Kembali kita memasuki Bulan Mei. Dalam tradisi iman Gereja Katolik, bulan Mei erat terkait dengan devosi kepada Bunda Maria sebagai Putri Allah Bapa, Bunda Putra Allah yang menjadi manusia dalam diri Yesus Kristus, dan mempelai Roh Kudus. Dengan demikian, bersama Bunda Maria kita mengimani Tritunggal Mahakudus: Bapa, Putra, dan Roh Kudus. Itulah yang kita daraskan setiap kali kita mendaraskan Rosario Suci.
Di awal doa Rosario Suci kita berseru dengan penuh cinta dan hormat untuk memberi salam kepada Bunda Maria. Pertama, kita berseru, “Salam Putri Allah Bapa!” Kedua, kita berseru, “Salam Bunda Allah Putra!” Ketiga, kita berseru, “Salam Mempelai Allah Roh Kudus!” Itulah jatidiri Bunda Maria dalam perspektif iman Katolik.
Sebagai putri-putra Bapa, yang mengimani Tritunggal Mahakudus, kita pun menerima Bunda Maria dengan penuh hormat dan cinta. Karenanya, umat Katolik tidak pernah menyembah Bunda Maria. Apalagi menggantikan penyembahan kita kepada Bapa, Putra, dan Roh Kudus. Justru yang terjadi adalah, bersama Bunda Maria, kita semua mengimani Tritunggal Mahakudus: Bapa, Putra, dan Roh Kudus!
Dalam iman itulah kita memasuki Bulan Mei sebagai Bulan Maria. Gereja Katolik mendedikasikan Bulan Mei sebagai Bulan Maria justru karena kita ingin menghayati iman kita secara lebih intensif bersama Bunda Maria untuk semakin mengasihi Tritunggal Mahakudus. Itulah sebabnya, selama Bulan Mei, setiap tindakan devotif kita, yakni devosi kepada Bunda Maria, tidak berhenti pada Bunda Maria sebagai subjek devosi. Devosi itu membawa kita kepada iman yang semakin hidup, indah, dan berbuah bersama Bunda Maria!
Kenyataan iman menunjukkan kepada kita, betapa Tritunggal Mahakudus sangat mengasihi Bunda Maria. Itulah sebabnya, Allah Bapa memilih Bunda Maria untuk mengandung dan melahirkan Putra Allah yang Mahatinggi yang menjadi manusia dalam Yesus Kristus. Bunda Maria diimani sebagai mempelai Roh Kudus, sebab atas kehendak Allah Bapa, Bunda Maria mengandung Putra-Nya dari kuasa Roh Kudus (lihat Lukas 1:30-35). Dalam teks tersebut dengan sangat jelas disebutkan, “Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus. Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. …. Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah!”
Sangat jelas disebut unsur Trinitaris Tritunggal Mahakudus dalam teks tersebut. Allah Yang Mahatinggi tidak lain adalah Allah Bapa. Yesus Kristus adalah Anak Allah. Roh Kudus merupakan kuasa dan daya dari Bapa yang membuat Maria mengandung dan melahirkan Anak Allah yang dinamai Yesus. Dengan semua itu, Maria mendapat kasih karunia Allah sendiri menjadi Putri Allah Bapa, Bunda Putra Allah, dan mempelai Roh Kudus!
Kita semua bersyukur boleh mengimani Tritunggal Mahakudus bersama Bunda Maria dengan suasana cinta kasih dan semangat kekeluargaan surgawi tersebut. Semoga setiap devosi yang kita hayati dan kembangkan selama Bulan Mei ini membuat kita semakin mengalami berkat kasih surgawi sebagai Keluarga Besar Kerajaan Allah bersama Bunda Maria dalam iman kepada Tritunggal Mahakudus: Bapa, Putra, dan Roh Kudus. Amin.
“Salam Maria, penuh rahmat, Tuhan sertamu. Terpujilah engkau di antara wanita, dan terpujilah Buah Tubuhmu Yesus. Santa Maria, Bunda Allah, doakanlah kami yang berdosa ini, sekarang dan waktu kami mati. Amin!”
Salam Peradaban Kasih Ekologis!
Salam INSPIRASI, Lentera yang Membebaskan!
Berkah Dalem!
Aloys Budi Purnomo Pr