HARI MINGGU BIASA XI
18 Juni 2023
Bacaan I : Kel 19: 2-6a
Bacaan II : Rom 5: 6-11
Bacaan Injil : Mat 9: 36-10:8
Karya keselamatan berdasar belaskasih
Bapa Suci Fransiskus sangat menghayati nilai belaskasih. Beliau sendiri menyadari panggilannya sebagai Paus lahir karena belaskasih Allah. Jika harus menyatakan diri siapa beliau, dikatakannya: Saya adalah pendosa yang dianugerahi belaskasih Allah. Beliau mengatakan bahwa apa yang dia ungkapkan itu bukan kata-kata indah penuh kiasan, tetapi benar-benar menjadi refleksi atas hidup dan panggilannya. Semua hanya karena belaskasih Allah.
Karena begitu besar kasih Allah kepada kita, Dia telah menganugerahkan Anak-Nya sendiri menjadi manusia untuk menebus dosa umat-Nya! Penebusan sendiri berawal dari ketidaktegaan Bapa melihat nasib manusia yang terus-menerus berbuat dosa dan pelanggaran. Mengandalkan kekuatannya sendiri manusia tidak mungkin menjadi suci. Maka, Allah Bapa berinisiatif menyelamatkan umat manusia melalui Sabda yang menjelma. Dari pijakan ini, kita bisa membaca sabda dan karya-Nya, mukjizat dan wafat-bangkit-Nya sebagai wujud belaskasih Allah kepada umat manusia.
“Ketika Yesus melihat orang banyak yang mengikuti-Nya, tergeraklah hati-Nya oleh belaskasihan, karena mereka lelah dan terlantar, seperti domba yang tidak bergembala”. Demikian perikop panggilan para murid dibuka. Yesus tergerak hati oleh belaskasih, sehingga Dia memilih para murid yang akan membantu memperluas karya-Nya sehingga bisa mencakup lebih banyak orang untuk disapa dan diberi warta, untuk mengalami mukjizat Allah dan diselamatkan. Para murid sendiri mengalami panggilan mereka sebagai anugerah belaskasih Allah. Atas dasar itu mereka pun ingin membagikan belaskasih itu kepada orang lain. Demikianlah pula kita. Apapun yang layak kita syukuri dengan hidup kita, itu semua adalah anugerah belaskasih Allah. Maka, mari mengambil bagian dalam aneka gerakan belaskasih.
Romo Agus Suryana Gunadi, Pr