Renungan Harian 16 September 2023

Hari ini kita memperingati 2 orang martir: St. Kornelius (Paus) dan Siprianus (Uskup). Kornelius dipilih menjadi Paus tahun 251. Dia melayani umatnya dengan setia meski membahayakan nyawanya. Surat-surat Uskup Siprianus menguatkan dia dalam pengasingannya. Karena deritanya yang begitu berat, Paus wafat tahun 253 di Roma.

Siprianus baru dibaptis pada usia 45 tahun. Ia mengucapkan kaul kemurnian sesaat sebelum dibaptis. Setelah menjadi imam, dia diangkat menjadi uskup tahun 249. Persahabatannya dengan Paus Kornelius sungguh luar biasa. Dia rajin mengirim banyak surat kepada Paus untuk menguatkan dia selama berada di pengasingan. Siprianus dibunuh oleh Valerius di Kartago 14 September 258.

Melalui 2Kor 4: 7-15, Paulus menyapa umatnya: “Saudara-saudara, harta ini kami punyai dalam bejana tanah liat, supaya nyata, bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami.

Dalam segala hal kami ditindas, namun tidak terjepit; kami habis akal, namun tidak putus asa. Kami dianiaya, namun tidak ditinggalkan sendirian, kami dihempaskan, namun tidak binasa.

Kami senantiasa membawa kematian Yesus di dalam tubuh kami, supaya kehidupan Yesus juga menjadi nyata di dalam tubuh kami. Kami, yang masih hidup ini, terus-menerus diserahkan kepada maut karena Yesus, supaya juga hidup Yesus menjadi nyata di dalam tubuh kami yang fana ini. Maka demikianlah maut giat di dalam diri kami dan hidup giat di dalam kamu.

Karena kami memiliki roh iman yang sama, seperti ada tertulis: “Aku percaya, sebab itu aku berkata-kata”, kami juga percaya dan sebab itu kami juga berkata-kata.

Kami tahu, bahwa Ia, yang telah membangkitkan Tuhan Yesus, akan membangkitkan kami juga bersama-sama dengan Yesus. Dan Ia akan menghadapkan kami bersama-sama dengan kamu kepada diri-Nya. Semuanya itu terjadi karena kamu, supaya kasih karunia, yang semakin besar berhubung dengan semakin banyaknya orang yang menjadi percaya, menyebabkan semakin melimpahnya ucapan syukur bagi kemuliaan Allah.

Yohanes dalam injilnya (Yoh 17: 11-19) mewartakan doa Yesus kepada Bapa-Nya: “Bapa yang kudus, Aku tidak ada lagi di dalam dunia, tetapi mereka masih ada di dalam dunia, dan Aku datang kepada-Mu. Ya Bapa yang kudus, peliharalah mereka dalam nama-Mu, yaitu nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu sama seperti Kita.

Selama bersama mereka, Aku memelihara mereka dalam nama-Mu, yaitu nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-Ku. Aku telah menjaga mereka dan tidak ada seorang pun dari mereka yang binasa selain dari dia yang telah ditentukan untuk binasa, supaya genaplah yang tertulis dalam Kitab Suci.

Sekarang, Aku datang kepada-Mu dan Aku mengatakan semuanya ini sementara Aku masih ada di dalam dunia, supaya penuhlah sukacita-Ku di dalam diri mereka.

Aku telah memberikan firman-Mu kepada mereka dan dunia membenci mereka, karena mereka bukan dari dunia, sama seperti Aku bukan dari dunia. Aku tidak meminta, supaya Engkau mengambil mereka dari dunia, tetapi supaya Engkau melindungi mereka dari yang jahat.

Mereka bukan dari dunia, sama seperti Aku bukan dari dunia. Kuduskanlah mereka dalam kebenaran; firman-Mu adalah kebenaran. Sama seperti Engkau telah mengutus Aku ke dalam dunia, demikian pula Aku telah mengutus mereka ke dalam dunia; dan Aku menguduskan diri-Ku bagi mereka, supaya mereka pun dikuduskan dalam kebenaran.

Hikmah yang dapat kita petik:

Satu, di dalam kelemahan dan kekurangan sebagai gembala, Kornelius dan Siprianus saling menguatkan agar kuat untuk menjalani derita dan penganiayaan. Hidup mereka bagaikan harta yang ada di dalam bejana tanah liat. Itulah sebabnya mereka minta kekuatan kepada Allah.

Hendaknya kita tidak lupa mendoakan dan mendukung secara rohani dan mental saudara-saudari kita yang sudah menderita atau berbeban berat. Semoga kita menjadi saluran kasih Allah bagi mereka.

Dua, Yesus mendoakan para murid-Nya agar bersatu, sehati dan sejiwa. Tuhan tahu bahwa hidup dalam persatuan itu indah, namun sulit diwujudkan dan harus dibangun secara terus-menerus dengan tulus dan setia.

Semoga kita adalah manusia-manusia pembangun dan saksi-saksi kesatuan dan kesehatian yang setia dan siap berkorban bagi umat dan masyarakat. Amin.

Mgr Nico Adi MSC

Bagikan:

Recommended For You

About the Author: redinspirasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *