Pandemi Covid-19 Meledak, Doa Mohon Pemulihan Digelar

Kasus Covid-19 kembali meledak. Rumah-rumah sakit penuh dengan pasien Covid-19 yang membutuhkan perawatan intensif. Sebagian dari pasien Covid-19 harus antre untuk mendapatkan perawatan secara khusus. Yang meninggal bertambah. Setiap hari, di berbagai lini masa media sosial selalu ada postingan seputar Covid-19 yang menandakan kasus Covid-19 begitu masif. Ada yang mohon doa kesembuhan, doa keselamatan untuk yang meninggal, dan penghiburan bagi yang masih dirawat. Di banyak tempat, pemerintah setempat menerapkan karantina wilayah demi menekan laju transmisi penularan Covid-19. Banyak tempat ibadah ditutup untuk sementara.

Prihatin akan kejadian tersebut, sejumlah gereja yang diinisiasi romo setempat pun menggelar doa bersama umat dengan intensi pemulihan dari wabah Covid-19. Paroki Santa Theresia Bongsari adalah salah satu gereja yang menyelenggarakan doa tersebut dipimpin oleh Romo Eduardus Didik Chahyono, SJ

“Semoga kebersamaan kita malam hari  ini sungguh memberikan peneguhan bagi yang sakit maupun keluarga yang menemani dan semoga kita semua juga selalu bisa saling memperhatikan,” demikian pengantar Romo Didik dalam sebuah acara doa bersama yang digelar secara daring.

Pastor Didik dengan mengambil inspirasi dari perikop Kitab Suci tentang perempuan yang sembuh dari sakit pendarahan karena menyentuh jumbai jubah Yesus memberikan peneguhan.

“Bapak, Ibu, Saudara-saudari terkasih, melalui Kitab Suci ini kita diteguhkan bagaimana Yesus yang memiliki kepekaan yang luar biasa. Jadi, di antara kerumunan banyak orang Ia bisa merasakan bahwa ada seseorang yang datang kepada-Nya dan kemudian menyentuh jubah-Nya. Maka, ini suatu yang sangat luar biasa, bagaimana kepekaan keterarahan hati Yesus, siapa saja orang-orang yang membutuhkan pertolongan-Nya,” katanya.

Romo Didik pun mengajak umat untuk tetap yakin dan percaya bahwa Yesus selalu peduli. “Kita juga yakin dengan penuh kepercayaan bahwa Tuhan Yesus juga punya kepekaan yang sangat luar biasa. Juga punya kepedulian yang luar biassa, mampu merasakan apa yang menjadi kesulitan dan juga situasi berat yang dialami oleh saudari-saudara kita yang sedang sakit,” katanya.

Maka, Romo Didik berharap, dengan diadakannya acara doa bersama tersebut, saudara-saudari yang sedang berjuang untuk kesembuhannya tidak merasa sendiri, “tetap masih punya Tuhan yang peduli”.

“Yang menarik adalah bagaimana Tuhan dengan cara-Nya yang sangat luar biasa, selalu berusaha untuk memberikan daya kesembuhan-Nya,” tegasnya.

Dan semoga juga Bapak-Ibu, Saudari-Saudara, semuanya yang saling memperhatikan ini juga tidak lelah, juga memiliki semangat seperti Tuhan Yesus, yang mau memberikan diri-Nya untuk banyak orang, khususnya bagi mereka yang sedang sakit.

Romo Didik mengajak semua pihak untuk tetap setia memerhatikan yang sedang sakit dan sekaligus memberi semangat kepada yang sedang berjuang untuk kesembuhannya. “Bapak-Ibu, Saudari-saudara tetap harus sehat karena punya tugas untuk memperhatikan Saudari-saudaranya yang sedang sakit. Kemudian yang sedang sakit juga jangan berkecil hati ya, apalagi sakit ini kan memang masih ada banyak pergulatan. Kadang orang takut kalau diketahui punya sakit ini. Padahal ndak masalah. Maksudnya bahwa memang harus segera ditangani. Maka, semoga jangan kecil hati dan tetap merasa bahwa Bapak-Ibu ini menjadi tanda kehadiran Tuhan, karena melalui Bapak-Ibu, Saudara-saudari yang sedang sakit ini, kami pun juga belajar bagaimana terus beriman, bagaimana terus percaya,” kata Romo Didik.

Romo Didik menegaskan, sekalipun sakit  mereka tetap memiliki nilai sehingga tidak perlu berkecil hati “dan kita semua saling bahu membahu untuk memperhatikan dan semoga dengan kebersamaan kita, daya kesembuhan Allah semakin bisa dialami.”

Hal yang sama pun dibuat di  Paroki Santo Yohanes Rasul Wonogiri. Romo Agus Suryana Gunadi, Pr memimpin doa Koronka Kerahiman Ilahi dengan intensi Pemulihan dari pandemi Covid-19  secara daring. “Saya ingin kita bisa bersatu dalam doa karena doa dalam kesatuan itu punya kuasa yang dahsyat bagi Tuhan. Maka, saya merindukan perjumpaan seperti ini dalam doa Koronka Kerahiman Ilahi untuk intensi khusus pemulihan Covid, untuk mereka yang masih berjuang menjadi pulih, untuk mereka yang dipanggil Tuhan, untuk kita dan keluarga supaya tetap dijaga dalam kesehatan yang baik di masa pandemi, untuk segala usaha para medis dan kemanusiaan, dan pemulihan dunia,” katanya.

Ia memilih doa Kerahiman Ilahi karena merasa didorong untuk melakukan itu. “Berminggu-minggu rasanya aku harus doa kerahiman dan mengajak banyak orang untuk berdoa Koronka,” katanya.

Selain dua paroki tersebut sejumlah paroki yang lain pun menggelar acara serupa. Umat menanggapi dengan antusias.

Kevikepan Semarang pun  melakukan yang sama. Vikaris Episkopal FX Sugiyana, Pr  mengadakan acara Sapaan, Peneguhan dan Doa bagi yang Sakit dan Terpapar Covid, bersama Tim Psikologi Kevikepan secara daring, 27 Juni 2021.

Tak cukup hanya itu, mengingat pandemi Covid-19 dihadapi oleh siapapun dari latar belakang masyarakat yang berbeda-beda, Kevikepan Semarang pun menggelar doa bersama lintas agama.

Juni 2021, 8 kabupaten/kota di Jawa Tengah ditetapkan sebagai zona merah. PPKM mikro mulai dijalankan di 5.757 RT yang masuk dalam zona merah di Jawa Tengah tersebut. Tingkat hunian rumah sakit melonjak secara drastis dan para tenaga kesehatan kewalahan. “Sapaan dan Doa untuk Masyarakat yang Sakit dan Terpapar Covid di Jawa Tengah” pun digelar secara daring bersama tokoh-tokoh lintas agama, 30 Juni 2021.

Tokoh-tokoh agama yang bergabung dalam doa bersama itu adalah Ws. Andi Gunawan (Wakil Ketua Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (Matakin) Provinsi Jawa Tengah),  Pinandhita Eko Pujianto (Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Provinsi Jawa Tengah), Bhante Cattamano Mahathera (Kepala Vihara Tanah Putih, Semarang), KH. Taslim Syahlan (Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi Jawa Tengah), Pendeta Djoko Sukono (Ketua Badan Musyawarah Antar Gereja (Bamag) Provinsi Jawa Tengah), Dwi Setiyani Utami (Ketua Perempuan Penghayat Indonesia (Puanhayati) Provinsi Jawa Tengah), Suster Klarista, SDP (Pimpinan Tarekat Susteran Penyelenggaraan Ilahi), dan Romo FX. Sugiyana, Pr. (Vikaris Episkopal (Vikep) Semarang).

Bagikan:

Recommended For You

About the Author: redinspirasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *