Renungan Harian 17 September 2023

MINGGU BIASA XXIV

17 September 2023

 

Bacaan I               : Sir 27: 30 – 28: 9

Bacaan II              : Rom 14: 7 – 9

Bacaan Injil         : Mat 18: 21 – 35.

 

Allah kita maha pengampun

Pengalaman terbesar dalam hidup adalah maaf dan pengampunan. Betapa kita tidak pernah melupakan pengalaman itu, ketika kita pada suatu saat dimaafkan atau diampuni. Hadiah-hadiah terbesar yang berusaha saya wujudkan adalah maaf dan pengampunan. Walau dalam situasi tertentu itu sangat sulit saya lakukan. Saya ingat akan kegembiraan seorang bocah putera altar yang bercerita pada ibunya tentang senyum seorang romo ketika dia justru sedang melakukan kesalahan yang memalukan. Ceritanya demikian, dia sedang bertugas melayani altar. Ketika membawa anggur dalam ampul di atas nampan, ampul itu bergeser karena licin dan anggur itu tumpah dan bahkan gelasnya pecah. Dia pucat dan takut, sambil memandang reaksi romonya. Ternyata romonya tersenyum dan berbisik sambil menepuk pundaknya untuk mengambil lap dan tempat sampah. Dia dibantu romonya membersihkan tumpahan anggur dan pecahan kaca. Setelahnya, seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Itulah pengalaman terindah di masa kanak-kanaknya.

Sekarang marilah kita baca Firman ini dengan rasa: “Dendam kesumat dan amarah sangatlah mengerikan, dan orang berdosalah yang dikuasainya. Barangsiapa membalas dendam akan dibalas oleh Tuhan. Tuhan dengan seksama memperhitungkan segala dosanya. Ampunilah kesalahan sesama, niscaya dosa-dosamu akan dihapus juga, jika engkau berdoa” (Sir 27: 30 – 28: 2). Dendam kesumat dan amarah adalah penyakit. Dia melukai si pelaku maupun korban. Dan bila itu dipelihara terus tanpa usaha memaafkan dan mengampuni, hidupnya tidak tenang, jiwanya terganggu, bahkan fisik pun digerogoti. Jika Firman Allah mengajak kita untuk memaafkan sesama, dan untuk memohon maaf atas kesalahan diri, itu bukan untuk kepentingan Allah, tetapi untuk kepentingan yang bersangkutan. Ketika itu terjadi dalam lingkaran terdekat relasi kita, betapa ini malapetaka. Ibu, maafkanlah anakmu! Suami, ampunilah istrimu. Hai anak-anak, maklumilah kedua orang tuamu.

Banyak orang beriman belum memahami secara mendalam tentang arti pengampunan dalam Sakramen Tobat. Padahal jika dia membuka hati pada rahmat pengampunan Allah, betapa hidupnya terberkati dan penuh kegembiraan. Perintah untuk mengampuni adalah ungkapan cinta Allah pada kita semua. Allah tahu, kita menderita dan hidup kita muram ketika kita menyimpan dosa dan kesalahan. Maka Allah membuka hati untuk pengampunan, demi kita. Allah juga tahu betapa dendam itu merusak diri, kesehatan, dan seluruh hidup. Maka Allah mengajak setiap pribadi untuk mengampuni dan memaafkan, demi kita. Pertanyaan Petrus: Sampai berapa kali harus mengampuni saudara yang telah berbuat dosa kepadanya, dijawab oleh Yesus: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali! Mari belajar mengampuni dan memaafkan dan juga berani meminta maaf dan ampun.

Romo F.X. Agus Suryana Gunadi, Pr

Bagikan:

Recommended For You

About the Author: redinspirasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *