Maria, Sang Ratu Alam Semesta

Mari sejenak berimajinasi dalam iman, harapan, dan kasih kepada Tuhan Yesus Kristus bersama Bunda Maria, yang di Bulan Oktober mendapat tempat istimewa dalam ajaran dan tradisi Gereja Katolik Roma. Bulan Oktober disebut sebagai Bulan Rosario Suci. Kita bersyukur di Indonesia mendapat rahmat Berdoa Rosario dengan menghubungkan tema pada Ensiklik Laudato Si’.

Peristiwa-Peristiwa dalam Doa Rosario dari Peristiwa Gembira, Cahaya, Sedih, dan Mulia terhubung dengan tema-tema merawat Bumi, rumah bersama. Paus Fransiskus bahkan menyebut Bunda Maria, sebagai “Ratu Seluruh Dunia Ciptaan” dalam Ensiklik Laudato Si’ artikel 241. Selengkapnya Paus Fransiskus menulis, “Maria, Bunda yang telah merawat Yesus, sekarang merawat dunia yang terluka ini dengan kasih sayang dan rasa sakit seorang ibu. Sama seperti hatinya yang tertusuk telah meratapi kematian Yesus, sekarang dia berduka cita atas penderitaan orang-orang miskin yang disalibkan dan makhluk-makhluk dari dunia ini yang dihancurkan oleh kekuasaan manusia. Sepenuhnya telah berubah rupa, dia hidup dengan Yesus, dan semua makhluk menyanyikan keelokannya. Dia adalah “perempuan berselubungkan matahari, dengan bulan di bawah kakinya dan sebuah mahkota dari dua belas bintang di atas kepalanya.” (Wahyu 12:1). Terangkat ke surga, dia adalah Ibu dan Ratu seluruh ciptaan. Dalam tubuh kemuliaannya, bersama dengan Kristus yang bangkit, sebagian dari ciptaan telah mencapai kepenuhan keindahannya. Ia tidak hanya menyimpan dalam hatinya seluruh kehidupan Yesus yang ia asuh dengan setia (bdk Lukas 2:19, 51), tetapi sekarang pun ia memahami makna segala sesuatu. Oleh karena itu, kita dapat meminta dia untuk membantu kita memandang dunia ini dengan mata yang lebih bijaksana.

Berdasarkan ajaran tersebut, saya pun berimajinasi dalam iman, harapan, dan kasih dengan menyebut Bunda Maria sebagai Sang Ratu Alam Semesta. Mengapa? Tentu saja, hal ini karena Bunda Maria sangat erat terhubung dengan Sang Putra, yakni Tuhan Yesus Kristus sebagai Sang Raja Semesta Alam. Maka, dapat dikatakan, penyebutan Maria sebagai Ratu Semesta Alam merupakan konsekuensi logis dari bahwa Maria menjadi Bunda Yesus Kristus Sang Raja Semesta Alam. Dasar penyebutan Maria Ratu Semesta Alam erat terkait dengan iman, harapan, dan kasih kita kepada Tuhan Yesus Kristus Sang Raja Semesta Alam. Gagasan dasarnya, penyebutan Bunda Maria Ratu Semesta Alam erat terkait dengan perannya sebagai Bunda Putera Allah yang sejak semula dikuduskan Allah Bapa dan mengambil peran istimewa dalam keseluruhan rencana keselamatan Allah dalam Tuhan Yesus Kristus dan persekutuan Roh Kudus, termasuk dalam kelestarian alam semesta dan lingkungan hidup.

Secara alkitabiah saya menemukan dasar penalaran sebagai berikut. Dalam Kitab Suci Perjanjian Lama, yang disebut ratu kerajaan bukanlah istri sang raja, tetapi ibu sang raja, sebagai ibu suri yang dihormati bersama raja (Yer 13:18). Namanya pun dicantumkan bersama dengan sang raja (1Raj 14:21, 15:9-10, 22:42; 2Raj 12:2; 14:2; 15:2; 15:33). Contohnya, saat Ratu Batsyeba menghadap Raja Salomo, Raja Salomo memberikan tahta kepada bundanya di sebelah kanannya (1Raj 2:19). Pola ini dapat kita terapkan pada Bunda Maria dalam kaitannya dengan Yesus Kristus, Sang Raja Semesta Alam. Penghormatan kita terhadap Bunda Maria sebagai Ratu Semesta Alam tidak terlepas dari iman dan pengakuan Gereja akan Tuhan Yesus Kristus sebagai Raja Semesta Alam (bdk. Liturgi HR Tuhan Yesus Kristus Raja Semesta Alam; Mrk 11:9-10; Mat 21:1-9; Luk 19:28-38; Yoh 12:12-15).

Maria sebagai Bunda adalah permaisuri yang berpakaian emas, berada di sebelah kanan sang Raja, yang mengacu kepada Kristus sendiri (lih. Mzm 45:10), yang tahtanya tetap untuk selama-lamanya (Mzm 45:7; lih. Luk 1:32-33). Dialah Ratu yang memiliki peran istimewa dalam sejarah keselamatan, yaitu sebagai Bunda yang melahirkan Kristus Sang Raja Penyelamat umat manusia (lih. Luk 1:31-32). Selain itu, Kitab Suci juga mengajarkan bahwa para kudus di surga akan menerima mahkota kehidupan. Bukankah Bunda Maria merupakan Ratu Para Kudus yang selayaknya menerima mahkota kemuliaan tersebut? Tuhan Yesus memberikan mahkota kebenaran kepada orang-orang yang telah mengakhiri pertandingan dalam kehidupan ini dengan baik dengan memelihara iman (2Tim 4:8). Kesetiaan Bunda Maria yang bertahan sampai akhir, mendatangkan mahkota kehidupan yang dijanjikan Tuhan (Yak 1:12, 1Pet 5:4, Why 2:10). Bunda Marialah Ratu Semesta Alam yang “berselubungkan matahari, dengan bulan di bawah kakinya dan sebuah mahkota dari dua belas bintang di atas kepalanya” (Wahyu 12:1) sebagai Ratu Semesta Alam. Doakanlah kami ya Maria, Ratu Semesta Alam, agar kami memiliki kepekaan seperti dikau dalam merawat Bumi, rumah bersama yang sedang ditimpa krisis ekologi tak kunjung henti.

Salam Peradaban Kasih Ekologis. Berkah Dalem.

Salam INSPIRASI, Lentera yang Membebaskan!

Aloys Budi Purnomo Pr

Bagikan:

Recommended For You

About the Author: redinspirasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *