Dalam Hos 2: 13.14b-15.18-19 dikisahkan beginilah firman Tuhan: “Aku ini akan membujuk umat-Ku, dan membawa dia ke padang gurun, dan berbicara untuk menenangkan hatinya. Dia akan merelakan diri di sana seperti pada masa mudanya, seperti pada waktu dia berangkat keluar dari tanah Mesir.
Maka pada waktu itu, demikianlah firman TUHAN, engkau akan memanggil Aku: Suamiku, dan tidak lagi memanggil Aku: Baalku! Aku akan menjadikan engkau isteri-Ku untuk selama-lamanya dan Aku akan menjadikan engkau isteri-Ku dalam keadilan dan kebenaran, dalam kasih setia dan kasih sayang. Aku akan menjadikan engkau isteri-Ku dalam kesetiaan, sehingga engkau akan mengenal TUHAN.
Matius dalam injilnya (Mat 9: 18-26) mewartakan: “Sekali peristiwa datanglah seorang kepala rumah ibadat kepada Yesus, lalu menyembah Dia dan berkata: “Anakku perempuan baru saja meninggal, tetapi datanglah dan letakkanlah tangan-Mu atasnya, maka ia akan hidup.” Lalu Yesus pun bangunlah dan mengikuti orang itu bersama-sama dengan murid-murid-Nya.
Pada waktu itu seorang perempuan yang sudah 12 tahun lamanya menderita pendarahan maju mendekati Yesus dari belakang dan menjamah jumbai jubah-Nya. Katanya dalam hatinya: “Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh.” Yesus berpaling dan memandang dia serta berkata: “Teguhkanlah hatimu, hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau.” Maka sejak saat itu sembuhlah perempuan itu.
Ketika Yesus tiba di rumah kepala rumah ibadat itu dan melihat para peniup seruling dan orang banyak ribut, berkatalah Ia: “Pergilah, karena anak ini tidak mati, tetapi tidur, tetapi mereka menertawakan Dia.
Setelah mereka diusir, Yesus masuk dan memegang tangan anak itu, lalu bangkitlah anak itu. Maka tersiarlah kabar tentang hal itu ke seluruh daerah itu.
Hikmah yang dapat kita petik:
Satu, sungguh nyata pembelaan Allah kepada umat-Nya sekalipun mereka berdosa, dan semua itu ditunjukkan dengan pelbagai macam jalan yang dikerjakan untuk membela kehidupan mereka dan membebaskan mereka dari hukuman dosa.
Dia menyebut mereka sebagai istri-Nya. Itu berarti betapa dekatnya relasi kasih antara dua pihak ini. Semoga kita sebagai umat-Nya, bersyukur karena mempunyai Allah yang demikian dekat dengan kita.
Dua, wanita yang mengalami sakit parah itu percaya bahwa Yesus adalah orang baik, dan akan memberikan apa yang dimintanya meski disampaikan dengan diam-diam.
Kepala rumah ibadat itu menyampaikan permintaannya dengan jelas dan terus terang. Yesus pun menyetujuinya. Anak perempuan yang sakit itu sembuh.
Permintaan kepada Yesus bisa diungkapkan dengan kata-kata yang jelas, atau hanya di dalam hati, namun yang penting percaya bahwa Yesus mampu melakukan semuanya itu.
Wanita yang disembuhkan dan kepala rumah ibadat, bukan orang Katolik. Maka hendaknya kita menyadari bahwa Yesus itu bukan hanya memberikan anugerah kepada orang katolik, tetapi juga kepada semua orang yang berkehendak baik dan percaya kepada-Nya. Amin.
Mgr Nico Adi MSC