Melalui 1Ptr 2: 2-6.9-12 Petrus menyapa umatnya: “Saudara-saudara, jadilah sama seperti bayi yang baru lahir, yang selalu ingin akan air susu yang murni dan yang rohani, supaya olehnya kamu bertumbuh dan beroleh keselamatan. Jika kamu benar-benar telah mengecap kebaikan Tuhan. Dan datanglah kepada-Nya, batu yang hauidup itu, yang memang dibuang oleh manusia, tetapi yang dipilih dan dihormat di hadirat Allah.
Dan biarlah kamu juga dipergunakan sebagai batu hidup untuk pembangunan suatu rumah rohani, bagi suatu imamat kudus, untuk mempersembahkan persembahan rohani yang karena Yesus Kristus berkenan kepada Allah.
Saudara-saudara, kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan semua perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib.
Kamu, yang dahulu bukan umat Allah, tetapi yang sekarang telah menjadi umat-Nya, yang dahulu tidak dikasihani tetapi yang sekarang telah beroleh belas kasihan. Saudara-saudaraku yang kekasih, aku menasihati kamu, supaya sebagai pendatang dan perantau, kamu menjauhkan diri dari semua keinginan daging yang berjuang melawan jiwa.
Milikilah cara hidup yang baik di tengah-tengah para bangsa bukan Yahudi, supaya apabila mereka memfitnah kamu sebagai orang durjana, mereka dapat melihatnya dari semua perbuatanmu yang baik dan memuliakan Allah pada hari Ia melawat mereka.
Markus dalam injilnya (Mrk 10: 46-52) mewartakan: “Pada waktu itu, tibalah Yesus dan murid-murid-Nya di Yerikho. Dan ketika Yesus keluar dari Yerikho, bersama dengan para murid-Nya dan orang banyak yang berbondong-bondong, ada seorang pengemis yang buta, bernama Bartimeus, anak Timeus, duduk di pinggir jalan.
Ketika didengarnya, bahwa itu adalah Yesus orang Nazaret, mulailah ia berseru: “Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!” Banyak orang menegornya supaya ia diam, namun semakin keras ia berseru: “Anak Daud, kasihanilah aku!” Lalu Yesus berhenti dan berkata: “Panggillah dia!”
Mereka memanggil orang buta itu dan berkata kepadanya: “Kuatkan hatimu, berdirilah, Ia memanggil engkau.” Lalu ia menanggalkan jubahnya, ia segera berdiri dan pergi mendapatkan Yesus.
Tanya Yesus kepadanya: “Apa yang kaukehendaki supaya Aku perbuat bagimu?” Jawab orang buta itu: “Rabuni, supaya aku dapat melihat!” Lalu kata Yesus: “Pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau!” Pada saat itu juga melihatlah ia, lalu ia mengikuti Yesus dalam perjalanan-Nya.
Hikmah yang dapat kita petik:
Satu, Petrus menasihati dan mendorong umatnya untuk menimba dan menghidupi diri dengan anugerah Allah agar benar-benar mengecap kebaikan Tuhan. Dan setelah dikuatkan dan disegarkan, kita menjadi saluran rahmat bagi sesamanya.
Tuhan mendidik dan mendorong kita agar menjadi orang yang murah hati dan mau berbagi. Semoga dengan rela hati dan tulus, kita siap untuk menjadi penyalur kasih Tuhan.
Dua, Bartimeus – pengemis yang buta itu, telah menunjukkan kepada kita 2 hal. Pertama, Yesus datang bukan hanya untuk orang-orang sehat dan baik, tetapi juga bagi mereka yang sakit, cacat dan tidak diperhitungkan. Kedua, orang-kecil kecil dan miskin, orang sakit dan cacat yang disapa dan disembuhkan, menunjukkan sukacita yang begitu besar.
Semoga kita pun siap dan tidak lupa untuk bersyukur atas anugerah yang kita terima. Amin.
Mgr Nico Adi MSC