Renungan Harian 20 Maret 2023

Hari ini adalah hari raya St. Yosef. Sebenarnya, setiap tahun dilaksanakan pada tanggal 19 Maret, namun karena tahun ini tanggal 19 Maret jatuh pada hari minggu, perayaannya dipindahkan ke tanggal 20 Maret.

Mengapa demikian? Pertama, hari minggu tetap dirayakan sebagai hari minggu. Kedua, Santo Yosef punya peranan yang besar dalam kehidupan keluarga Nazaret, sehingga pantas mendapatkan penghormatan yang meriah dan ketiga, supaya umat Allah dapat turut ambil bagian dalam ucapan syukur dalam ekaristi mulia.

Dalam 2Sam 7: 4-5a.12-14a.16 dikisahkan: “Pada malam itu datanglah firman TUHAN kepada Natan, demikian: “Pergilah, katakanlah kepada hamba-Ku Daud: “Bila umurmu sudah genap dan engkau telah mendapat perhentian bersama-sama dengan nenek moyangmu, Aku akan membangkitkan keturunanmu yang kemudian, anak kandungmu.

Dan Aku akan mengokohkan kerajaannya. Dialah yang akan mendirikan rumah bagi nama-Ku dan Aku akan mengokohkan takhta kerajaannya untuk selama-lamanya. Aku akan menjadi Bapanya, dan ia akan menjadi anak-Ku. Keluarga dan kerajaanmu akan kokoh untuk selama-lamanya di hadapan-Ku, takhtamu akan kokoh untuk selama-lamanya.”

Paulus melalui Rom 4: 13.16-18,22 menyapa umatnya: “Saudara-saudara, bukan karena hukum Taurat telah diberikan janji kepada Abraham dan keturunannya, bahwa ia akan memiliki dunia, tetapi karena kebenaran, berdasarkan iman.

Kebenaran berdasarkan iman merupakan kasih karunia, sehingga janji itu berlaku bagi semua keturunan Abraham, bukan hanya bagi mereka yang hidup dari hukum Taurat, tetapi juga bagi mereka yang hidup dari iman Abraham.

Abraham adalah bapa kita semua, —seperti ada tertulis: “Engkau telah Kutetapkan menjadi bapa banyak bangsa” — di hadapan Allah yang kepada-Nya ia percaya, yaitu Allah yang menghidupkan orang mati dan yang menjadikan dengan firman-Nya apa yang tidak ada menjadi ada.

Sekalipun tidak ada dasar untuk berharap, Abraham berharap juga dan percaya, bahwa ia akan menjadi bapa banyak bangsa, menurut yang telah difirmankan: “Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu.” Karena itu hal ini diperhitungkan kepadanya sebagai kebenaran.

Matius dalam injilnya (Mat 1:16.18-21.24a) mewartakan: “Menurut silsilah Yesus Kristus, Yakub memperanakkan Yusuf suami Maria, yang melahirkan Yesus yang disebut Kristus. Kelahiran Yesus Kristus adalah seperti berikut: Pada waktu Maria, ibuNya, bertunangan dengan Yusuf, ternyata ia mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami-isteri.

Karena Yusuf suaminya, seorang yang tulus hati dan tidak mau mencemarkan nama isterinya di muka umum, ia bermaksud menceraikannya dengan diam-diam. Tetapi ketika ia mempertimbangkan maksud itu, malaikat Tuhan nampak kepadanya dalam mimpi.

Malaikat itu berkata: “Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus. Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka.”

Sesudah bangun dari tidurnya, Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan itu kepadanya.

Hikmah yang dapat kita petik:

Satu, dalam kitab kedua Samuel telah dinubuatkan, bahwa Allah akan mengutus “Orang Penting untuk menebus dosa manusia” yang lahir dari keturunan Daud. Allah sendiri akan menjadi Bapa-Nya, dan Dia menjadi Anak-Nya. Orang Penting adalah Yesus.

Untuk sampai pada Orang Penting dalam rangka penebusan dosa, dibutuhkan perjalanan panjang dan melibatkan banyak orang. Semoga kita pun mau melibatkan banyak orang untuk mewujudkan cita-cita, dan menghadirkan keselamatan Tuhan. Tidak mungkin kita bekerja sendirian.

Dua, Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan kepadanya. Dia tulus, lurus hati dan melakukannya dengan setia dan tanpa protes. Dia percaya bahwa apa yang disabdakan Tuhan sungguh baik dan membawa kebahagiaan.

Hendaknya kita pun demikian. Amin.

Mgr Nico Adi MSC

Bagikan:

Recommended For You

About the Author: redinspirasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *