuhan menyertai dia.
Hikmah yang dapat kita petik:
Satu, dikisahkan bahwa Tuhan berfirman: “Lihat, Aku menyuruh utusan-Ku, supaya ia mempersiapkan jalan di hadapan-Ku”.
Pada zaman kita sekarang ini, “Siapakah utusan itu? Di manakah mereka?” Utusan itu kalau bukan kita siapa lagi? Kalau bukan di antara keluarga atau komunitas kita, lalu dicari di mana lagi?
Dua, mereka datang pada hari yang kedelapan untuk menyunatkan anak itu dan menamai dia Zakharia menurut nama bapanya, tetapi ibunya berkata: “Jangan, ia harus dinamai Yohanes.” Kata mereka: Ini melawan adat atau tradisi. Akhirnya, sesuai petunjuk ayahnya, anak itu diberi nama Yohanes. Lalu, sang ayah tidak bisu lagi.
Kalau Tuhan mau, Dia akan menunjukkan jalan dan kebesaran-Nya, dan mengatasi kendala yang ada. Tuhan mahabesar. Semoga kita ketika berhadapan dengan situasi sulit, pergilah dan serahkanlah perkara itu kepada-Nya. Biarlah Tuhan yang membuka jalan bagi kita umat-Nya. Amin.
Mgr Nico Adi MSC