HARI MINGGU BIASA XVIII
01 Agustus 2021
Bacaan I : Kel 16: 2-4. 12-15
Bacaan II : Ef 4: 17. 20-24
Bacaan Injil : Yoh 6: 24-35
Beriman untuk hidup kekal
Di banyak negeri, agama menjadi jalan yang menjamin kelancaran kehidupan dan penghidupan. Ketika pemimpin negeri itu beragama A, dan mayoritas penduduknya juga beragama A, maka demi kelancaran hidup dan penghidupannya, seseorang sebaiknya mengikuti agama mayoritas dan keyakinan pemimpinnya. Maka ketika ternyata seseorang bekerja di kantor yang mayoritas karyawan dan pemimpinnya beragama A sementara dia B, sangat dikhawatirkan dia mengalami diskriminasi dalam pekerjaan. Tidak sedikit orang yang tidak tahan dengan perlakuan demikian sehingga dia ‘terpaksa’ meninggalkan agama B dan beralih menjadi A demi ‘kenyamanan’ hidup dan penghidupannya. Ini memang cerita lama dan kita sudah biasa mendengarnya. Banyak orang memanfaatkan agama sebagai jalan mencapai kesejahteraan duniawi.
Umat Israel bersungut-sunggut kepada Musa yang sedang membawa mereka dari perbudakan Mesir dengan membandingkan antara hidup sejahtera di Mesir sekalipun sebagai budak, dan hidup menderita di padang gurun sekalipun menjadi orang merdeka. “Sebab kamu membawa kami keluar ke padang gurun ini untuk membunuh seluruh jemaah ini dengan kelaparan”. Atas sungut-sungut dan gerutu umat-Nya, Tuhan memenuhi dahaga dan kelaparan mereka dengan makanan yang berkecukupan. “Sesungguhnya Aku akan menurunkan dari langit hujan roti bagimu. Maka bangsa itu akan keluar dan memungut tiap-tiap hari sebanyak yang perlu untuk sehari”. (Kel 16: 4). Demikianlah setiap hari Tuhan menjamin mereka dari perut yang lapar dan dari dahaga. “Inilah roti yang diberikan Tuhan kepadamu menjadi makananmu”. Rupa-rupanya umat Israel pun mengimani Allah sebatas memberi kesejahteraan duniawi: makanan sehari-hari.
Pengalaman akan Allah yang menjamin kehidupan dan penghidupan duniawi, hanyalah pengantar untuk mempercayai Allah lebih dalam. Umat Israel dan para murid diajak untuk tidak berhenti pada jaminan hidup dunia, ketika mereka mengikuti Yesus, melainkan pengharapan akan hidup akhirat. Itulah yang terungkap dalam Injil hari ini. Ketika banyak orang berduyun-duyun menemui Dia, dan menyatakan salam dan kabar, Yesus menampakkan kekecewaan-Nya. “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kamu mencari Aku, bukan karena kamu telah melihat tanda-tanda, melainkan karena kamu telah makan roti itu dan kamu kenyang. Bekerjalah bukan untuk makanan yang dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal, yang akan diberikan Anak Manusia kepadamu; sebab Dialah yang disahkan oleh Bapa, Allah, dengan meterai-Nya. (Yoh 6: 26-27).
Mungkin kita akan kecewa ketika kita menjadi ‘pendherek Dalem Gusti’, pengikut Jalan Tuhan hanya supaya ada jaminan kehidupan di dunia ini. Sebab yang kita temukan seringkali sebaliknya. Tantangan semakin banyak, jalan-jalan penghidupan lebih terbatas, ancaman perlakuan yang tidak adil dan sebagainya. Mengapa kita mesti bertahan dan terus memberi kesaksian? Karena kita mengalami jaminan hidup abadi, dengan mengamalkan ajaran dan perintah-Nya.
Romo FX Agus Gunadi, Pr