Anak-anak Muda Berjuang Melawan Tindak Pidana Perdagangan Orang

Kesadaran masyarakat akan isu Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) makin kuat. Banyak kelompok masyarakat, NGO, maupun agama mulai mengorganisir diri untuk melawan TPPO. Salah satunya adalah Generasi Samaritan yang digawangi anak-anak muda. Angelia Gloria adalah orang muda Katolik yang turut bergabung di komunitas tersebut. Dalam Webinar Katalogue “Not for Sale”, 19 April 2024, perempuan yang biasa disapa Glo itu menjelaskan tentang Generasi Samaritan yang berpusat di Batam, Keuskupan Pangkalpinang.

Menurutnya, Generasi Samaritan adalah kelompok orang muda Katolik yang memiliki semangat, jiwa untuk melayani Tuhan Yesus dalam diri sesama, terutama kepada mereka yang terjerat atau menjadi korban perdagangan manusia (human trafficking) dan kekerasan terhadap perempuan dan anak.

“Kami fokus pada isu kemanusiaan, tapi khususnya itu kepada human trafficking dan kekerasan terhadap perempuan dan anak,” katanya. Generasi Samaritan mempunyai slogan “Mata yang terbuka, hati yang peka, dan tangan yang siap membantu”.

Latar belakang kelahiran Generasi Samaritan

Seperti komunitas lainnya, Generasi Samaritan lahir karena dipicu oleh situasi dan kenyataan yang terjadi khususnya maraknya kejahatan perdagangan orang. Menurut Glo,  kejahatan human trafficking, kekerasan terhadap perempuan dan anak di Kota Batam cukup tinggi. “Dan siapa saja itu bisa menjadi korban, bahkan siapa saja ya bisa menjadi pelaku, termasuk orang-orang muda dan orang-orang dekat di sekitar kita juga bisa menjadi pelaku,” katanya. Karena itu, lanjutnya,  Komisi Keadilan Perdamaian Pastoral Migran Perantau (KKPPMP) Keuskupan Pangkalpinang Kevikepan Utara pada tahun 2022-2023 memberikan tugas dan mandat kepada dua frater TOPer yaitu Frater Lorensius Novensus (biasa disapa Frater Aven) dan Frater Bryan Bowo Pangestu SCJ (biasa disapa Frater Bryan), dibantu Staf Kantor Shelter  Santa Theresia untuk membentuk sebuah kelompok orang muda Katolik yang peduli isu-isu kemanusiaan. Setelah melalui proses, Generasi Samaritan pun lahir dan diresmikan pada tanggal 6 November 2022.

Spritualitas Generasi Samaritan

Generasi Samaritan menghidupi spiritualitas yang diambil dari Kisah Orang Samaria yang Murah Hati (Lukas 10:25-37). “Orang Samaria ini dengan mata yang terbuka, ia mau melihat orang-orang di sekitarnya yang butuh pertolongan. Dan dengan hati yang peka, ia memiliki empati kepada orang yang sedang menderita. Dengan tangan yang siap membantu, ia mengulurkan  tangan untuk memulihkan orang yang menderita sebagai sesamanya,” terang Glo.

Ketika seseorang bergabung dalam Generasi Samaritan diharapkan, lanjut Glo, memiliki spirit orang Samaria yang murah hati yaitu punya mata yang terbuka, hati yang peka, dan tangan yang selalu siap membantu sesama.

Anggota Generasi Samaritan diajak untuk menggumuli tiga aspek. Yang pertama, anggota diajak untuk menumbuhkan pengetahuan.  “Kita pastinya akan belajar mengetahui isu-isu kemanusiaan yang kerap menimpa orang muda, secara khusus isu perdagangan manusia dan kekerasan terhadap perempuan dan anak. Jadi, pastinya kita akan belajar tentang human trafficking, kekerasan, dan juga belajar untuk bisa menjadi animator untuk lingkungan kita,” kata Glo.

Anggota juga diajak untuk menumbuhkan afeksi. “Menjadi lebih peka, menjadi lebih peduli, serta mampu mencintai Tuhan Yesus Kristus dalam diri orang-orang yang menderita dan membutuhkan pertolongan,” ungkap Glo. Dalam Generasi Samaritan, anggota juga diajak untuk menambah relasi pertemanan yang semakin luas. “Jadi, teman-teman kelompok anak muda yang fokus pada isu kemanusiaan di kota Batam itu bukan cuma Generasi Samaritan. Ada juga KOMPAK, itu adalah Komunitas Orang Muda Anti Perdagangan Orang dan Eksploitasi Seksual Anak. Ada juga RAEKSA, itu Remaja Anti Eksploitasi Seksual Anak. Jadi, nggak cuma Generasi Samaritan aja, tapi ada juga komunitas-komunitas lain. Dan kebetulan, kami itu bergabung bersama dan membentuk yang namanya Jaringan Anak Muda Batam. Jadi, dengan bergabung dalam komunitas-komunitas seperti ini akan menambah relasi pertemanan kita, juga menambahkan ilmu-ilmu dan pengalaman-pengalaman kita,” katanya.

Pelayanan Generasi Samaritan

Mereka yang bergabung di Generasi Samaritan melakukan berbagai pelayanan. Pertama, berdoa dan belajar bersama. “Pertemuan 2 minggu sekali, belajar bersama, diskusi kasus-kasus yang lagi happening, aksi, dan advokasi untuk isu-isu kemanusiaan yang ada di lingkungan sekitar, dan pastinya berdoa bersama. Belajar, memperdalam spirit orang Samaria yang murah hati kepada semua anggota,” kata Glo.

Kedua, menjadi animator dalam kegiatan kemanusiaan seperti aksi sosial, sosisalisasi, dan kampanye. Beberapa kegiatannya adalah mendatangi panti asuhan, berdoa bersama para lansia, menghibur mereka, dan makan bersama.

Generasi Samaritan juga kerap memakai momentum perayaan, misalnya Hari Anak Nasional. Pada Hari Anak Nasional 2023, tepatnya 22-23 Juli 2023 Generasi Samaritan menyampaikan sosialisasi tentang pengasuhan anak, hak-hak anak dan mendengarkan suara hati anak-anak. “Kurang lebih 100 orang anak-anak kota Batam yang mengikuti kegiatan ini,” kata Glo.

Generasi Samaritan juga menghelat 24 Hari Penuh Kasih Sayang yang momentumnya bersamaan dengan 16 Hari Kampanye Anti Kekerasan terhadap Perempuan. “Di Batam, kami menyebutnya Kampanye 24 Hari Penuh Kasih Sayang. Karena rasanya kalau terus-terusan mendengar tentang kekerasan itu sangat negatif. Jadi, kami mengganti kata kekerasan dengan penuh kasih sayang. Kenapa 24 hari? Karena ditutup di tanggal 18 Desember, itu sebagai Hari Migran Internasional. Nah, kebetulan banget di tahun lalu di tahun 2023 itu, kampanye ini diinisiasi oleh jaringan anak muda tadi. Jadi, Generasi Samaritan bersama dengan KOMPAK dan juga RAEKSA itu bersinergi dan melaksanakan kampanye ini,” katanya. Demikian juga pada hari AIDS, Generasi Samaritan melakukan kampanye di beberapa titik di Kota Batam sebagai bentuk dukungan kepada ODHA.

Menurut Glo, selama Prapaskah, anggota Generasi Samaritan juga rajin melakukan jalan salib di setiap paroki di Kota Batam. Selain menggarap isu trafficking, Generasi Samaritan juga memberikan pelayanan di rutan dan lapas di Batam. “Kami memberikan pelayanan di sana itu biasanya kami katekese singkat, kemudian mendengarkan sharing mereka, sharing 7 langkah juga dan berdoa bersama,” jelas Glo.

Untuk mempererat tali persaudaraan sesama anggota, Generasi Samaritan menggelar The G-Samaritan Gathering. “Kami memperdalam tentang 7 Sakramen dalam Gereja Katolik dan bagaimana nilai-nilainya dalam kehidupan kita sehari-hari,” tuturnya. Saat ini Generasi Samaritan sudah mempunyai tempat atau “base camp” dan sudah diresmikan yaitu Pondok Generasi Samaritan.

Selain melakukan berbagai pelayanan, Generasi Samaritan juga melakukan kampanye melalui media sosial seperti YouTube dengan memproduksi short movie tentang kejahatan perdagangan orang dan HAM.

Tantangan yang dihadapi

Meski cukup banyak yang telah dilakukan, menurut Glo, Generasi Samaritan juga tak luput dari berbagai tantangan. Pertama, banyak anak muda yang masih kurang paham tentang bahaya perdagangan manusia dan kekerasan terhadap perempuan dan anak. Kedua, kurangnya kepedulian dan kepekaan khususnya anak muda tentang isu-isu kemanusiaan yang ada di sekitarnya seperti perdagangan orang, kekerasan, toxic relationship, dan pergaulan bebas. Ketiga, masyarakat khususnya orang muda dengan mudah mengakses segala sesuatu di internet tanpa memilah secara bijaksana, contohnya penipuan secara online dan judi online.

“Generasi Samaritan sendiri itu memang lebih kepada pencegahan. Jadi, kami lebih berperan di media sosial, membagikan informasi-informasi terbaru tentang perdagangan orang, modus-modusnya seperti apa, kemudian, membuat film juga,” terang Glo.

 

Bagikan:

Recommended For You

About the Author: redinspirasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *