
Februari 2024 menjadi momentum penting bagi saya baik secara personal, eklesial, maupun sosial. Apa maksudnya? Pertama, secara personal, Februari selalu menjadi momentum penting bagiku sebab di salah satu tanggal dan hari di Februari, saya selalu boleh bersyukur atas anugerah kehidupan yang dilimpahkan Tuhan kepadaku. Tepatnya di tanggal 14 Februari, sejak 55 tahun yang lalu, aku bersyukur atas hari kelahiranku alias sekaligus merupakan hari ulang tahunku. Di tahun 2024 ini, aku (akan) bersyukur merayakan HUT saya yang ke-56. Semakin bertambah usia, tentunya, harapan dan doaku adalah agar hidupku kian menjadi berkat bagi umat dan masyarakat. Itu yang utama. Entah dalam keadaan sehat maupun sakit, untung maupun malang, suka maupun duka, aku berdoa dan berharap agar boleh menjadi berkat bagi umat dan masyarakat, baik secara dan sebagai pribadi, maupun secara rohani sebagai imam Katolik.
Kedua, 14 Februari menjadi momentum global siapa saja yang berkehendak baik mensyukuri kasih sayang. Maka hari tersebut dinamai Hari Kasih Sayang atau Valentine’s Day. Dalam permenunganku, pertama-tama, kasih sayang itu adalah kasih sayang yang berasal dan bersumber dari Allah sendiri sebagaimana diwartakan St. Yohanes, “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal!” (Yohanes 3:16). Kasih sayang Allah itulah yang selalu menjadi sumber kekuatan hidup saya dan Anda semua di mana pun berada. Saya tidak pernah merancang hidup saya untuk terlahir pada hari yang istimewa itu, maka, kusadari dan kuimani bahwa semua itu adalah kehendak Allah sendiri bagi hidup saya. Tiada kata lain selain ucapan syukur atas segala rahmat dan berkat yang dilimpahkanNya dalam kehidupan saya. Itulah sebabnya, saya berdoa dan berharap bahwa hidup saya pun menjadi berkat bagi umat dan masyarakat.
Ketiga, dalam konteks eklesial, tanggal 14 Februari 2024 bersamaan dengan hari pertama Masa Prapaskah dalam tradisi Gereja Katolik. Hari itu disebut sebagai Hari Rabu Abu. Hari Rabu Abu adalah hari pertama pantang dan puasa selama Masa Prapaskah dalam tradisi Gereja Katolik. Umat Katolik di seluruh dunia memulai masa Masa Prapaskah sebagai masa pertobatan dan rahmat pengampunan Tuhan yang berlimpah.
Sebagai tanda pertobatannya, umat Katolik di seluruh dunia menandai dahinya dengan tanda salib yang ditulis dengan abu yang ditandakan padanya. Saat menerima tanda salib dengan abu di dahinya, umat Katolik menerima pesan: Bertobatlah dan percayalah kepada Injil; atau kalimat lain: Kamu berasal dari abu dan akan kembali menjadi abu. Dalam kedua pesan itu termuat pesan pertobatan. Masa pertobatan dimulai dan dihayati selama Masa Prapaskah seraya mengenang dan merenungkan kisah kasih sengsara Yesus Kristus yang merupakan tanda kasih paling agung belarasa-Nya terhadap umat manusia. Kisah kasih sengsara Yesus menjadi tanda penebusan sebagai buah pertobatan. Namun terutama dan pertama-tama, kasih sayang dalam penderitaan dan kematian Yesus merupakan puncak solidaritas Kristus kepada umat manusia dan memuncak pada penebusan dalam sukacita Paskah, kebangkitan Kristus. Semua itu dimulai dengan momentum Rabu Abu.
Akhirnya, 14 Februari 2024 menjadi momentum sosial kebangsaan sebab pada hari itu dilaksanakan Pemilu khususnya dalam memilih pemimpin bangsa dan para wakil rakyat melalui Pilpres dan Pileg. Pemilu serentak dilaksanakan di seluruh Tanah Air Indonesia dan di seluruh dunia bagi warga bangsa Indonesia di mana pun berada. Secara sosial, 14 Februari 2024 menjadi momentum kasih sayang bagi warga bangsa Indonesia di mana pun berada dalam menentukan pilihan secara langsung, umum, bebas, dan rahasia. Pemilu yang bersifat Luber ini tentu menjadi ekspresi kasih sayang bagi warga bangsa Indonesia dalam menentukan pemimpin masa depan yang bersih, jujur dan memikirkan kepentingan bangsa, bukan kelompok dan partai semata. Pemilu menjadi pertobatan karena kita mengevaluasi pula model kepemimpinan kita dan memilih pemimpin baru yang kiranya akan membawa bangsa Indonesia menjadi lebih baik lagi di masa mendatang. Siapa pun yang akan terpilih, baiklah kita hormati saja meski barangkali tidak sesuai dengan harapan-harapan kita!
Selamat memasuki masa Prapaskah. Selamat ber-Pemilu.
Salam Peradaban Kasih Ekologi. Berkah Dalem.
Salam INSPIRASI, Lentera yang Membebaskan!
Romo Aloys Budi Purnomo, Pr