Hari ini kita memperingati 1 orang kudus yaitu St. Hieronimus. Dia lahir di Dalmatia tahun 342, dan berasal dari keluarga yang kaya dan saleh.
Pada usia 12 tahun, dia dikirim ke Roma untuk belajar hukum dan filsafat. Karena pengaruh kota dan teman-temannya dia menjadi anak nakal namun kemudian bertobat.
Setelah dipermandikan dan studi di seminari, serta dibimbing Paus Liberius, dia ditahbiskan sebagai imam. Karena banyak belajar kitab suci, bahasa Latin, Yunani dan Ibrani, dan tinggal di Betlehem selama 30 tahun, dia diangkat untuk menjadi sekretaris pribadi Paus Damasus, lalu diminta untuk menerjemahkan Kitab Suci ke dalam bahasa Latin. Terjemahan itu disebut Vulgata yang masih tetap dipakai sampai sekarang. Hieronimus wafat tahun 420.
Melalui 2Tim 3: 14-17 Paulus menyapa umatnya: “Saudaraku terkasih, hendaklah engkau tetap berpegang pada kebenaran yang telah engkau terima dan engkau yakini, dengan selalu mengingat orang yang telah mengajarkannya kepadamu.
Ingatlah juga bahwa dari kecil engkau sudah mengenal Kitab Suci yang dapat memberi hikmat kepadamu dan menuntun engkau kepada keselamatan oleh iman kepada Kristus Yesus.
Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik.
Matius dalam injilnya (Mat 13: 47-52) mewartakan sabda Yesus: “Kerajaan Sorga itu seumpama pukat yang dilabuhkan di laut, lalu mengumpulkan berbagai-bagai jenis ikan. Setelah penuh, pukat itu diseret orang ke pantai. Lalu, duduklah mereka dan mengumpulkan ikan yang baik ke dalam pasu dan ikan yang tidak baik mereka buang.
Demikianlah pada akhir zaman. Para malaikat akan datang dan memisahkan orang jahat dari orang benar, lalu mencampakkan orang jahat ke dalam dapur api. Di sanalah akan terdapat ratapan dan kertakan gigi.
Mengertikah kamu semuanya itu?” Mereka menjawab: “Ya, kami mengerti.” Lalu, berkatalah Yesus: “Setiap ahli Taurat yang menerima pelajaran dari hal Kerajaan Sorga itu seumpama tuan rumah yang mengeluarkan harta yang baru dan yang lama dari perbendaharaannya”.
Hikmah yang dapat kita petik:
Satu, Hieronimus, yang mula-mula nakal ternyata dipilih Allah untuk menjadi saluran/pembuka rahmat Allah bagi banyak orang, dengan menerjemahkan kitab suci.
Semoga prodiakon, lektor, katekis, para imam, biarawan-biarawati, dan pewarta sabda dan lain-lain bersyukur dan bangga karena dipakai Allah untuk membacakan/memperdengarkan sabda Allah kepada banyak orang.
Dua, Yesus menegaskan bahwa ikan-ikan yang “lolos seleksi” dan pantas dihidangkan adalah ikan-ikan yang baik dan berkualitas”.
Seleksi yang dilakukan Tuhan itu tidak main-main, dan benar-benar akan dilakukan tanpa pandang bulu karena Dia tidak bisa disogok. Hendaknya kita menyiapkan diri agar lolos seleksi karena memang berkualitas. Amin.
Mgr Nico Adi MSC