
Oleh BAPAK JULIUS KARDINAL DARMAATMADJA, SJ
Siapa pendidik iman kita?
Ketika membaca kisah Beato Carlo Acutis di Mingguan Hidup no 43 Tahun 2020, timbul pertanyaan dalam hati. Siapa sebenarnya pendidik iman Beato Carlo Acutis? Pertanyaan ini timbul karena sepintas, tampak bahwa orang tuanya tidak mendidik iman seperti yang telah dihayati oleh Beato Carlo Acutis. Orang tuanya bukan orang yang rajin ke gereja untuk merayakan ekaristi. Menjawab pertanyaan Pastor Valleo Carlo Posserini OSB, pastor dari Keuskupan Assisi yang mewancarainya, ibunya bercerita: “Kami dan suami lahir dari keluarga Katolik. Tetapi pembinaan iman biasa saja. Seperti keluarga sekuler di Eropa, kami membesarkan Carlo dengan cara sekuler. Kami tidak mengharapkan dia unggul dalam hidup rohani. … Saya jauh dari gereja, apalagi suami. Mungkin Natal dan Paskah, adalah waktu tepat untuk merayakan ekaristi. … Meski hidup rohani orang tua biasa saja, Carlo tak mempersoalkannya. Ia sangat menghargai orang tuanya.”
Ketika ditanya secara khusus mengenai Carlo, apa sudah ada tanda-tanda sejak kecil bahwa Tuhan memilihnya menjadi kudus, ibunya menjawab: “Sejak di dalam kandungan, Carlo tidak menunjukkan tanda-tanda istimewa. Tetapi sejak berumur 5 tahun, ia sudah terbiasa dengan ekaristi, doa pribadi dan devosi. Tanpa dituntun dia akan pergi ke gereja sendiri.” (ibid. Halaman 11, Antonia Salzano, ibunda Carlo Acutis).
Bayangkan anak berumur 5 tahun, sudah berani berangkat sendirian ke gereja. Berikut penuturan ibunya: “Saat menerima Komuni Pertama usia tujuh tahun, Carlo begitu bahagia. Ia melukiskan kebahagiaannya seperti bayi di dalam kandungan Elizabeth, ketika Maria mengunjunginya. Begitu girang, sampai melupakan sekitarnya.” (Ibid.). Ini gejala yang tidak biasa. Diakui oleh ibunya: “Secara normal setelah menerima Komuni Pertama, sahabat-sahabatnya merasa biasa-biasa saja.” (ibid.). Jadi tampak bahwa iman Carlo sangat maju dibandingkan dengan teman-teman sebaya. Atau bahkan melebihi iman orang dewasa. Imannya hidup, benar dan mendalam. Sudah terjadi hubungan kasih yang mendalam antara Carlo dan Tuhan Yesus sendiri, yang ada dalam perayaan Ekaristi dan diterima saat menerima Komuni kudus. Dan ini dihayati betul, sehingga membuat dia bahagia.
Selengkapnya ada di edisi cetak Majalah INSPIRASI, Lentera yang Membebaskan no. 201 Mei Tahun XVII 2021. Hubungi +6285101923459