Renungan Harian 18 Oktober 2021

Hari ini adalah hari pesta St Lukas – penulis injil. Dia adalah seorang dokter, sahabat rasul Paulus. Ia menemani Paulus dalam perjalanannya ke Makedonia, Yerusalem dan Roma.

Ketika Paulus dimasukkan ke penjara, Lukas mulai mengumpulkan cerita-cerita yang kemudian menjadi dasar penulisan injil dan kisah para rasul yang menggambarkan perkembangan awal umat Kristus. Injilnya ditujukan kepada semua orang, khususnya kaum miskin, yang lemah dan hina dina, serta para pendosa. Lukas wafat sebagai martir pada usia 84 tahun.

Paulus dalam 2Tim 4: 10-17a menyapa Timoteus: Saudaraku terkasih,  Demas telah mencintai dunia ini dan meninggalkan aku. Ia telah berangkat ke Tesalonika. Kreskes telah pergi ke Galatia dan Titus ke Dalmatia. Hanya Lukas yang tinggal dengan aku.

Jemputlah Markus dan bawalah ia ke mari, karena pelayanannya penting bagiku. Tikhikus telah kukirim ke Efesus. Jika engkau ke mari bawa juga jubah yang kutinggalkan di Troas di rumah Karpus dan juga kitab-kitabku, terutama perkamen itu. Aleksander, tukang tembaga itu, telah banyak berbuat kejahatan terhadap aku. Tuhan akan membalasnya menurut perbuatannya.

Hendaklah engkau juga waspada terhadap dia, karena dia sangat menentang ajaran kita. Pada waktu pembelaanku yang pertama tidak seorangpun yang membantu aku, semuanya meninggalkan aku, tetapi Tuhan telah mendampingi aku dan menguatkan aku, supaya dengan perantaraanku Injil diberitakan dengan sepenuhnya dan semua orang bukan Yahudi mendengarkannya.

Lukas dalam injilnya (Luk 10: 1-9) mewartakan: “Ketika itu, Tuhan menunjuk tujuh puluh murid yang lain, lalu mengutus mereka berdua-dua mendahului-Nya ke setiap kota dan tempat yang hendak dikunjungi-Nya. Kata-Nya kepada mereka: “Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu mintalah kepada Tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu.

Pergilah, sesungguhnya Aku mengutus kamu seperti anak domba ke tengah-tengah serigala. Janganlah membawa pundi-pundi atau bekal atau kasut, dan janganlah memberi salam kepada siapapun selama dalam perjalanan.

Kalau kamu memasuki suatu rumah, katakanlah lebih dahulu: Damai sejahtera bagi rumah ini. Dan jikalau di situ ada orang yang layak menerima damai sejahtera, maka salammu itu akan tinggal atasnya. Tetapi jika tidak, salammu itu kembali kepadamu. Tinggallah dalam rumah itu, makan dan minumlah apa yang diberikan orang kepadamu, sebab seorang pekerja patut mendapat upahnya.

Janganlah berpindah-pindah rumah. Dan jikalau kamu masuk ke dalam sebuah kota dan kamu diterima di situ, makanlah apa yang dihidangkan kepadamu, dan sembuhkanlah orang-orang sakit yang ada di situ dan katakanlah kepada mereka: Kerajaan Allah sudah dekat padamu.”

Hikmah yang dapat kita petik:

Satu, ketika Paulus dimasukkan penjara, Lukas mulai mengumpulkan cerita-cerita tentang Yesus sebagai dasar untuk menulis injil dan Kisah para rasul.

Ketidakhadiran pemimpin atau kesulitan untuk mendapatkan bahan ajar bagi umat perdana, menjadi peluang bagi Lukas untuk menulis atau membukukan cerita lepas, sehingga bisa dijadikan pedoman untuk pengajaran iman  dan bisa dipercaya.

Semoga kita pun mau menulis atau mencatat peristiwa-peristiwa penting yang dapat membantu pengumpulan data atau sejarah yang kelak dijadikan pedoman bagi kehidupan selanjutnya.

Dua, Yesus berpesan: “Ketika kamu memasuki suatu rumah, katakanlah lebih dahulu: “Damai sejahtera bagi rumah ini”.

Bukan makanan, bukan agenda kerja atau kebutuhan lainnya yang diutamakan, melainkan “damai sejahtera yang berasal dari Allahlah yang dinomorsatukan”. Ketika Allah dan damainya didahulukan,  inilah yang akan terjadi: suasana dan hati manusia lebih tenang, dan hasilnya mengagumkan. Hendaknya kita yakin, akan hal ini. Amin.

Mgr Nico Adi MSC

Bagikan:

Recommended For You

About the Author: redinspirasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *